المبادئ المفيدة
في التوحيد والفقه والعقيدة
DASAR-DASAR YANG BERFAEDAH
TENTANG
TAUHID, FIQIH DAN AQIDAH
Penulis:
الشيخ الفقيه
العلامة المحدث
أبي عبد الرحمن
يحيى بن علي الحجوري
حفظه الله
ASY-SYAIKH
AL-FAQIH AL-'ALLAMAH AL-MUHADDITS
Abu
Abdirrohman Yahya bin Ali Al-Hajuriy
Semoga
Alloh menjaganya
MAKTABAH
ABIL 'ABBAS
www.assaabiquunalawwaluun.blogspot.com
Judul:
المبادئ
المفيدة في التوحيد والفقه والعقيدة
DASAR-DASAR YANG BERFAEDAH TENTANG TAUHID, FIQIH DAN AQIDAH
Penulis:
الشيخ الفقيه العلامة المحدث أبي عبد الرحمن يحيى بن علي الحجوري حفظه الله
ASY-SYAIKH AL-FAQIH AL-'ALLAMAH AL-MUHADDITS
Abu Abdirrohman Yahya bin Ali Al-Hajuriy
Semoga Alloh menjaganya
Penerjemah:
محمد الأمين بن نور الدين الأمبوني رحِمه الله
Muhammad Al-Amin bin Nurdin Al-Amboniy
Semoga Alloh merohmatinya
وأبي أحمد بن سليم اللّمبوري عفا الله عنه
Dan Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Semoga Alloh mengampuninya
Cetakan Ketiga/27 Dzul Qo'dah/1434
Penerbit:
Maktabah
Abil 'Abbas
www.assaabiquunalawwaluun.blogspot.com
المبادئ المفيدة في التوحيد والفقه
والعقيدة
بسم الله الرحمن الرحيم
"Dengan nama
Alloh yang (الرحمن) Maha Pengasih lagi (الرحيم) Maha
Penyayang".
PENDAHULUAN
Puji
syukur kepada Alloh dengan pujian yang banyak dan baik serta berberkah
pada-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali
Alloh satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwasanya
Muhammad adalah hamba-Nya sekaligus Rosul-Nya. Kemudian sesudah itu:
Alloh (تعالى)
berkata:
﴿أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ
يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا
نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آَبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ﴾ [البقرة: 133].
"Apakah
kalian hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) kematian, ketika beliau
berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang akan kalian sembah
sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Robbmu dan Robb
bapak-bapakmu, Ibrohim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) إِلَهًا وَاحِدًا (Sesembahan
Yang Maha Satu) dan kami berserah diri hanya kepada-Nya".
(Al-Baqoroh: 133).
Dan
telah shohih sebuah hadits dari Ibnu 'Abbas semoga Alloh meridhoinya,
beliau berkata: Aku berboncengan bersama Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) pada suatu
hari, lalu Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«يَا غُلامُ إِنِّي
مُعَلِّمُكُ كَلِمَاتٍ فَاحْفَظْهُنَّ, احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ
اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ, وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ, وَإِذَا
اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ, وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعُوا
عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ
لَكَ, جَفَّتِ الأَقْلامُ وَطُوِيَتِ الصُّحُفُ».
“Wahai ghulam (anak remaja), bahwasanya aku ingin mengajarimu
dengan beberapa kalimat: Jagalah Alloh niscaya Dia akan menjagamu, jagalah
Alloh niscaya kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika kamu meminta maka
mintalah kepada Alloh dan bila kamu meminta pertolongan maka mintalah
pertolongan kepada Alloh. Dan ketahuilah! bahwasanya, walaupun umat ini bersatu
untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu maka tidaklah bisa mereka
memberimu manfaat kecuali dengan sesuatu yang Alloh telah menulis
(menetapkan)nya bagimu. Dan kalaulah mereka semuanya bersatu untuk memberikan madhorat
dengan sesuatu kepadamu maka niscaya
mereka tidak akan sanggup memberi madharat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang
telah Alloh menulis (menetapkan)nya kepadamu, telah diangkat pena-pena dan
telah ditutup lembaran-lembaran".
Ayat dan hadits tersebut, serta
dalil yang semisal itu merupakan asas di dalam memberi bimbingan untuk
anak-anak dan ini adalah kalimat yang mencakup tauhid kepada Alloh (عَزَّ وَجَلَّ),
bimbingan tentang beribadah kepada-Nya, penjagaan batasan hukum-hukum-Nya,
bertawakal kepada-Nya, beriman kepada taqdir (ketetapan)-Nya yang baik dan yang
buruk, maka pengarahan semacam itu merupakan pendidikan yang benar. Diharapkan
bagi siapa yang tumbuh di atas dasar pendidikan seperti itu, dia termasuk dari
sebaik-baik hamba dari hamba-hamba Alloh. Dari apa-apa yang mendorongku menulis
untuk anak-anak (putra-putri)ku –aku memohon kepada Alloh untuk memperbaiki
keadaan mereka dan memperbaiki keadaan perantara mereka- Ini adalah kalimat
yang ringkas dalam pelajaran tentang TAUHID, AQIDAH dan FIQIH,
yang isinya penuh dengan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Aku
mengharap dari Alloh (عَزَّ وَجَلَّ) agar dapat memberikan manfaat kepada anak-anak (putra-putri)
semuanya dengan tulisan ini serta suluruh anak-anak kaum muslimin.
Ditulis
oleh Abu Abdirrohman Yahya Al-Hajuriy pada bulan Rojab tahun 1425 (seribu empat
ratus dua puluh lima) Hijriyah An-Nabawiyyah, shalawat dan salam kepadanya.
بسم الله الرحمن الرحيم
1. Jika
dikatakan kepadamu: Siapa yang menciptakanmu? Maka kamu katakan: Yang
menciptakanku adalah Alloh, dan Dia yang telah menciptakan semua
makhluk-makhluk, dan dalilnya adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ﴾ [الزمر: 62].
"Alloh
yang menciptakan segala sesuatu". (Az-Zumar:
62).
2. Jika dikatakan kepadamu: Siapa Robbmu? Maka kamu
katakan: Alloh Robbku dan Robb segala sesuatu, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا
وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ﴾ [الأنعام: 164].
"Katakanlah:
"Apakah aku akan mencari Robb selain Alloh, padahal Dia adalah Robb segala
sesuatu?". (Al-An'am:
164). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ﴾ [الفاتحة: 2].
"Segala
puji bagi Alloh, Robb semesta alam".
(Al-Fatihah: 2).
3. Jika dikatakan
kepadamu: Untuk apa Alloh menciptakanmu? Maka kamu katakan: Alloh menciptakan
kami untuk beribadah kepada-Nya, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تعالى):
﴿وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ﴾ [الذاريات: 56].
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka beribadah kepada-Ku". (Adz-Dzariyat: 56).
4. Jika dikatakan
kepadamu: Apa agamamu? Maka kamu katakan: Agamaku adalah Islam yang haq (benar),
dan dalilnya
adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ﴾ [آل عمران: 19].
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Alloh
hanyalah Islam". (Ali Imron: 19). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ
بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَق﴾ [التوبة: 33].
"Dialah yang telah mengutus Rosul-Nya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar". (At-Taubah: 33).
﴿وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ
دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾ [آل عمران: 85].
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi". (Ali Imron: 85)([1]).
5. Jika dikatakan
kepadamu: Siapa nabimu? Maka kamu katakan: Nabiku dan nabi semua umat ini, dia
adalah Muhammad (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ
رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّين﴾ [الأحزاب: 40].
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rosululloh dan penutup
nabi-nabi". (Al-Ahzab: 40). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِين﴾ [الجمعة: 2].
"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rosul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan
mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah).
Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata". (Al-Jum'ah: 2). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿فَآَمِنُوا
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُون﴾ [الأعراف: 158].
"Maka berimanlah kalian kepada Alloh dan Rosul-Nya, nabi
yang ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kalian mendapat petunjuk".
(Al-A'rof: 158). (Lihat pertanyaan no. 8).
6. Jika dikatakan kepadamu: Apa permulaan yang wajib
diketahui oleh seorang hamba? Maka kamu katakan: Mempelajari tauhid
(mengesakan) Alloh (عَزَّ وَجَلَّ),
dan dalilnya
adalah hadits Ibnu 'Abbas semoga Alloh meridhoi keduanya,
beliau berkata: Tatkala Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mengutus
Mu'adz bin Jabal ke Yaman, maka Beliau (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata
kepadanya:
«إِنَّكَ
تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ
إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى».
"Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari
kalangan ahlil kitab, maka hendaklah engkau memulai mendakwahi mereka agar
mentauhidkan Alloh (تعالى)".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim, dan ini adalah lafazh Al-Bukhoriy.
7. Jika dikatakan
kepadamu: Apa makna لا إله إلا الله? Maka kamu
katakan: Maknanya adalah tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali
Alloh, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ﴾ [محمد: 19].
"Ketahuilah bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq
disembah kecuali Alloh". (Muhammad: 19). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقّ﴾ [الحج: 6].
"Yang demikian itu, karena sesungguhnya Alloh, Dialah
(sesembahan) yang haq (untuk disembah)".
(Al-Hajj: 62).
8. Jika dikatakan
kepadamu: Apa makna محمد رسول الله? Maka kamu
katakan: Maknanya bahwasanya beliau adalah utusan Alloh kepada manusia
seluruhnya, baik dari kalangan jin([2])
ataupun dari kalangan manusia, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً
لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ﴾ [سبأ: 28].
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui".
(Saba': 28). Dan dari Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya bahwasanya
Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ) berkata:
«وَأُرْسِلْتُ
إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً».
"…..Aku diutus kepada para makhluk seluruhnya".
Diriwayatkan oleh Muslim.
Dan
wajib bagi kita semua untuk mentaatinya, membenarkannya dan menjauhi apa saja
yang beliau larang, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ﴾ [النور: 54].
"Katakanlah: "Taatlah kalian kepada Alloh dan taatlah
kepada Rosul". (An-Nur: 54). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ
الْمُرْسَلُونَ﴾ [يس: 52].
"Inilah yang dijanjikan oleh الرَّحْمَنُ (Yang Maha Pengasih) dan benarlah
Rosul-rosul(Nya)". (Yasiin: 52). Dan dari Abu Huroiroh semoga Alloh
meridhoinya, beliau berkata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«مَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْه فَاجْتَنِبُوهُ، وَ مَا أَمَرْتُكُمْ بِه فَأْتُوا مِنْهُ مَا
اسْتَطَعْتُمْ».
"Apa saja yang aku larang untuk kalian maka wajib bagi
kalian untuk menjauhinya, dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka
laksakanlah semampu kalian". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
9. Jika dikatakan
kepadamu: Apa hak Alloh atas hamba-Nya? Maka kamu katakan: Hak Alloh atas
hamba-Nya yaitu mereka beribadah kepada-Nya dan mereka tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun, dan
dalilnya adalah hadits Mu'adz bin Jabal bahwasanya
Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ
يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ
أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا».
"Haq Alloh atas seorang hamba yaitu mereka beribadah
kepada-Nya dan mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan
haq hamba atas Alloh yaitu Alloh tidak akan mengazab siapa saja yang tidak
berbuat syirik (menyekutukan)-Nya". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan
Muslim.
10. Jika dikatakan kepadamu: Apa itu syirik? Maka kamu
katakan: Syirik adalah beribadah kepada selain Alloh, apa saja yang dianggap
sebagai ibadah kepada Alloh (عَزَّ وَجَلَّ)
kemudian memalingkannya kepada selain Alloh maka dia adalah syirik, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تعالى):
﴿وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا﴾ [النساء: 36].
"Beribadahlah kepada Alloh dan janganlah kalian
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun".
(An-Nisa': 36).
11. Jika dikatakan kepadamu: Apa hukum menggambar
makhluk bernyawa? Maka kamu katakan: Menggambar makhluk bernyawa termasuk dari
dosa-dosa besar, dan
dalilnya adalah hadits Ibnu Mas'ud semoga Alloh
meridhoinya, bahwasanya Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِنَّ
أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ».
"Sesungguhnya orang yang paling pedih siksaannya pada
hari kiamat adalah tukang gambar (makhluk bernyawa)". Muttafaqun
'Alaih.
Dan
dalam hadits Juhaifah semoga Alloh meridhoinya, beliau berkata:
"نَهَى
النَّبِىُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ، وَثَمَنِ
الدَّمِ.... وَلَعَنَ الْمُصَوِّرَ".
"Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) melarang dari
harga (jual beli) anjing, dan harga (jual beli) darah….. dan telah melaknat
para pembuat gambar (makhluk bernyawa)". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy.
12.
Jika dikatakan kepadamu: Apa hubungan antara
gambar makhluk bernyawa dengan syirik? Maka kamu katakan: Sesungguhnya
menggambar makhluk bernyawa menyebabkan orang yang menggambar menyaingi (Alloh) dan berbuat syirik kepada
Alloh (عَزَّ وَجَلَّ)
dalam hal tersebut, dan
dalilnya adalah hadits Aisyah semoga Alloh
meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«أَشَدُّ
النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُضَاهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ».
"Orang yang paling pedih azabnya pada hari kiamat adalah
orang-orang yang menyaingi ciptaan Alloh". Diriwayatkan oleh
Al-Bukhoriy dan Muslim. Dan hadits Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya
bahwasanya Nabi (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: Alloh (تعالى)
berkata:
«وَمَنْ
أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِى.... ».
"Siapa yang lebih zhalim dari pada orang yang
mencoba-coba membuat ciptaan seperti ciptaan-Ku?....". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
13.
Jika dikatakan kepadamu: Apa pengertian
Ibadah? Maka kamu katakan: Ibadah adalah suatu nama yang mencakup seluruh
apa-apa yang Alloh mencintainya dan meridhainya, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تعالى):
﴿إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ
عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ﴾ [الزمر: 7].
"Jika kalian kafir maka sesungguhnya Alloh tidak
membutuhkan kalian dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-hamba-Nya; dan
jika kalian bersyukur, niscaya Dia meridhai bagi kalian kesyukuran kalian
itu". (Az-Zumar: 7).
14. Jika dikatakan kepadamu: Dimana Alloh? Maka
kamu katakan: Alloh di atas langit, beristiwa' di atas 'Arsy-Nya, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تعالى):
﴿أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ
يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ﴾ [الملك: 16].
"Apakah kalian merasa aman terhadap Alloh yang (berkuasa)
di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kalian, sehingga
dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?". (Al-Mulk:
16). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى﴾ [طه: 5].
" الرَّحْمَنُ (Yang Maha
Pengasih) beristiwa' di atas 'Arsy". (Thohaa: 5). Dan hadits Abu
Huroiroh semoga Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ
يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ
مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ».
"Robb kita (تَبَارَكَ وَتَعَالَى) turun setiap malam ke langit dunia,
tatkala 1/3 (sepertiga) akhir malam Dia berkata: Barang siapa yang berdoa
kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya, dan barang siapa yang meminta kepada-Ku
maka Aku akan memberinya, dan barang siapa berirtighfar kepada-Ku maka Aku akan
mengampuninya". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy
dan Muslim. Dan turun keberadaannya dari atas.
15. Jika dikatakan kepadamu: Apakah Alloh bersama
kita? Maka kamu katakan: Alloh (عَزَّ وَجَلَّ)
bersama kita dengan ilmu-Nya, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ﴾ [الحديد: 4] .
"Dan Dia bersama kalian dimana pun kalian berada".
(Al-Hadid: 4). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي
الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ﴾ [الأنعام: 3].
"Dan Dialah Alloh (yang disembah), baik di langit maupun di
bumi; Dia mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian tampakkan
dan Dia mengetahui (pula) apa yang kalian usahakan". (Al-An'am:
3). Berkata Ibnu Katsir: Yang dimaksud bahwasanya Alloh mengetahui segala
sesuatu yang di langit dan di bumi dari yang rahasia dan yang tampak".
16. Jika dikatakan kepadamu: Apa pengertian Islam?
Maka kamu katakan: Islam adalah berserah diri kepada Alloh dengan tauhid dan
tunduk kepada-Nya dengan ketaatan dan membersihkan diri dari syirik, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تعالى):
﴿فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ
أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ﴾ [الحج: 34].
"Maka sesembahan kalian adalah إِلَهٌ وَاحِدٌ (sesembahan yang satu), karena itu berserah dirilah kalian
kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk (kepada
Alloh)". (Al-Hajj: 34). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: 102].
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh
dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian mati
melainkan dalam keadaan berislam".
(Ali Imron: 102).
17. Apabila dikatakan kepadamu: Apakah
agama Islam telah sempurna, ataukah masih membutuhkan penyempurnaan? Maka kamu
katakan: Islam adalah agama yang telah sempurna, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تعالى):
﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا﴾ [المائدة: 3].
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama
kalian, dan telah Aku cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhoi
Islam sebagai agama bagi kalian".
(Al-Maidah: 3).
18.
Jika dikatakan kepadamu: Dari mana seorang
muslim mengambil (mempelajari) agamanya? Maka kamu katakan: Seorang muslim
mempelajari agamanya dari Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafush Sholih,
dan dalilnya
adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ﴾ [العنكبوت: 51].
"Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami
telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) sedang yang dibacakan kepada
mereka?". (Al-'Ankabut: 51). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ﴾ [النساء: 59].
"Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Alloh (Al-Quran) dan Rosul (As-Sunnah), jika kalian benar-benar beriman
kepada Alloh dan hari akhir". (An-Nisa': 59).
Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ *
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا
الضَّالِّينَ﴾ [الفاتحة: 6، 7].
"Tunjukilah kepada kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
orang-orang yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
(Al-Fatihah: 6-7). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ
مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ
مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا﴾ [النساء: 115].
"Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, maka Kami
biarkan dia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami
masukkan ia ke dalam neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali". (An-Nisa': 115). Dan lihat hadits
yang setelah ini.
19. Jika dikatakan kepadamu: Apakah
aqidahmu? Maka kamu katakan: Aqidahku adalah sunniy, salafiy, dan dalilnya adalah hadits
Irbadh bin Sariyah semoga Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«فَعَلَيْكُمْ
بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا
بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ
فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ».
"Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan
sunnahku dan sunnah al-khulafa'ur rasyidin (pemimpin yang terbimbing) yang
diberi petunjuk dan berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah kuat-kuat sunnah
tersebut dengan gigi geraham, dan waspadalah dari perkara baru [yang di
ada-adakan dalam agama]. Maka sesungguhnya semua perkara baru itu adalah bid'ah
dan setiap kebid'ahan adalah sesat". Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
selainnya) dan ini adalah hadits hasan.
20. Jika dikatakan kepadamu: Siapakah awal rasul
(yang diutus) kepada penduduk bumi dan siapa yang terakhir dari mereka? Maka
kamu katakan: Yang pertama dari mereka diutus sebagai rasul adalah Nuh 'Alaihis
Salam, dan yang terakhir dari mereka adalah nabi yang paling utama yaitu
Nabi kita Muhammad (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), dengan diutusnya beliau adalah sebagai tanda kecil yang
pertama (tentang) hari kiamat dan wajib bagi kita untuk mengimani para rasul
itu semuanya, dan
dalilnya adalah hadits Abu Huroiroh semoga Alloh
meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata
tentang ahli mahsyar (orang-orang yang bekumpul di padang mahsyar) pada
hari kiamat:
«فَيَأْتُونَ
نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ ،
وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا».
"Lalu mereka datang kepada Nuh dan mereka berkata: Wahai
Nuh engkau adalah rasul yang pertama yang diutus kepada penduduk bumi dan Alloh
telah menamaimu dengan hamba yang bersyukur". Diriwayatkan oleh
Al-Bukhoriy dan Muslim. Dan dalil bahwasanya akhir dari mereka (para nabi dan rosul)
itu adalah Muhammad (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ
رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ﴾ [الأحزاب: 40].
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki diantara kalian, tetapi beliau adalah Rosululloh dan penutup para nabi".
(Al-Ahzab: 40). Dan hadits Tsauban semoga Alloh meridhoinya bahwasanya
Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«وَأَنَا
خَاتِمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِىَّ بَعْدِى».
"Dan aku adalah penutup para nabi dan tidak ada nabi
setelahku". Diriwayatkan oleh Muslim.
Dan
dalil bahwasanya beliau adalah nabi yang paling utama adalah hadits Abu
Huroiroh semoga Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«أَنَا
سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَة».
"Aku adalah tuan (pemimpin) manusia pada hari kiamat".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim. Dan dalil bahwasanya beliau adalah
tanda pertama tentang hari kiamat adalah hadits Sahl bin Sa'd semoga Alloh
meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«بُعِثْتُ
أَنَا وَالسَّاعَةَ كَهَاتَيْنِ». وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى.
"Aku diutus dan (datangnya) hari kiamat seperti dua ini".
Dengan mengisyaratkan kedua jarinya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Dan wajib bagi kita untuk mengimani mereka (para nabi dan rasul) itu semua dan
barang siapa mengingkari salah seorang dari mereka maka sungguh dia telah
mengingkari mereka semua, dengan dalil perkataan Alloh (تعالى):
﴿آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ﴾ [البقرة: 285].
"Rosul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya
dari Robbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada
Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rosul-rosul-Nya. (mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang
lain) dari rosul-rosul-Nya". (Al-Baqoroh:
285). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ
وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ
نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ
ذَلِكَ سَبِيلًا * أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا
لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا﴾ [النساء:150، 151].
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Alloh dan
rosul-rosul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Alloh
dan rosul-rosul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebagian
dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan
perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau
kafir)". Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan".
(An-Nisa': 150-151) ([3]).
21. Jika dikatakan kepadamu: Apa yang didakwahkan
oleh para rosul kepada segenap manusia? Maka kamu katakan: Mereka menda'wahkan
untuk beribadah hanya kepada Alloh saja dan tidak membuat tandingan-tandingan
(syirik) dengan-Nya, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تعالى):
{وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ} [النحل: 36]
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rosul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah
thaghut". (An-Nahl: 36).
22. Jika dikatakan kepadamu: Apa pengertian tauhid
yang para rasul mendakwahkannya? Maka kamu katakan: Tauhid adalah mengesakan
Alloh dalam beribadah, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا﴾ [النساء: 36].
"Dan sembahlah Alloh dan janganlah kalian
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun".
(An-Nisa': 36). Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ﴾.
"Katakanlah: "Dia-lah Alloh adalah أَحَدٌ (Maha Satu)".
23.
Jika dikatakan kepadamu: Berapa macam tauhid
kepada Alloh (عَزَّ وَجَلَّ)?
Maka kamu katakan: Tiga macam:
Pertama:
Tauhid Ar-Rububiyyah.
Kedua:
Tauhid Al-Uluhiyyah.
Ketiga:
Tauhid Al-Asma' wa Shifat.
Dan dalilnya adalah
perkataan Alloh (تعالى):
﴿بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ﴾.
"Dengan menyebut nama Alloh الرَّحْمَنِ (Maha Pengasih) lagi الرَّحِيمِ (Maha Penyayang)".
﴿رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا
بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا﴾ [مريم: 65].
"Robb langit dan
bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh
hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang
sama dengan Dia (yang patut disembah)?!".
(Maryam: 65). Pada dua ayat tersebut terdapat padanya pembagian tiga tauhid
tersebut.
24. Jika dikatakan kepadamu: Apakah kebaikan yang
paling besar([4])
dan apakah kejelekan yang paling besar? Maka kamu katakan: Yang paling besarnya
kebaikan adalah tauhid kepada Alloh (عَزَّ وَجَلَّ) dan yang paling besarnya kejelekan
adalah syirik kepada Alloh (عَزَّ وَجَلَّ),
dan dalilnya
adalah perkataan Alloh (تعالى):
﴿إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ
بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ﴾ [النساء: 48].
"Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar". (An-Nisa': 48).
Dan perkataan-Nya (تعالى):
﴿فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ * وَلَا
صَدِيقٍ حَمِيمٍ * فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ﴾ [الشعراء: 100-102].
"Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at seorangpun, dan
tidak pula mempunyai teman yang akrab (paling dekat), maka sekiranya kita dapat
kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang
beriman". (Asy-Syu'ara': 100-102).
Dari
Anas bin Malik semoga Alloh meridhoinya, beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«شَفَاعَتِى
لأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِى».
"Syafa'atku untuk pelaku dosa besar dari kalangan umatku
(yang bertauhid)". Diriwayatkan oleh Ahmad dan ini
adalah hadits shohih.
Ini
menunjukan bahwa orang yang paling berbahagia dengan syafa'at Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah mereka
para pelaku dosa besar dari kalangan kaum muslimin, dan tidak ada syafa'at
untuk orang musyrik.
Dari
Jabir bin 'Abdillah semoga Alloh meridhoi keduanya beliau berkata:
Berkata Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«مَنْ
مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ
بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ».
"Barang siapa yang mati dan dia tidak menyekutukan Alloh
dengan sesuatu apapun maka dia akan
masuk Jannah (Surga). Dan barang siapa yang menyekutukan Alloh dengan sesuatu
apapun maka dia masuk neraka". Diriwayatkan oleh Muslim.
25. Jika dikatakan kepadamu: Ada berapa tingkatan
agama? Maka kamu katakan: Agama memiliki tiga tingkatan yaitu: Islam, Iman dan
Ihsan, dan
dalilnya adalah hadits hadits 'Umar bin Al-Khoththob
semoga Alloh meridhoinya dalam "Shahih Muslim" (no. 8),
pada hadits tersebut bahwa Jibril عليه السلام bertanya kepada Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) tentang
Islam, kemudian Iman dan kemudian Ihsan.
26. Jika dikatakan kepadamu: Berapa
rukun Islam? Maka kamu katakan: Rukun Islam ada 5 (lima), dan dalilnya adalah hadits
Abdulloh bin 'Umar semoga Alloh meridhoi keduanya bahwa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«بُنِىَ
الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ،
وَالْحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ».
"Islam dibangun di atas 5 (lima) perkara, yaitu: Persaksian
bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq untuk disembah kecuali Alloh dan bahwa
Muhammad adalah utusan Alloh, menegakan shalat, menunaikan zakat, haji, dan
puasa Romadhan". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan
Muslim.
27.
Jika dikatakan kepadamu: Apa itu iman? Maka
kamu katakan: Iman adalah pengucapan dengan lisan, keyakinan dengan qalbu
(hati), dan pengamalan dengan anggota tubuh. Dan iman itu bertambah dengan
ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan, dalil bahwasanya iman itu pengucapan
dengan lisan dan pengamalan dengan anggota tubuh adalah hadis Abu Huroiroh semoga Alloh
meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«الإِيمَانُ
بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ
وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ».
"Iman itu ada 70 (tujuh puluh) atau 60 (eman puluh)
tingkatan, tingkatan yang paling tertinggi adalah perkataan: Tidak ada
sesembahan yang berhaq kecuali Alloh dan yang paling rendahnya adalah
menyingkirkan gangguan dari jalan dan malu adalah bagian dari iman". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Dalil
bahwasanya iman adalah keyakinan dengan qolbu (hati) adalah hadits Umar
yang telah lewat pada "Rukun Iman" (no. 25) dan perkataan
Alloh (تعالى):
﴿وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ
كُنْتُمْ مُؤْمِنِين﴾ [المائدة: 23].
"Dan hanya kepada Alloh hendaknya kamu bertawakkal, jika
kamu benar-benar orang yang beriman".
(Al-Maidah: 23).
Dan dari hadits Anas bin Malik semoga
Alloh meridhoinya dari Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«آيَةُ الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ، وَآيَةُ
النِّفَاقِ بُغْضُ الأَنْصَارِ».
"Alamat keimanan adalah mencintai orang Anshar dan
alamat kemunafiqan dan benci (para shahabat) Anshar". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Dan dalil bahwasanya iman bertambah
dengan ketaatan adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا
ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ
زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ﴾ [الأنفال: 2].
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah jika
disebut nama Alloh gemeterlah hati-hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka. Dan kepada Robbnya mereka
bertawakal". (Al-Anfal: 2). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي
قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ﴾ [الفتح: 4].
"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan di dalam
hati-hati orang yang beriman, supaya iman mereka bertambah di samping keimanan
(yang ada) pada mereka".(Al-Fath: 4). Dan
perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آَمَنُوا إِيمَانًا﴾ [المدثر: 31].
"Dan orang-orang yang beriman bertambah keimanannya".
(Al-Mudatstsir: 31).
Dan dalil bahwasanya keimanan
berkurang dengan maksiat adalah dalil-dalil yang menunjukan bertambahnya
keimanan, karena sesungguhnya keimanan sebelum bertambah maka sebelum itu dalam
keadaan berkurang, berkata Al-Imam Al-Bukhoriy dalam "Kitabul Iman"
dalam "Shohihnya" (Bab: 33): Jika meninggalkan sesuatu dari
keimanan maka dia berkurang.
Dan hadits tingkatan keimanan yang
baru saja kami sebutkan, dan hadits Abu Sa'id Al-Khudriy bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ».
"Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran maka
hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, dan apabila dia tidak mampu maka
dengan lisannya dan bila tidak mampu maka dengan qalbu (hati)nya, dan yang
demikian itu yang selemah-lemahnya keimanan". (Diriwayatkan oleh Muslim).
Pad hadits ini menunjukan bahwa mengingkari kemungkaran adalah termasuk dari
keimanan.
28. Jika dikatakan kepadamu: Ada berapa rukun
iman? Maka kamu katakan: Rukun iman ada 6 (enam) dan dalilnya adalah hadits
Umar bin Khoththob dalam "Shohih Muslim" bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) ditanya oleh
Jibril (عليه السلام) tentang iman
maka beliau menjawab:
«أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ».
"Engkau beriman kepada Alloh, Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya
dan Rosul-rosul-Nya dan hari akhir serta beriman kepada takdir yang baik dan
yang buruk. Berkata Jibril (عليه السلام): Engkau benar".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari Abu Huroiroh.
29. Jika dikatakan kepadamu: Apa pengertian ihsan
antara seorang hamba dengan Robbnya? Maka kamu katakan: Ihsan adalah engkau
beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya meskipun engkau tidak
melihat-Nya maka yakinlah bahwasanya Dia melihatmu, sebagaimana hadist Umar bin
Al-Khoththob dalam "Shohih Muslim" (no. 8).
30. Jika dikatakan kepadamu: Apa hukum
mencela Alloh, mencela Rasul-Nya dan mencaci maki agamanya atau mengolok-olok?
Maka kamu katakan: Perbuatan ini adalah perbuatan kufur akbar (perbuatan
kekafiran yang paling besar), barang siapa yang sengaja maka dia telah keluar
dari agama Islam, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ
كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ * لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾ [التوبة: 65، 66].
"Katakanlah (wahai Muhammad): Apakah terhadap Alloh,
Ayat-ayat-Nya dan Rosul-rosul-Nya kalian mengolok-olok. Dan tidak ada udzur
(alasan) bagi kalian, kalian telah kafir setelah keimanan kalian".
(At-Taubah: 65-66)([5]).
31. Jika dikatakan kepadamu: Apa balasan
bagi orang-orang yang beriman dan apa balasan bagi orang-orang yang kafir pada
hari kiamat nanti? Maka kamu katakan: Balasan bagi orang-orang beriman adalah Jannah
(Surga) di puncak yang paling tinggi, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ * جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ
جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ﴾ [البينة: 7-8].
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Robb
mereka adalah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya. Alloh ridho kepada mereka dan merekapun ridho
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Robbnya". (Al-Bayyinah: 7-8).
Dan
balasan bagi orang-orang yang kafir adalah neraka yang paling dangkal, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ
جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ
عَذَابِهَا كَذَلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ﴾ [فاطر: 36].
"Dan
orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. mereka tidak dibinasakan
sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya.
Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir".
(Fathir: 36).
Dan dalil bahwa balasan bagi
orang-orang beriman adalah Jannah (Surga) di puncak yang paling tinggi
adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿وَلَقَدْ رَآَهُ نَزْلَةً أُخْرَى *
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى * عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى﴾ [النجم: 13-15].
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya
ada surga tempat tinggal". (An-Najm: 13-15).
Dan
dalil bahwa balasan bagi orang-orang yang kafir adalah neraka yang paling
dangkal, dan
dalilnya adalah hadits Baro' bahwa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata dalam
satu riwayat yang diriwayatkan langsung dari Robbnya (عَزَّ وَجَلَّ):
«اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِى سِجِّينٍ فِى الأَرْضِ
السُّفْلَى».
"Tulislah kalian catatan hamba-Ku di Sijjin di bagian
bumi yang paling bawah". (Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dalam "Al-Musnad"
dan ini adalah hadits shohih).
Dan kita tidak memastikan bagi
seseorang dia masuk jannah (surga) atau masuk naar (neraka)
kecuali telah dipastikan oleh dalil, dengan perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ﴾ [الإسراء: 36].
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
ilmu (pengetahuan tentangnya)".
(Al-Isro': 36).
32. Apabila dikatakan kepadamu: Berapakah jumlah
negri (tempat tinggal manusia)? Maka
kamu katakan: Jumlah alam ada 3 (tiga):
Pertama: Alam dunia yang fana
(tidak kekal), dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ﴾ [آل عمران: 185].
"Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang menipu". (Ali Imron: 185).
Kedua: Alam Barzakh
(kubur), dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ﴾ [المؤمنون: 100].
"Dan di hadapan mereka ada barzakh (kubur) sampai hari
mereka dibangkitkan". (Al-Mu'minun: 100).
Ketiga: Alam Qaraar
(akhirat), dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى)
dalam mengkhabarkan tentang orang yang beriman dari keluarga Fir'aun:
﴿يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ﴾ [غافر: 39] .
"Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal".
(Ghofir: 39).
33. Jika dikatakan kepadamu: Tempat apakah yang
pertama kali di lewati di akhirat? Maka kamu katakan: Tempat yang pertama kali
dilewati di akhirat adalah kubur, dan dalilnya adalah hadits Utsman bin
'Affan semoga Alloh meridhoinya, bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِنَّ الْقَبْرَ
أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ
وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ».
"Sesungguhny kubur adalah
awal tempat di akhirat, apabila selamat darinya maka yang setelahnya
akan mudah. Dan bila tidak selamat darinya maka setelahnya akan lebih parah
(azabnya) dari sebelumnya". Diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Dan ini adalah hadits hasan.
34.
Apabila dikatakan kepadamu: Apa keyakinanmu
tentang azab kubur dan kenikmatannya?. Maka kamu katakan: Aku berkeyakinan
bahwasanya azab kubur dan kenikmatannya adalah benar bagi siapa yang
melewatinya, dan
dalilnya adalah hadits 'Aisyah semoga Alloh
meridhoinya bahwasanya dia bertanya kepada Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) tentang azab
kubur maka Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mengatakan:
«عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ».
"Azab kubur adalah haq (benar adanya)". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim. Dan ini adalah lafadz Al-Imam Al-Bukhariy. Dan
dari 'Aisyah bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) meminta
perlindungan (kepada Alloh) dari fitnah dan azab kubur, dan berlindung dari
fitnah Al-Masih Dajjal. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Pada dalil tersebut penetapan adanya
azab kubur, fitnah kubur, dan adanya fitnah Dajjal yang besar.
Dan dalil tentang adanya kenikmatan
kubur adalah hadits Al-Baro' yaitu:
«وأَما المِؤمن فيقال: أَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ
وَافْتَحُوا لَهُ بَاباً إِلَى الْجَنَّةِ, فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا
وَيُفْسَحُ لَهُ فِى قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ».
"Dan adapun orang-orang yang beriman maka dikatakan kepada
mereka: Pakaikanlah kepadanya pakaian dari surga, bukakanlah kepadanya pintu ke
surga dan datangkan kepadanya minyak wangi dan wewangian (yang harum) serta
luaskan baginya kuburnya sejauh mata memandang".
Diriwayatkan oleh Ahmad dalam "Musnad" dan dia adalah hadits
shahih).
35. Jika dikatakan kepadamu: Apa keyakinanmu
tentang hari kebangkitan, hari perhitungan dan hari mengambil kitab (catatan
amal)? Maka kamu katakan: Aku berkeyakinan bahwasanya itu adalah haq (benar
adanya), dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ
يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا
عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ﴾ [التغابن: 7].
"Orang-orang yang kafir menyangka bahwa mereka sekali-kali
tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Robbku, benar-benar
kalian akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh".
(At-Taghobun: 7). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ
الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ * مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ
يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ﴾ [القمر: 7، 8].
"Maka berpalinglah kamu dari mereka, (ingatlah) hari
(ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak
menyenangkan (hari pembalasan), sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka
keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, mereka datang
dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari
yang sulit". (Al-Qomar: 6-8). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ
بِيَمِينِهِ * فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا * وَيَنْقَلِبُ إِلَى
أَهْلِهِ مَسْرُورًا * وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ *
فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا * وَيَصْلَى سَعِيرًا﴾ [الإنشقاق: 7-12].
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah
kanannya, maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,dan dia akan
kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun
orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak:
"Celakalah aku" dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka)". (Al-Insyiqoq: 7-12). Dan
perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿يَوْمَ نَدْعُوا كُلَّ أُنَاسٍ
بِإِمَامِهِمْ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَئِكَ يَقْرَءُونَ
كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا * وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ
فِي الْآَخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلًا﴾ [الإسراء: 71، 72].
"(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap
umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di
tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak
dianiaya sedikitpun. Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya
di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan
(yang benar)". (Al-Isro': 71-72).
36. Jika dikatakan kepadamu: Apakah
orang-orang yang beriman melihat Robb mereka pada hari kiamat? Maka kamu katakan:
Iya, mereka melihat Robb mereka pada hari kiamat di padang mahsyar dan di
surga, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ * إِلَى
رَبِّهَا نَاظِرَةٌ﴾ [القيامة: 22، 23]
"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu
berseri-seri, kepada Robbnyalah mereka melihat".
(Al-Qiyamah: 22-23).
Dan di dalam "Ash-Shohihain"
dari hadits Jarir bin 'Abdillah semoga Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi
(صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِنَّكُمْ
سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ».
"Sesungguhnya kalian akan melihat Robb kalian pada hari
kiamat". Dan diriwayatkan oleh Muslim dari jalur Hammad bin
Salamah, dari Tsabit, dari Abdirrohman bin Abi Laila, dari Shuhaib semoga
Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِذَا دَخَلَ
أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: تُرِيدُونَ
شَيْئًا أَزِيدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ
تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ: فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ
فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ
وَجَلَّ».
"Jika penduduk Jannah (surga) masuk ke dalam Jannah maka
Alloh ( تبارك وتَعَالَى)
berkata: "Maukah kalian Aku tambahkan sesuatu?" Mereka berkata:
Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah
memasukan kami ke dalam Jannah dan menyelamatkan kami dari neraka? Rosululloh
(صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Maka dibukalah hijab (wajah Alloh),
maka tidaklah diberikan kepada mereka yang paling mereka cintai yaitu melihat
wajah Robb mereka (عَزَّ وَجَلَّ)"([6]).
Dan orang kafir mereka tidak melihat wajah
Alloh (عَزَّ وَجَلَّ)
pada hari kiamat dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ
لَمَحْجُوبُونَ﴾ [المطففين: 15].
"Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu
benar-benar tertutup dari (melihat) Robb mereka".
(Al-Muthoffifin: 15).
37.
Jika
dikatakan kepadamu: Apa keyakinanmu tentang Al-Qur'an Al-Karim yang di mushaf?
Maka kamu katakan: Aku berkeyakinan bahwa Al-Qur'an adalah Kalamulloh
(perkataan Alloh) (عَزَّ وَجَلَّ),
dan dia bukan makhluk dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ﴾ [التوبة: 6].
"Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu
meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah dia supaya dia sempat mendengar
perkataan Alloh". (Al-Maidah: 6).
38.
Jika
dikatakan kepadamu: Apakah Al-Qur'an bahasa Arob ataukah bahasa selain Arob?
Maka kamu katakan: Al-Qur'an adalah bahasa Arob dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا
لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ﴾ [الزخرف: 3].
"Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Quran dalam bahasa Arob
supaya kamu memahami(nya)". (Az-Zuhruf: 3).
Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ * عَلَى
قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ * بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ﴾ [الشعراء: 193-195].
"Dia dibawa turun oleh الرُّوحُ الْأَمِينُ (Jibril) ke
dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang
yang memberi peringatan, dengan bahasa Arob yang jelas".
(Asy-Syu'aro': 193-195).
39. Jika dikatakan kepadamu: Apakah
Alloh memiliki nama-nama dan sifat-sifat? Maka kamu katakan: Iya, Alloh memiliki
nama-nama dan sifat-sifat sesuai dengan keagungan-Nya dan dalilnya adalah
perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى
فَادْعُوهُ بِهَا﴾ [الأعراف: 180].
"Dan Alloh memiliki الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى (nama-nama yang indah) dan berdoalah kalian dengannya". (Al-A'rof:
180). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾ [النحل: 60].
"Dan Alloh mempunyai sifat Al-A'laa; dan Dia-lah الْعَزِيزُ (Maha Perkasa) lagi الْحَكِيمُ (Maha Bijaksana)".
(An-Nahl: 60). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ
الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ﴾ [الإخلاص: 1-4].
"Katakanlah: "Dia-lah Alloh, أَحَدٌ (Maha Satu). Alloh adalah الصَّمَدُ (Maha Bergantung segala sesuatu). Dia tidak beranak dan tidak
pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya". (Al-Ikhlash:
1-4). Dan dalam "Ash-Shohihain" dari hadits 'Aisyah bahwa ada
seseorang berkata: (Bahwasanya surat Al-Ikhlas adalah sifat الرحمن Maha Pengasih)
maka Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) membenarkan yang demikian itu([7]).
Dan nama-nama (عَزَّ وَجَلَّ)
tidaklah terbatasi dengan jumlah bilangan dengan yang kita ketahui, Rosululloh
(صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«لاَ أُحْصِى
ثَنَاءً عَلَيْكَ...».
"Tidak ada batasan pujian kepada-Mu…" (Diriwayatkan
oleh Muslim dari 'Aisyah semoga Alloh meridhoinya)([8]).
40.
Jika
kamu dikatakan: Apakah ada satu pun selain Alloh yang mengetahui ilmu ghoib?
Maka kamu katakan: Tidak ada satu pun (dari makhluk) yang mengetahui ilmu ghoib
kecuali Alloh, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى
الْغَيْبِ﴾ [آل عمران: 179].
"Dan Alloh sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada
kalian perkara-perkara yang ghoib".
(Ali Imron: 179). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿فَقُلْ إِنَّمَا الْغَيْبُ لِلَّهِ﴾ [يونس: 20].
"Maka katakanlah: "Sesungguhnya yang ghoib itu
kepunyaan Alloh". (Yunus: 40). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا
يَعْلَمُهَا إِلَّا هُو﴾ [الأنعام: 59].
"Dan pada sisi Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib;
tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia".
(Al-An'am: 59).
41. Jika dikatakan kepadamu: Kapan hari
kiamat akan terjadi? Maka kamu katakan: Perkara hari kiamat adalah termasuk
dari perkara-perkara ghoib yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Alloh, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ﴾ [لقمان: 34].
"Sesungguhnya Alloh, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari kiamat".
(Luqman: 34). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِ﴾ [فصلت: 47].
"Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari
Kiamat". (Fushilat: 47). Dan perkataan-Nya
Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«وَلاَ يَعْلَمُ
مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ اللَّهُ».
"Tidak ada yang mengetahui kapan hari kiamat akan terjadi
kecuali Alloh". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dari
hadits Ibnu 'Umar semoga Alloh meridhoi keduanya).
42. Jika dikatakan kepadamu: Berapa
syarat-syarat diterimanya amalan? Maka kamu katakan: Diterimanya amal ada tiga
syarat:
Pertama:
Berislam (muslim), orang kafir, Alloh tidak menerima amalannya, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ
عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا [الفرقان: 23].
"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu
Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan".
(Al-Furqan: 23). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ
الْمُتَّقِين﴾ [المائدة: 27].
"Sesungguhnya Alloh hanya menerima (amalan) dari
orang-orang yang bertaqwa". (Al-Maidah: 27).
Kedua: Ikhlash, dan dalilnya adalah:
{وَمَا أُمِرُوا
إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ} [البينة: 4، 5].
"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali supaya menyembah
Alloh dengan mengiklaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama".
(Al-Bayyinah: 5). Dan dalam hadits Qudsiy dari Abu Huroiroh bahwa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«قَالَ اللَّهُ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ
عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ».
"Alloh (تَبَارَكَ وَتَعَالَى) berkata: Aku tidak butuh dengan
sekutu (tandingan) dari kesyirikan. Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan
dan dia berbuat syirik padanya dengan-Ku maka Aku tinggalkan dia dengan
kesyirikannya". Diriwayatkan oleh Muslim.
Ketiga:
Mutaba'ah (Mengikuti petunjuk Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)), dan dalilnya adalah hadits
Ummul Mu'minin 'Aisyah semoga Alloh meridhoinya, bahwasa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«مَنْ عَمِلَ
عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ».
"Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang bukan dari perkara
(agama) kami maka amalan tersebut tertolak".
Diriwayatkan oleh Muslim.
43.
Jika
dikatakan kepadamu: Berapa macam tawassul (permohonan kepada Alloh) yang
disyari'atkan? Maka kamu katakan: Ada tiga macam:
Pertama: Permohonan
dengan menggunakan nama-nama Alloh dan sifat-sifat-Nya, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿وَلِلَّهِ
الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا﴾ [الأعراف: 180].
"Hanya milik Alloh الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى (nama-nama
yang indah), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna
itu". (Al-A'rof: 180). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ
الصَّالِحِين﴾ [النمل: 19].
"Dan masukkanlah aku dengan rohmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang sholih". (An-Naml: 19).
Kedua:
Permohonan seseorang kepada Alloh dengan dengan amalan sholih, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
﴿الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا
آَمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾ [آل عمران: 16].
"(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Robb kami,
sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan
lindungilah kami dari siksa neraka".
(Ali Imron: 16). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ
وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ﴾ [آل عمران: 53].
"Ya Robb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah
Engkau turunkan dan telah kami ikuti rosul, karena itu masukanlah kami ke dalam
golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Alloh)".
(Ali Imron: 53).
Dan diantara dalil dari As-Sunnah adalah hadits tentang
tiga orang yang tertutup oleh batu besar, sehingga mereka terkurung dalam gua,
maka mereka pun bertawasul dengan setiap amalan sholeh mereka. Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Ketiga:
Permohonan dengan doa orang sholih, dan dalilnya adalah hadits
Anas bin Malik semoga Alloh meridhoinya, beliau berkata:
«بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَخْطُبُ يَوْمَ الجُمُعَةِ، إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَحَطَ المَطَرُ، فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يَسْقِيَنَا، فَدَعَا فَمُطِرْنَا».
"Ketika Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) sedang
berkhutbah tiba-tiba datang seseorang lalu berkata: Wahai Rosululloh hujan
sudah lama belum turun, mohon agar Rosululloh berdoa kepada Alloh agar merunkan
hujan kepada kami, maka beliau pun berdoa kepada Alloh kemudian Alloh
menurunkan hujan([9]).
44. Jika dikatakan kepadamu: Apakah dalam agama
ada bid'ah hasanah (bid'ah yang bagus)? Maka kamu katakan: Semua bid'ah
adalah sesat dan
dalilnya adalah hadits Al-Irbadh yang telah
disebutkan pada nomor (19), pada hadits tersebut:
«كُلُّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٌ».
"Semua
bid'ah adalah sesat". Dan hadits Jabir bin 'Abdillah semoga
Alloh meridhoi keduanya, sesungguhnya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) apabila
berkhutbah….. beliau mengatakan:
«أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ
وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ».
"Kemudian dari pada itu, Sesungguhnya sebaik-baik perkataan
adalah perkataan Alloh (تَعَالَى),
dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Dan
sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap bid'ah adalah
sesat". Diriwayatkan oleh Muslim. Dan dari Abu Sa'id Al-Khudriy semoga
Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«أَنَا فَرَطُكُمْ
عَلَى الحَوْضِ، فَمَنْ وَرَدَهُ شَرِبَ مِنْهُ، وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ
يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا، لَيَرِدُ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ
وَيَعْرِفُونِي، ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ»، قَالَ: «إِنَّهُمْ مِنِّي»،
فَيُقَالُ: إِنَّكَ لاَ تَدْرِي مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ، فَأَقُولُ: «سُحْقًا
سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي».
"Aku menunggu kalian di atas telagaku, barang siapa
mendatanginya maka meminum (air)nya, dan barang siapa meminumnya maka tidak
akan haus selama-lamanya, sungguh akan mendatangiku suatu kaum yang akau
mengenal mereka dan mereka mengenalku, kemudian dihalangi antaraku dengan
mereka. Lalu aku mengatakan: Sesungguhnya mereka termasuk dari (umat)ku. Maka
dikatakan kepadaku: Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka rubah
(dari agama ini) setelahmu. Maka aku katakan: jauhkan siapa saja yang melalukan
itu setelahku". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan
Muslim.
45. Jika dikatakan kepadamu: Siapakah
sejelek-jelek makhluk yang wajib bagi kita untuk membenci mereka? Maka kamu
katakan: Mereka adalah Yahudi dan Nasrani serta orang-orang musyrik dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
{إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ
فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ} [البينة: 6].
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan
orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di
dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk".
(Al-Bayyinah: 6). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
{لا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ} [المجادلة: 22].
"Tidaklah kamu akan mendapati suatu kaum yang beriman pada
Alloh dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang
menentang Alloh dan Rosul-Nya".
(Al-Mujadilah: 22).
46. Jika dikatakan kepadamu: Apa itu demokrasi?
Maka kamu katakan: Dia adalah hukum yang berlandaskan atas kekuasaan rakyat
[dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat] yang bukan berlandaskan Kitab
(Al-Qur'an) dan bukan pula dengan Sunnah (Al-Hadits).
47. Jika dikatakan kepadamu: Apa hukum
demokrasi? Maka kamu katakan: Demokrasi adalah syirik akbar (syirik yang
paling terbesar) dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
{إِنِ الْحُكْمُ
إِلَّا لِلَّهِ} [يوسف: 40].
"Sesungguhnya hukum itu hanyalah kepunyaan Alloh".
(Yusuf: 40). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿وَلا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَداً﴾ [الكهف: 26].
"Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya
dalam menetapkan keputusan". (Al-Kahfi: 26).
48. Jika dikatakan kepadamu: Apa
hakikat dari intikhobat (pemilu)? Maka kamu katakan: Pemilu adalah
termasuk dari bagian ketentuan-ketentuan (aturan-aturan) demokrasi yang
bertentangan dengan syari'at Alloh yang benar. Dan pemilu termasuk salah satu
bentuk penyerupaan terhadap orang-orang kafir, dan menyerupai mereka adalah
tidak boleh. Dan di dalam pemilu itu terdapat kerusakan yang banyak dan tidak
ada manfaat serta tidak ada faidahnya untuk kaum muslimin, diantara
kerusakannya yang paling menonjol adalah penyamaan al-haq (kebenaran)
dan kebatilan, penyamaan orang-orang yang baik dengan orang yang jelek (batil)
dengan melihat suara terbanyak (voting), menyempitkan al-wala wal
bara (prinsip loyalitas dan berlepas diri), memecah bela persatuan kaum
muslimin, menebarkan benih-benih permusuhan, kebencian, berkelompok-kelompok
dan menebarkan faham fanatik (fanasisme) diantara mereka, kecurangan,
penipuan, tipu daya, menyia-nyiakan waktu dan harta, menghancurkan kewibawaan
wanita dan meruntuhkan kepercayaan terhadap ilmu-ilmu syari'at dan ahli ilmu.
49. Jika dikatakan kepadamu: Apa
hukum hizbiyyah (berkelompok-kelompok)? Maka kamu katakan: Hizbiyyah
adalah haram, kecuali Hizbulloh (kelompoknya Alloh) dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
{وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ * مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا
دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعاً كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ} [الروم:
31-32].
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Alloh, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan
mereka menjadi beberapa kelompok, tiap-tiap kelompok merasa bangga dengan apa
yang ada pada kelompok mereka".
(Ar-Rum: 31-32). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا تَفَرَّقُوا} [آل
عمران: 103].
"Dan berpegang teguhlah kalian kepada tali (agama) Alloh,
dan janganlah kalian bercerai berai".
(Ali Imron: 103). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
{إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ
فَاعْبُدُونِ} [الأنبياء: 92].
"Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kalian; dia
adalah agama yang satu dan aku adalah Robbmu, maka sembahlah Aku".
(Al-Anbiya': 92). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
{أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [المجادلة: 22].
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
Hizbulloh itu adalah golongan yang beruntung". (Al-Mujadilah:
22). Dan dari Abdulloh bin 'Amr Ibnul 'Ash semoga Alloh meridhoi keduanya
baliau bekata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«.....وَتَفْتَرِقُ
أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ
مِلَّةً (أي فرقة) واحدة». قَالُوا: وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «مَا
أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى».
"Dan akan berpecah belah umatku menjadi 73 (tuju puluh
tiga) millah semuanya masuk nereka kecuali 1 (satu) millah (yaitu kelompok).
Para shohabat berkata: Siapa satu kelompok itu wahai Rosululloh? Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: Yaitu
golongan yang menempuh di atas (metode)ku dan para shohabatku berada di atasnya".
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy (5/26) dan hadits ini memiliki penguat dari
hadits Mu'awiyyah semoga Alloh meridhoinya yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud (no. 4597) dan Ahmad (4/102). Dan pada hadits ini pula
terdapat penguat dari hadits lain. Maka hadits ini adalah hasan.
Dan perkataannya:
«كُلُّهُا فِي
النَّارِ».
"Semuanya dalam neraka" padanya
terdapat penjelasan tentang perihal ahli ahwa (para pengekor hawa nafsu)
dan celaannya mereka.
50. Jika dikatakan kepadamu:
Siapakah kelompok-kelompok yang paling sesat yang mengklaim (mengaku) Islam?
Maka kamu katakan: Mereka adalah al-bathiniyyah, ar-rofidhoh, jahmiyyah dan
sufi yang ekstrim (melampui batas).
مبادئ الفقه
Dasar-Dasar Fiqih
Dari
Abu Umamah Al-Bahiliy semoga Alloh meridhoinya, beliau berkata: Aku
mendengar Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkhutbah ketika haji wada', beliau berkata:
«اتَّقُوا اللَّهَ ،
وَصَلُّوا خَمْسَكُمْ ، وَصُومُوا شَهْرَكُمْ ، وَأَدُّوا زَكَاةَ أَمْوَالِكُمْ ،
وَأَطِيعُوا ذَا أَمْرِكُمْ ، تَدْخُلُوا جَنَّةَ رَبِّكُمْ».
"Bertaqwalah kalian kepada Alloh, sholat lima waktulah
kalian, berpuasa Ramadhanlah kalian, tunaikanlah zakat harta-harta kalian dan
taatilah oleh kalian pemimpin kalian, maka dengan itu Robb kalian akan
memasukan kalian ke Jannah". Dan ini adalah
hadits hasan.
51.
Setiap ibadah harus disertai dengan niat, dan niat tempatnya di dalam hati, dan dalilnya adalah Umar
bin Al-Khoththob semoga Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِنَّمَا
الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ».
"Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
52.
Melafadzkan niat adalah bid'ah, dan dalilnya adalah hadits 'Aisyah semoga
Alloh meridhoinya bahwasanya Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«مَنْ أَحْدَثَ فِى
أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ».
"Barang
siapa membuat-buat perkara dalam urusan
(agama) kami ini yang bukan bagian darinya maka dia tertolak".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
53.
Jika dikatakan kepadamu: Apakah bid'ah itu? Maka kamu katakan: Bid'ah adalah
apa-apa yang diada-adakan setelah wafatnya Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dengan tujuan
beribadah, dan tidak ada padanya dalil dari Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dari
As-Sunnah (Al-Hadits).
54.
Alloh menciptakan air dalam keadaan suci
yang dapat mensucikan najis dan hadats, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
{وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُوراً} [الفرقان: 48].
"Dan Kami turunkan dari langit air yang suci".
(Al-Furqan: 48). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
{وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ
بِهِ} [الأنفال: 11].
"Dan diturunkan kepada kalian hujan dari langit untuk
mensucikan kalian dengan hujan itu".
(Al-Anfal: 11).
55. Apa yang diucapkan bagi orang
yang hendak masuk tempat buang air (WC)? Dari Anas bin Malik semoga Alloh
meridhoinya, beliau berkata: Adalah Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) apabila
hendak masuk WC, beliau berkata:
«اللَّهُمَّ إِنِّى
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ».
"Ya Alloh aku berlindung kepada-Mu dari syaithon
laki-laki dan syaithon perempuan". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan
Muslim.
56.
Diantara adab-adab buang hajat:
Dari
Salman Al-Farisiy semoga Alloh meridhoinya bahwasanya beliau pernah
dikatakan kepadanya oleh seorang Yahudi: Nabi kalian telah mengajarkan kepada
kalian segala sesuatu hingga permasalahan buang hajat! Salman berkata: Memang
(iya), beliau melarang kami menghadap kiblat ketika buang hajat, ketika kencing
atau istinja' (bersuci setelah buang hajat) dengan tangan kanan serta
beristinja dengan batu kurang dari tiga buah. Diriwayatkan oleh Muslim.
57.
Tidak sah seseorang sholat kecuali dengan wudhu', dan dalilnya adalah hadits
Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya, bahwa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لاَ تُقْبَلُ
صَلاَةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ».
"Tidak
akan diterima sholat seorang yang berhadats sampai dia berwudhu'". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim. Dan dari Ibnu 'Umar semoga Alloh meridhoinya
bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ».
"Tidak
diterima sholat dengan tanpa bersuci". Diriwayatkan oleh Muslim.
58. Anggota-anggota wudhu': Wajah;
termasuk di dalamnya al-madhmadhah (berkumur-kumur)
dan al-istinsyaq (memasukan air ke dalam lubang hidung). Kedua
tangan; keduanya dibasuh sampai ke siku. Kepala; diusap dengan
sekali usapan. Kedua kaki; keduanya dibasuh sampai ke kedua mata kaki, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
{يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ} [المائدة:6].
"Hai
orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak menegakan sholat, maka basuhlah
muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian dan
(basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki".
(Al-Maidah: 6).
Dan
dalilnya pula adalah hadits Abdulloh bin 'Amr semoga Alloh meridhoi kedunya
bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«وَيْلٌ
لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ».
"Kecelakaanlah
bagi tumit-tumit (yang tidak terbahasi oleh air wudhu) dari siksa neraka".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
59. Mendahulukan anggota wudhu yang
kanan ketika berwudhu, memperpanjang al-ghurrah dan at-tahjil, dan dalilnya adalah hadits
Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mencuci
tangannya yang kanan sampai lengan bagian yang atas, dan mencuci lengan
kiri sampai lengan bagian atas, kemudian
mengusap kepalanya, dilanjutkan mencuci kaki kanannya hingga ke betis kemudian
mencuci kaki kiri hingga ke betis, kemudian beliau mengatakan:
«أَنْتُمُ الْغُرُّ الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ
إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ».
"Kalian adalah orang-orang yang bersinar putih pada anggota
wudhu kalian pada hari kiamat disebabkan kalian menyempurnakan wudhu".
Diriwayatkan oleh Muslim. Dan telah shahih di dalam "Sunan Abi Dawud"
dari hadits Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِذَا لَبِسْتُمْ
وَإِذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوا بِأَيَامِنِكُمْ».
"Jika kalian memakai sesuatu dan kalian berwudhu maka
memulailah dengan yang kanan".
60. Sifat Wudhu Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) yang paling
baik: Bahwasanya beliau membasuh tangannya tiga kali, kemudian madhmadh
(berkumur-kumur), istinsyaq (memasukan air ke dalam hidung) dan istinsyar
(mengeluarkannya kembali) beliau melakukannya (dengan menggabungkan antara madhmadh,
istinsyaq dan istinsyar dengan sekali cidukan tangan sebanyak
tiga kali), kemudian membasuh wajah tiga kali dan membasuh kedua tangan sampai
siku tiga kali dan meneruskannya hingga lengan atas. Kemudian mengusap kepala
bukan dengar air sisa yang ada di tangan beliau –satu kali- memulai dari kepala
bagian depan menuju ke belakang hingga tengkuk kemudian mengembalikannya ke
tempat pertama mengusap. Kemudian mencuci kedua kakinya tiga kali sampai kedua
mata kaki dan meneruskannya sampai pada betis. Tata cara wudhu seperti itu
telah shohih dari hadits Utsman semoga Alloh meridhoinya, Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim. Dan pada hadits tersebut terdapat
tambahan-tambahan penguat dari hadits-hadits lain tentang keshohihannya.
Dan disunnahkan untuk bersiwak
(membersihkan gigi dan mulut dengan siwak) sebelum shalat, dan dalilnya adalah hadits
Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى
أُمَّتِى لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ».
"Kalaulah tidak memberatkan umatku niscaya aku akan
perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak sholat". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
61. Barang siapa memakai khuf
(sepatu) atau kaos kaki maka disyari'atkan baginya untuk mengusap di atas
keduanya, apabila dia dalam keadaan mukim (menetap/tidak bepergian),
diperbolehkan mengusapnya sehari semalam, dan jika dia dalam keadaan safar maka
boleh baginya mengusap selama tiga hari tiga malam, dengan dalil hadits Abu
Bakroh semoga Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) memberikan
keringanan bagi musafir (orang yang berpergian) apabila berhadats dan
ingin berwudhu dan dia menggunakan khuf-nya maka diperbolehkan baginya
mengusap khuf-nya selama tiga hari tiga malam dan bagi yang mukim hanya
sehari semalam. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dan ini adalah hadits hasan, pada
hadits ini terdapat penguat-penguat yang menjadikannya shohih.
Dan mengusap pada bagian atas khuf
dan dalilnya
adalah hadits Ali bin Abi Tholib semoga Alloh meridhoinya
beliau berkata:
"وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ".
"Dan sungguh saya telah melihat Rosulalloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mengusap atas
kedua khuf-nya". Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan dia adalah shohih.
62.
Apabila telah masuk waktu sholat dan kamu tidak mendapatkan air maka
bertayamumlah! Dan
dalilnya adalah perkataan-Nya (تَعَالَى):
{فَلَمْ تَجِدُوا
مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيداً طَيِّباً فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ
مِنْهُ} [المائدة:6].
"Bila
kalian tidak memperoleh air, maka bertayammumlah kalian dengan tanah yang baik
(bersih); usaplah muka kalian dan tangan kalian dengan tanah tersebut".(Al-Maidah:
6). Ash-Sho'id adalah tanah (debu), dengan dalil hadits Huzaifah
bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«وَجُعِلَتْ لَنَا
الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدًا وَجُعِلَتْ تُرْبَتُهَا لَنَا طَهُورًا إِذَا لَمْ
نَجِدِ الْمَاءَ».
"Dijadikan
bumi untuk kita sebagai tempat sholat (masjid) dan dijadikan tanahnya untuk
kita sebagai pensuci apabila kita tidak mendapatkan air". Diriwayatkan
oleh Muslim.
63. Jika kamu telah selesai berwudhu
maka ucapkanlah:
«أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ».
"Tidak ada
sesembahan yang berhaq disembah kecuali Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya", dan dalilnya adalah hadits
Umar bin Al-Khoththob semoga Alloh meridhoinya beliau berkata: Berkata
Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«ما منكم من أحد
يتوضأ، فيسبغ الوضوء، ثم يقول أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاء».
"Tidaklah
salah seorang diantara kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya dan
mengucapkan: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh dan
bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya" melainkan akan dibukakan
baginya 8 (delapan) pintu-pintu Jannah dan dia masuk dari pintu mana saja yang
dia inginkan". Diriwayatkan oleh Muslim.
64. Pembatal-pembatal wudhu:
Pertama:
Keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur, dan dalilnya adalah hadits
Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya:
«لاَ تُقْبَلُ
صَلاَةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ».
"Tidak
diterima sholat seseorang yang berhadats sampai dia berwudhu".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Kedua
dan Ketiga: Tidur lelap dan junub, dan dalilnya adalah hadits
Shofwan bin ‘Assal semoga Alloh meridhoinya beliau berkata:
"كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا إِذَا كُنَّا سَفْرًا أَنْ
لاَ نَنْزِعَ خِفَافَنَا ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ إِلاَّ مِنْ
جَنَابَةٍ وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ".
“Dahulu
Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) memerintahkan kami apabila kami dalam keadaan safar untuk
tidak kami lepas khuf kami selama tiga hari tiga malam kecuali junub
(jenabah), akan tetapi BAB (buang air besar), kencing, dan tidur (beliau tidak
memerintahkan kami untuk melepasnya)”. Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan dia
adalah hadits hasan.
Dan tidurnya para Nabi tidaklah
membatalkan wudhu mereka, dan
dalilnya adalah hadits Anas bin Malik semoga
Alloh meridhoinya yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhoriy dalam "Shohih"nya
bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«الأَنْبِيَاءُ
تَنَامُ أَعْيُنُهُمْ وَلاَ تَنَامُ قُلُوبُهُم».
“Para Nabi
tidur hanya pada mata-mata mereka dan tidak tidur hati-hati”.
Dan ini adalah kekhususan bagi mereka (عليهم الصلاة وسلم).
Keempat: Menyentuh kemaluan, dan dalilnya adalah hadits
Busyroh binti Shofwan semoga Alloh
meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«مَنْ مَسَّ
ذَكَرَهُ فَلاَ يُصَلِّ حَتَّى يَتَوَضَّأَ».
“Barang siapa
menyentuh kemaluannya maka tidak boleh dia melakukan shalat sampai dia
berwudhu’. Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ini adalah hadits hasan, dan dia adalah
shohih dengan adanya penguat-penguat
yang diriwayatkan oleh Ahmad dan selainnya dari hadits Abdulloh bin 'Amr semoga
Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«أيُّمَا رَجُلٍ مَسَّ
ذَكَرَهُ، فَلْيَتَوَضَّأْ، وَأَيُّمَا امْرَأَةٍ مَسَّتْ فَرْجَهَا
فَلْتَتَوَضَّأْ».
"Laki-laki
mana saja yang menyentuh kemaluannya, maka hendaklah berwudhu, dan wanita mana
saja yang menyentuh kemaluannya maka hendaklah berwudhu".
Kelima: Makan daging onta, dan dalilnya adalah hadits
Jabir bin Samuroh semoga Alloh meridhoinya bahwasanya ada seseorang
bertanya kepada Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
"أَنَتَوَضَّأُ
مِنْ لُحُومِ الْإِبِلِ؟ قَالَ: «نَعَمْ»".
Apakah
kita harus berwudhu karena memakan daging onta? Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) menjawab: "Iya".
Diriwayatkan oleh Muslim.
Keenam:
Murtad (kafir/keluar dari agama Islam), dan ini adalah pembatal wudhu dan
pembatal keislaman, dan
dalilnya adalah perkataan Alloh (تَعَالَى):
{وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ}
[المائدة:5].
"Barangsiapa yang kafir sesudah beriman maka batallah
amalannya". (Al-Maidah: 5).
Ketujuh: Hilang akal
disebabkan gila, pingsan, mabuk, dan apa saja yang serupa dengannya semisal
obat-obatan yang menyebabkan hilangnya akal. Telah sepakat para ulama bahwa
wudhu batal disebabkan hal-hal tersebut.
65. Wajib bagi seorang muslim
menegakan sholat lima waktu sehari semalam, dan dalilnya adalah hadits
Tholhah bin 'Ubaidillah semoga Alloh meridhoinya bahwasanya ada seorang
Arob Badui (orang pegunungan/pedalaman) bertanya kepada Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) tentang
Islam, maka Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«خَمْسُ صَلَوَاتٍ
فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ».
"Shalat lima waktu sehari semalam".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Jika dikatakan: Berapa rakaat dalam
shalat lima waktu? Maka kamu katakan: Semuanya ada 17 (tujuh belas rokaat),
zhuhur 4 (empat) rokaat, 'ashr 4 (rokaat), magrib 3 (tiga rokaat), isya' 4
(empat rokaat) dan shubuh 2 (dua) rokaat, dan ketika safar di-qashar
(diringkas) shalat zhuhur, ashar dan 'isya' [masing-masing] menjadi dua rokaat
maka berubalah menjadi 11 (sebelas) rokaat.
66. Setiap sholat harus
dikumandangkan adzan padanya pada waktu (yang telah ditentukan)nya, dan dalilnya adalah hadits
Malik bin Al-Huwairits semoga Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«فَإِذَا حَضَرَتِ
الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ».
"Jika telah masuk waktu sholat maka adzanlah salah seorang
diantara kalian dan hendaklah menjadi imam adalah orang besar (orang yang
tertua) kalian". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan
Muslim.
67.
Barang siapa yang mendengar adzan maka hendaklah dia mengucapkan seperti yang
diucapkan oleh mu'adzin (orang yang adzan), dan dalilnya adalah hadits
Abu Sa'id Al-Khudriy semoga Alloh meridhoinya, bahwa Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِذَا سَمِعْتُمُ
النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ ما يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ».
"Apabila kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti
apa yang diucapkan oleh muadzin".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
68. Apabila kamu hendak menegakkan
sholat maka menghadaplah ke kiblat (Ka'bah), dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
{فَلَنُوَلِّيَنَّكَ
قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا
كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ} [البقرة:144].
"Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang
kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kalian
berada, palingkanlah muka kalian ke arahnya".
(Al-Baqoroh: 144).
69. Mengangkat kedua tangan ketika
sholat terdapat pada 4 (empat) tempat, dan dalilnya adalah hadits
Abdulloh bin Umar semoga Alloh meridhoi keduanya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) jika memulai
sholat beliau bertakbir dan mengakat kedua tangannya hingga sejajar dengan
pundaknya, jika hendak ruku' maka beliau mengangkat kedua tangannya, jika
beliau mengucapkan:
«سَمِعَ اللَّهُ
لِمَنْ حَمِدَهُ».
Beliau mengangkat kedua
tangannya (dan jika beliau berdiri dari rokaat kedua maka beliau mengangkat
kedua tangannya, dan terus menerus Ibnu Umar mengerjakan yang demikian itu. Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim. Adapun mengangkat kedua tangan jika berdiri dari
rokaat kedua diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy sendirian).
70. Meletakan tangan kanan di atas
tangan kiri dalam sholat, dan
dalilnya adalah hadits Sahl bin Sa'ad, beliau
berkata:
«كَانَ النَّاسُ
يُؤْمَرُونَ أَنْ يَضَعَ الرَّجُلُ اليَدَ الْيُمْنَى عَلَى اليَدَ الْيُسْرَى فِى
الصَّلاَةِ».
"Dahulu orang-orang diperintahkan supaya meletakan tangan
kakan di atas tangan kiri dalam sholat". Dan hadits tersebut terangkat
derajatnya sampai kepada Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ).
71. Doa yang paling shohih yang
berkaitan dengan istiftah (pembukaan sholat) setelah takbiratul ihram
(takbir pertama), sebagaimana yang ada pada hadits Abu Huroiroh semoga Alloh
meridhoinya, beliau berkata: Adalah Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) jika telah
bertakbir dalam sholat beliau berdiam sejenak sebelum membaca (Al-Fatihah),
maka ditanyakan tentang apa yang beliau ucapkan: Maka beliau berkata: "Aku
mengucapkan:
«اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ
بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا
يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ
بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ».
"Ya Alloh jauhkanlah antara aku dengan
kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya
Alloh bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana bersihnya pakaian
putih dari noda (kotoran). Ya Alloh bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku
dengan air, salju dan es". Diriwayatkan oleh
Al-Bukhoriy dan Muslim.
72. Sebelum membaca Al-Fatihah ber-tawa'udz
(memohon perlindungan) kepada Alloh dari syaithon yang terkutuk dan membaca Basmallah
(menyebut nama Alloh) dengan suara pelan, dan dalilnya adalah [perkataan
Alloh (تَعَالَى)]:
{فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ} [النحل:98].
"Jika kamu hendak membaca Al-Qur'an maka mintalah
perlindungan kepada Alloh dari godaan syaithan
yang terkutuk". (An-Nahl: 98). Dan dari Anas bin
Malik semoga Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), Abu Bakr dan
Umar semoga Alloh meridhoi keduanya mereka semuanya memulai sholat
dengan membaca:
{الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ}.
"Segala puji bagi Alloh Rabb semesta alam".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim. Dan dalam suatu riwayat: Mereka
semuanya tidak mengeraskan bacaan:
{بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}.
"Dengan nama Alloh الرَّحْمَنِ (Maha Pengasih) lagi الرَّحِيمِ (Maha Penyayang)".
Diriwayatkan oleh Ahmad (3/179), dan An-Nasa'iy (2/531), dengan sanad shohih.
73. Setelah membaca tawa'udz
dan basmalah bacalah Al-Fatihah, dan dalilnya adalah hadits
'Ubadah Ibnush Shomit bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لاَ صَلاَةَ لِمَنْ
لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ».
"Tidak ada sholat bagi siapa saja yang tidak membaca
pembukaan Al-Qur'an (Al-Fatihah)". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
74. Ta'min (Mengucapkaan Amin
yang maknanya: Ya Alloh kabulkanlah), dan dalilnya adalah hadits
Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya, beliau mengatakan: Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِذَا قَالَ
الإِمَامُ (غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ) فَقُولُوا
آمِينَ».
"Jika imam telah mengucapkan:
{غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ}
"Maka kalian katakan: Ya Alloh kabulkanlah!". Dan
dari hadits Aisyah semoga Alloh meridhoinya dari Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) beliau
berkata:
«مَا حَسَدَتْكُمُ
الْيَهُودُ عَلَى شَىْءٍ مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلاَمِ وَالتَّأْمِينِ».
"Tidaklah orang-orang Yahudi hasad kepada kalian atas
sesuatu sebagaimana hasadnya mereka kepada kalian atas ucapan salam dan ucapan
Amin". Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan
sanad hasan.
75.
Sholat dengan thuma'ninah (tenang dan khusyu'), dan dalilnya adalah hadits
Abu Huroiroh, bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mengajar seorang shahabat yang jelek sholatnya dan beliau
mengatakan:
«إِذَا قُمْتَ إِلَى
الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ
ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا،
ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ
جَالِسًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى
صَلاَتِكَ كُلِّهَا».
"Jika kamu hendak sholat maka bertakbirlah, kemudian
bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur'an, kemudian ruku'lah sampai posisimu
tenang (thuma'ninah) dalam ruku', kemudian bangkitlah dari ruku' (i'tidal)
sampai posisimu benar-benar berdiri tegak, kemudian sujudlah sampai kamu tenang
dalam sujud. Kemudian kerjakan yang demikian itu pada setiap shalatmu". Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
76. Turun ketika sujud dengan
bertumpu pada kedua tangan, dan
dalilnya adalah hadits Al-Baro' bin 'Azib semoga
Alloh meridhoinya beliau berkata: Adalah Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) jika telah
mengucapkan:
«سَمِعَ اللَّهُ
لِمَنْ حَمِدَهُ».
Tidak
ada seorang pun dari kami yang membungkukkan punggungnya sampai Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) sujud,
kemudian kami sujud setelahnya". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Dan membungkukkan punggung akan terjadi ketika turun sujud dengan bertumpu pada
dua tangan.
77.
Dzikir-dzikir ruku' dan sujud: Dari Huzaifah semoga Alloh meridhoinya
bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) membaca dalam ruku'nya:
«سُبْحَانَ رَبِّىَ
الْعَظِيمِ».
"Maha Suci Robbku الْعَظِيمِ (Maha Agung)".
Dan dalam sujudnya:
«سُبْحَانَ رَبِّىَ
الأَعْلَى».
"Maha Suci Robbku الأَعْلَى (Maha Tinggi) ".
Diriwayatkan oleh Muslim, no. 772. Dan jumlah tasbih paling sedikitnya
dalam ruku' adalah tiga kali tasbih, telah ada yang demikian itu pada
sebuah hadits dari Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dengan banyak periwayatannya.
Dan
hendaknya dalam ruku' memperbanyak dzikir dan hendaknya dalam sujud memperbanyak do'a, dan dalilnya adalah hadits
Ibnu 'Abbas semoga Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«فَأَمَّا
الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ
فَاجْتَهِدُوا فِى الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ».
"Adapun ketika ruku' maka agungkanlah Robb kalian (عَزَّ وَجَلَّ),
dan adapun ketika sujud maka bersunguh-sungguhlah kalian dalam berdo'a
dikarenakan lebih cepat untuk dikabulkan bagi kalian (doa kalian)".
Diriwayatkan oleh Muslim.
78.
Yang dibaca oleh Imam dan munfarid (orang yang sholat sendirian) setelah
bangkit dari ruku', dari Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya, beliau
berkata: Adalah Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) jika berdiri
untuk melakukan sholat, beliau bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir
ketika hendak ruku', kemudian
mengucapkan ketika beliau berdiri (dari ruku'):
«سَمِعَ اللَّهُ
لِمَنْ حَمِدَهُ».
"Alloh mendengar orang yang memuji-Nya".
Ketika mengangkat punggungnya dari ruku' kemudian berkata:
«رَبَّنَا ولَكَ
الْحَمْدُ».
"Wahai Robb kami hanya untuk-Mulah segala pujian"…..Al-Hadits,
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim. Pada hadits ini terdapat perintah
untuk takbiratul intiqal (takbir perpindahan).
79. Tasyahud dalam sholat, dan yang
paling shohih tentang bentuk bacaan tasyahud adalah hadits Abdulloh bin
Mas'ud semoga Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: Jika
salah seorang diantara kalian telah duduk dalam sholat maka hendaklah
mengucapkan:
«التَّحِيَّاتُ
لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ
الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ».
"Segala penghormatan hanya untuk Alloh, sholawat dan segala
kebaikan salam atasmu wahai Nabi beserta
rahmat Alloh dan berkah-Nya. Semoga salam untuk kami dan hamba-hamba Alloh yang
sholih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rosul-Nya".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
80. Sifat (tata cara) duduk dalam
sholat dan memberi isyarat (jari telunjuk) ketika tasyahud, sebagaimana dalam
hadits Abdulloh Ibnuz Zubair semoga Alloh meridhoi keduanya beliau
berkata:
"كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَعَدَ يَدْعُو وَضَعَ يَدَهُ
الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَيَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ
الْيُسْرَى وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَة".
"Adalah Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) jika duduk
dalam sholat maka beliau meletakan tangannya kanannya di atas paha kanannya dan
meletakan tangan kirinya di atas paha kirinya dan memberi isyarat dengan jari
telunjuknya". Diriwayatkan oleh Muslim.
81. Mengucapkan sholawat atas Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) setelah
tasyahud, dan
dalilnya adalah hadits Fudholah bin 'Ubaid semoga
Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِذَا صَلَّى
أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ، ثُمَّ
لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ لْيَدْعُ
بَعْدُ بِمَا شَاءَ».
"Jika salah seorang diantara kalian sholat maka memulailah
dengan memuji Robbnya (سبحانه وتعالى)
dan memberi sanjungan kepada-Nya kemudian bersholawat kepada Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), kemudian
berdo'a sesuai dengan apa yang dia inginkan". Diriwayatkan oleh Abu
Dawud, dan dia adalah hadits shohih.
Dan
termasuk yang paling bagusnya bentuk lafadz sholawat atas Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah yang
ada pada hadits Abu Mas'ud Al-Badriy semoga
Alloh meridhoinya bahwa Basyir bin Sa'd berkata kepada Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ): "Alloh
memerintahkan kepada kami untuk bersholawat kepadamu wahai Rosululloh, lalu
bagaimana caranya kami bersholawat kepadamu? Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ): "Kalian
ucapkan:
«اللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ،
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ».
"Ya Alloh, limpahkanlah sholawat atas Muhammad dan atas
keluarganya sebagaimana Engkau telah melimpahkan sholawat kepada keluarga
Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah atas Muhammad dan keluarganya sebagaimana
Engkau telah melimpahkan berkah kepada keluarga Ibrohim, sesungguhnya Engkau
adalah حَمِيدٌ (Maha Terpuji)
dan مَجِيدٌ (Maha
Mulia)". Diriwayatkan oleh Muslim.
82. Doa sebelum salam kemudian
dzikir setelahnya, dari Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya, beliau
berkata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«إِذَا فَرَغَ
أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ
مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا
وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ».
"Jika salah seorang dari kalian telah selesai dari tasyahud
yang terakhir maka hendaklah ber-tawa'udz (berlindung) kepada Alloh dari 4
(empat) perkara: Berlindung dari fitnah neraka jahannam, dari azab kubur dan
dari fitnah kehidupan serta fitnah kematian dan berlindung dari kejelekan al-masih
Ad-Dajjal". Diriwayatkan oleh Muslim (no. 588).
Dan dari Mu'adz bin Jabal semoga Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) memegang
tangannya dan berkata:
«يَا مُعَاذُ
وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ». فَقَالَ «أُوصِيكَ يَا
مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى
عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ».
"Wahai Mu'adz sesungguhnya aku menyenangimu, aku ingin
memberimu wasiat wahai Mu'adz agar jangan sekali-kali kamu meninggalkan pada
penghujung setiap shalat ucapan:
«اللَّهُمَّ
أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ».
"Ya Alloh tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu dan
mensyukuri (ni'mat)-Mu dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu".
Ini adalah hadits shahih.
82.
Diantara dzikir-dzikir tidur dan bangun tidur: Dari Huzaifah semoga Alloh
meridhoinya beliau berkata: Adalah Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) jika ingin
tidur beliau mengucapkan:
«بِاسْمِكَ
اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا».
"Dengan nama-Mu ya Alloh aku mati dan aku hidup".
Dan jika bangun dari tidurnya beliau berkata:
«الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ».
"Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami
setelah mematikan (menidurkan) kami dan hanya kepada-Nya-lah kami
dibangkitkan". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy.
84. Membaca “basmalah” ketika
akan makan, dan
dalilnya adalah hadits Umar bin Abi Salamah bahwa
Nabi (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata kepadanya:
«يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا
يَلِيكَ».
"Wahai anak (remaja) sebutlah nama Alloh dan makanlah
dengan tangan kananmu serta makanlah dari yang dekat denganmu".
Maka sentiasa aku makan seperti itu. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
85. Mengganggu tetangga dan kaum
muslimin adalah harom, dan
dalilnya adalah hadits Ibnu 'Amr semoga Alloh
meridhoi keduanya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«الْمُسْلِمُ مَنْ
سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ».
"Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat
dari kejelekan lisannya dan gangguan tangannya".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
86. Jika kamu berkeinginan untuk
masuk rumah maka minta izinlah sebelum kamu masuk, dan dalilnya adalah perkataan
Alloh (تَعَالَى):
{يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتاً غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى
تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا} [النور:27].
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki
rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya". (An-Nuur: 27).
Dan dari seorang shohabat Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata
kepada seorang pembantunya:
«اخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمْهُ
الاِسْتِئْذَانَ فَقُلْ لَهُ قُلِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَأَدْخُلُ».
"Keluarlah kepada orang ini dan ajarkanlah kepadanya tata
cara meminta izin, katakan kepadanya: Ucapkanlah: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ (keselamatan
atas kalian), bolehkah aku masuk?!". Dan
dari Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«....أَفْشُوا
السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ».
"Tebarkan salam diantara kalian".
Diriwayatkan oleh Muslim.
87. Wajib bagi kalian untuk jujur,
karena kejujuran itu menunjuki (mengantarkan) kepada Jannah (surga), dan dalilnya adalah hadits
Ibnu Mas'ud semoga Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِنَّ الصِّدْقَ
يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ
الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى
الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ».
"Sesungguhnya kejujuran mengantarkan ke Jannah, dan
kebaikan mengantarkan ke Jannah dan dusta mengantarkan kepada kejahatan, dan
sungguh kejahatan mengantarkan ke neraka".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
88. Wajib bagimu untuk berbakti
kepada kedua orang tua, dan sungguh Alloh (عَزَّ وَجَلَّ)
telah memerintahkan hal yang demikian itu, Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا
تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً} [الإسراء:23].
"Dan Robbmu telah memerintahkan supaya kalian jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya". (Al-Isro': 23).
89. Menjauhi perbuatan menyerupai
orang-orang kafir, karena sesungguhnya Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) telah
berkata:
«مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ».
"Barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari
mereka". Diriwayatkan oleh Ahmad dan selainnya
dari hadits Ibnu 'Umar dan hadits ini hasan.
90. Hendaklah kamu memperbanyak dzikir
(mengingat) Alloh (عَزَّ وَجَلَّ),
dengan dzikir-dzikir yang telah pasti (keshahihannya) dengan dalil yang ada,
karena hal itu termasuk dari sebab-sebab keberuntungan di dunia dan di akhirat,
Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيراً لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ}
[الجمعة:10].
"Dan ingatlah Alloh sebanyak-banyaknya supaya kalian
beruntung". (Al-Jum'ah: 10). Dan dari Abu
Huroiroh semoga Alloh meridhoinya beliau berkata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِى
الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ،
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ».
"Dua kalimat yang sangat ringan di lisan dan sangat berat
di mizan (timbangan) yang dicintai oleh الرَّحْمَنِ (Maha Pengasih): Maha Suci Alloh الْعَظِيمِ (Maha Agung) dan Maha Suci Alloh dengan segala pujian-Nya"([10]).
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
91. Penutup majelis: Dari 'Aisyah semoga
Alloh meridhoinya bahwa Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) jika duduk
dalam suatu majelis atau shalat maka beliau mengucapkan beberapa kalimat, maka
Aisyah bertanya kepadanya tentang kalimat-kalimat tersebut, lalu Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mengatakan:
«إِنْ تَكَلَّمَ
بِخَيْرٍ كَانَ طَابِعًا عَلَيْهِنَّ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَإِنْ تَكَلَّمَ
بِغَيْرِ ذَلِكَ كَانَ كَفَّارَةً لَهُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ».
"Apabila kamu berbicara dengan pembicaraan yang baik maka
pembicaraanmu tersebut adalah stempel (cap) sampai hari kiamat, dan jika kamu
berkata dengan perkataan selain demikian itu maka itu sebagai kaffarah
(tebusan)nya: "Maha Suci Engkau ya Alloh, dan dengan memuji-Mu yang tidak
ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku ber-istighfar (memohon
ampun) kepada Alloh dan aku bertaubat kepada-Nya". Diriwayatkan
oleh Ahmad, dan ini adalah hadits shohih.
ذكر أسماء الله الحسنى بأدلتها
Menyebut Nama-nama Alloh Yang Indah dengan Dalil-dalilnya
Dari Abu Huroiroh semoga Alloh
meridhoinya dari Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau berkata:
«إِنَّ لِلَّهِ
تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ
الْجَنَّةَ إِنَّهُ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ».
"Sesungguhnya Alloh memiliki 99 (sembilan puluh sembilan)
nama, 100 (seratus) kurang satu, barang siapa menghafal [dan menjaganya] maka
akan masuk jannah, dan sesungguhnya Alloh الْوِتْرَ (Yang Maha Ganjil/Satu) dan dia menyukai الْوِتْرَ (yang ganjil)".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (6410) dan Muslim (2677) dan ini adalah lafadz
beliau.
1.
اللَّهُ (Alloh), 2. إِلَهَ (Ilah), 3. الْحَيُّ (Yang Maha Hidup), 4. الْقَيُّوم (Yang Maha Terus Menerus), Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{اللَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوم} [البقرة: 255].
"Alloh, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah)
melainkan الْحَيُّ lagi الْقَيُّوم". (Al-Baqoroh: 255).
5. الرَّبّ (Yang Maha
Menciptakan/Mengatur), 6. الرَّحْمَنِ (Yang Maha Pengasih), 7. الرَّحِيمِ (Yang
Maha Penyayang), Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ * الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 2، 3].
"Segala puji bagi Alloh الرَّبّ semesta
alam, الرَّحْمَنِ lagi الرَّحِيمِ ". (Al-Fatihah: 2-3). Dan dari Ibnu
'Abbas semoga Alloh meridhoinya beliau berkata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«فَأَمَّا
الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبّ عز وجل».
"…Adapun ruku' maka agungkanlah kalian pada ruku' tersebut الرَّبّ عز وجل".
Diriwayatkan oleh Muslim (479).
8. الْمَلِكُ (Yang Maha
Berkuasa), 9. الْقُدُّوسُ (Yang Maha Suci), 10. السَّلَامُ (Yang Maha
Sejahtera), 11. الْمُؤْمِنُ (Yang Maha Memberi
keamanaan), 12. الْمُهَيْمِنُ (Yang Maha
Memelihara), 13. الْجَبَّارُ (Yang Maha Perkasa), 14. الْمُتَكَبِّرُ (Yang Maha
Besar/Kuasa), 15. الْخَالِقُ (Yang Maha
Pencipta), 16. الْبَارِئُ (Yang Maha
Mengadakan), 17. الْمُصَوِّرُ (Yang Maha Membentuk Rupa), 18. الْعَزِيزُ (Yang Maha Perkasa), 19. الْحَكِيمُ (Yang Maha
Bijaksana), Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{هُوَ
اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ
الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ * هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ
السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ
اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ * هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ
الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ} [الحشر: 22-24].
"Dialah Alloh yang tidak ada
sesembahan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah الرَّحْمَنُ lagi الرَّحِيمُ. Dialah Alloh yang tidak ada sesembahan selain Dia, الْمَلِكُ
الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ
الْمُتَكَبِّرُ, Maha suci Alloh dari apa yang
mereka persekutukan. Dialah الْخَالِقُ الْبَارِئُ
الْمُصَوِّرُ, yang mempunyai nama-nama yang
Indah. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ ". (Al-Hasyr: 22-24).
20.
الْأَوَّلُ (Yang Maha Awal), 21. الآَخِرُ (Yang Maha Akhir) , 22. الظَّاهِرُ (Yang Maha Tampak), 23. الْبَاطِنُ (Yang Maha
Tersenbunyi), 24. العَلِيمٌ (Yang Maha Mengetahui), Alloh (تَعَالَى) berkata:
{هُوَ
الْأَوَّلُ وَالْآَخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ}
[الحديد: 3].
"Dia adakah الْأَوَّلُ , الْآَخِرُ, الظَّاهِرُ, الْبَاطِن; dan Dia adalah العَلِيمٌ terhadap segala sesuatu". (Al-Hadid: 3).
25. الْغَفُورُ (Yang Maha Pengampun), 26. الْوَدُودُ (Yang Maha Pengasih), 27. الْمَجِيدُ (Yang Maha Mulia), Alloh (تَعَالَى) berkata:
{وَهُوَ
الْغَفُورُ الْوَدُودُ * ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ} [البروج: 14، 15].
"Dia-lah الْغَفُورُ lagi الْوَدُودُ, yang mempunyai 'Arsy الْمَجِيدُ". (Al-Buruj:
14-15).
28. الرَّزَّاقُ (Yang Maha Memberi Rezki), 29. الْقُوَّةِ (Yang Maha Kuat), 30. الْقُوَّةِ (Yang Maha Kokoh), Alloh (تَعَالَى) berkata:
{إِنَّ
اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِين} [الذاريات: 58].
"Sesungguhnya Alloh Dialah الرَّزَّاقُ, pemilik لْقُوَّةِ lagi الْمَتِين". (Adz-Dzariyat: 58). Dan Alloh (تَعَالَى) berkata:
{وَهُوَ
الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ} [الشورى: 19].
"Dialah الْقَوِيُّ lagi الْعَزِيزُ". (Asy-Syuro': 19).
31. الخَيْرُ (Yang Maha Baik) , 32. الحَافِظُ (Yang Maha
Menjaga), 33. الحَفِيظُ (Yang Maha Menjaga).
Alloh (تَعَالَى) berkata:
{فَاللَّهُ
خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ} [يوسف: 64].
"Maka Alloh adalah الخَيْرُ lagi الحَافِظُ dan adalah أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (Paling Maha Penyanyang)". (Yusuf: 64). Dan perkataan (تَعَالَى):
{إِنَّ
رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ} [هود: 57].
"Sesungguhnya Robbku adalah الحَفِيظُ". (Hud: 87).
34. العَالِمُ (Yang Maha Berilmu), 35. الْكَبِيرُ (Yang Maha Besar), 36. الْمُتَعَالِ (Yang Maha Tinggi). Alloh (تَعَالَى) berkata:
{عَالِمُ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ} [الرعد: 9].
"Dia adalah العَالِمُ terhadap semua yang ghoib dan yang nampak; الْكَبِيرُ lagi الْمُتَعَالِ". (Ar-Ro'd:
9).
37. المَلِيكُ (Yang Maha Berkuasa), 38. المَلِكُ (Yang Maha Menguasai), 39. المُقْتَدِرُ (Yang Maha Mampu). Alloh (تَعَالَى) berkata:
{فِي
مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ} [القمر: 55].
"Di tempat yang disenangi di
sisi المَلِيكُ lagi المُقْتَدِرُ". (Al-Qamar:
55).
40. الأَحَدُ (Yang Maha Satu), 41. الصَّمَدُ (Yang Maha bergantung segala sesuatu kepada-Nya) . Alloh
(تَعَالَى) berkata:
{قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ
الصَّمَدُ} [الإخلاص: 1، 2]
"Katakanlah: "Dia-lah
Alloh adalah الأَحَدُ, Alloh adalah الصَّمَدُ".
(Al-Ikhlash: 1-2). Dan dari Abu Huroiroh semoga
Alloh meridhoinya, dari Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) beliau berkata:
«قال الله عز وجل:
..... وَأَنَا الأَحَدُ الصَّمَدُ لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لِى
كُفْأً أَحَدٌ».
"Alloh (عَزَّ وَجَلَّ) berkata:…. Dan Aku الأَحَدُ lagi الصَّمَدُ, tidak beranak dan tidak pula diperanakan dan tidak ada
sesuatupun yang setara (dengan-Ku)". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (4979).
42. الْوَاحِدُ (Yang Maha Satu), 43. الْقَهَّارُ (Yang Maha Perkasa). Alloh (تَعَالَى) berkata:
{وَهُوَ
الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ} [الرعد: 16]
"Dia-lah الْوَاحِدُ lagi الْقَهَّارُ". (Ar-Ro'd:
16).
44. الْوَلِيُّ (Yang Maha Melindungi), 45. الْحَمِيدُ (Yang Maha Terpuji). Alloh (تَعَالَى) berkata:
{وَهُوَ
الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ} [الشورى: 28].
"Dan Dia-lah adalah الْوَلِيُّ lagi الْحَمِيدُ". (Asy-Syuro:
28).
46. الْمَوْلَى (Yang Maha Pelindung), 47. النَّصِيرُ (Yang Maha Penolong). Alloh (تَعَالَى) berkata:
{فَنِعْمَ
الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ} [الحج: 78].
"Maka Dia adalah sebaik-baik
الْمَوْلَى dan sebaik- baik النَّصِيرُ". (Al-Hajj:
78).
- الرَّقِيبُ (Yang Maha Mengawasi), 49. الشَهِيدُ (Yang Maha Menyaksikan).
Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{فَلَمَّا
تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
شَهِيدٌ} [المائدة: 117].
"Maka setelah Engkau
wafatkan Aku, Engkau adalah الرَّقِيبُ atas mereka. Dan Engkau adalah الشَهِيدُ atas segala sesuatu". (Al-Maidah: 117).
50. السَّمِيعُ (Yang Maha Mendengar), 51. الْبَصِير (Yang Maha Melihat). Alloh (تَعَالَى) berkata:
{إِنَّ
اللَّهَ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير} [غافر: 20].
"Sesungguhnya Dia-lah السَّمِيعُ lagi الْبَصِير". (Ghofir:
20).
52.
الْحَقُّ (Yang Maha Benar), 53. الْمُبِينُ (Yang
Maha Jelas). Alloh (تَعَالَى) berkata:
{وَيَعْلَمُونَ
أَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِينُ} [النور: 25].
"Dan
mereka mengetahui bahwa Alloh-lah الْحَقُّ lagi الْمُبِينُ". (An-Nur: 25).
54. اللَّطِيفُ (Yang Maha Lembut), 55. الْخَبِيرُ (Yang Maha Mengetahui). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{أَلَا يَعْلَمُ
مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ} [الملك: 14].
"Apakah
Alloh yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau
rahasiakan); dan Dia-lah اللَّطِيفُ lagi الْخَبِيرُ". (Al-Mulk: 14).
56. القَرِيبُ (Yang Maha Dekat), 57. المُجِيبُ (Yang Maha Mengabulkan). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{إِنَّ رَبِّي
قَرِيبٌ مُجِيبٌ} [هود: 61].
"Sesungguhnya
Robbku القَرِيبُ lagi المُجِيبُ ". (Hud: 61).
58. الْكَرِيمُ (Yang Maha Dermawan/Memberi), 59. الْأَكْرَمُ (Yang Maha Mulia). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{يَا أَيُّهَا
الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ} [الإنفطار: 6]
"Hai
manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Robbmu
الْكَرِيمِ".
(Al-Infithor: 6). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
{اقْرَأْ وَرَبُّكَ
الْأَكْرَمُ} [العلق: 3].
"Bacalah,
dan Robbmulah الْأَكْرَمُ". (Al-'Alaq: 3).
60. الْعَلِيُّ (Yang Maha Tinggi), 61. الْعَظِيمُ (Yang Maha Agung/Besar). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَلَا يَئُودُهُ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ} [البقرة: 255].
"Dan Alloh
tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia-lah الْعَلِيُّ lagi الْعَظِيمُ". (Al-Baqoroh: 255).
62. الحَسْبُ (Maha Mencukupi), 63. الْوَكِيلُ (Maha Memberi Kecukupan), Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{فَزَادَهُمْ
إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ} [آل عمران: 173].
"Maka
bertambahlah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Alloh-lah الحَسْبُ bagi Kami dan Alloh-lah الْوَكِيلُ". (Ali Imron: 173).
64. الشَكُورُ (Yang Maha Membalas Kebaikan), 65. الحَلِيمُ (Yang Maha Penyantun). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَاللَّهُ شَكُورٌ
حَلِيمٌ} [التغابن: 17].
"Dan Alloh
adalah الشَكُورُ lagi الحَلِيمُ". (At-Taghobun: 17).
66. الْبَرُّ (Yang Maha Baik). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{إِنَّهُ هُوَ
الْبَرُّ الرَّحِيمُ} [الطور: 28].
"Sesungguhnya
Dia adalah الْبَرُّ lagi الرَّحِيمُ". (Ath-Thur: 28).
67. الشَاكِرُ (Yang Maha Mensyukuri). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَكَانَ اللَّهُ
شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء: 147].
"Dan Alloh
adalah الشَاكِرُ lagi العَلِيمُ". (An-Nisa': 147).
68. الْوَهَّابِ (Yang Maha Pemberi). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{أَمْ عِنْدَهُمْ
خَزَائِنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ الْعَزِيزِ الْوَهَّابِ} [ص: 9].
"Atau
Apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Robbmu الْعَزِيزِ lagi الْوَهَّابِ". (Shod: 9).
69. الْقَاهِرُ (Yang Maha Kuasa). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَهُوَ الْقَاهِرُ
فَوْقَ عِبَادِهِ} [الأنعام: 18].
"Dan
Dia-lah الْقَاهِرُ atas semua
hamba-hamba-Nya". (Al-An'am: 18).
70. الْغَفَّارُ (Yang Maha Pengampun). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{رَبُّ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ} [ص: 66].
"Robb
langit-langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya الْعَزِيزُ lagi الْغَفَّارُ". (Shod: 66).
71. التَّوَّابُ (Yang Maha Penerima Taubat/Pengampun). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{فَتَلَقَّى آَدَمُ
مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ}
[البقرة: 37].
"Kemudian
Adam menerima beberapa kalimat dari Robbnya, maka Alloh menerima taubatnya.
Sesungguhnya Alloh التَّوَّابُ lagi الرَّحِيمُ". (Al-Baqoroh: 37).
72. الْفَتَّاحُ (Yang Maha Memberi Keputusan). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَهُوَ الْفَتَّاحُ
الْعَلِيمُ} [سبأ: 26].
"Dan
Dia-lah الْعَلِيمُ lagi الْعَلِيمُ". (Saba': 26).
73. الرَءُوفُ (Yang Maha Penyantun). Alloh (تَعَالَى)
bekata:
{وَلَوْلَا فَضْلُ
اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [النور: 20].
"Dan
Sekiranya tidaklah karena kurnia Alloh dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan
sungguh Alloh adalah الرَءُوفُ lagi الرَّحِيمُ". (An-Nur: 20).
74. النُورُ (Yang Maha Menerangi/Bersinar). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{اللَّهُ نُورُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ} [النور: 35].
"Alloh-lah
النُورُ langit dan
bumi". (An-Nur: 35).
75. المُقِيتُ (Yang Maha Kuasa). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَكَانَ اللَّهُ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا} [النساء: 85]
"dan
Alloh-lah المُقِيتُ atas segala
sesuatu". (An-Nisa': 85).
76. الوَاسِعُ (Yang Maha Luas). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَاللَّهُ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ} [البقرة: 247].
"Dan Alloh
adalah الوَاسِعُ lagi الْعَلِيمُ". (Al-Baqoroh: 247).
77. الْوَارِثُ (Yang Maha Mewariskan/Memberikan). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَنَحْنُ
الْوَارِثُونَ} [الحجر: 23].
"Dan
Kami-lah الْوَارِثُ".
(Al-Hijr: 23).
78. الْأَعْلَى (Yang Maha Tinggi). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{سَبِّحِ اسْمَ
رَبِّكَ الْأَعْلَى} [الأعلى: 1].
"Sucikanlah
nama Robbmu الْأَعْلَى".
(Al-A'la: 1).
79. المُحِيطُ (Yang Maha Meliputi). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{أَلَا إِنَّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطٌ} [فصلت: 54].
"Ingatlah
bahwa sesungguhnya Dia adalah المُحِيطُ". (Fushshilat: 54).
80. العَلَّامُ (Yang Maha Mengetahui). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{أَلَمْ يَعْلَمُوا
أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ
الْغُيُوبِ} [التوبة: 78].
"Tidaklah
mereka tahu bahwasanya Alloh mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan
bahwasanya Alloh-lah العَلَّامُ segala yang ghaib".
(At-Taubah: 78).
81. الْمُسْتَعَانُ (Yang Maha Menolong). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَرَبُّنَا
الرَّحْمَنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ} [الأنبياء: 112].
"Dan Robb
kami-lah الرَّحْمَنُ lagi الْمُسْتَعَانُ terhadap apa
yang kalian katakan". (Al-Anbiya': 112).
82. الهَادِي (Maha Memberi Petunjuk/Hidayah). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَإِنَّ اللَّهَ
لَهَادِ الَّذِينَ آَمَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ} [الحج: 54].
"Dan
sesungguhnya Alloh adalah الهَادِي bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus".
(Al-Hajj: 54).
83. النَّاصِرُ (Yang Maha Menolong). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{بَلِ اللَّهُ
مَوْلَاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ} [آل عمران: 150].
"Tetapi
(ikutilah Alloh), Allohlah Pelindung kalian, dan Dia adalah sebaik-baik النَّاصِرُ". (Ali Imron: 150).
84. الْخَلَّاقُ (Yang
Maha Pencipta). Alloh (تَعَالَى) berkata:
{إِنَّ رَبَّكَ هُوَ
الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ} [الحجر: 86].
"Sesungguhnya
Robbmu, Dia-lah الْخَلَّاقُ lagi الْعَلِيمُ". (Al-Hijr: 86).
85. العَفُوُّ (Yang Maha Memaafkan). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{فَإِنَّ اللَّهَ
كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا} [النساء: 149].
"Maka
Sesungguhnya Alloh adalah العَفُوُّ lagi القَدِيرُ". (An-Nisa': 149).
86. الْحَاكِمُ (Yang Maha Bijkasana). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَاتَّبِعْ مَا
يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ}
[يونس: 109].
"Dan
ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Alloh memberi
keputusan dan Dia adalah الْحَاكِمُ". (Yunus: 109).
87. الْغَنِيُّ (Yang Maha Kaya). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَرَبُّكَ
الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ} [الأنعام: 133].
"Dan
Robbmu الْغَنِيُّ lagi memiliki
kasih sayang". (Al-An'am: 133).
88. الكَفِيلُ (Yang Maha Mencukupi/Menyaksikan). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَقَدْ جَعَلْتُمُ
اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا} [النحل: 91].
"Dan
sungguh kalian telah menjadikan Alloh atas kalian sebagai الكَفِيلُ". (An-Nahl: 91).
Dan
Al-Imam Al-Bukhoriy semoga Alloh merahmatinya telah meriwayatkan dengan
tanpa sanad pada Kitab "Al-Hawalat", setelah hadits no. (2291)
dan Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang bersambung sampai kepada Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)] (2/348) dari
Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya dari Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) bahwasanya
beliau menyebutkan seseorang dari Bani Isroil:
«.....قال: وَكَفَى
بِاللَّهِ وَكِيلاً».
…..Berkata:
Cukuplah bagi Alloh الكَفِيلُ". Dan ini adalah hadits shohih.
89. الحَيِىُّ (Yang Maha Malu), 90. السِتِّيرُ (Maha Menutupi). Alloh (تَعَالَى)
berkata:
{وَاللَّهُ لَا
يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ} [الأحزاب: 53].
"Dan Alloh
tidak malu (menerangkan) yang benar".
(Al-Ahzab: 53). Dan dari Ya'la bin Umayyah, beliau berkata: Berkata Rosululloh
(صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«إِنَّ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ حَيِىٌّ سِتِّيرٌ».
"Sesungguhnya
Alloh (عَزَّ وَجَلَّ)
adalah الحَيِىُّ lagi السِتِّيرُ". Diriwayatkan oleh Abu Dawud (4012),
Ahmad (4/224) dan An-Nasiy (406)), dan dia adalah hadits shohih.
91. الْمُسَعِّرُ (Yang Menahan), 92. الْقَابِضُ (Yang Maha Menggenggam), 93. الْبَاسِطُ (Yang Maha Membentangkan), 94. الرَّازِقُ (Yang Maha Memberi Rezki), dari Anas bin Malik semoga Alloh
meridhoinya, beliau berkata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«إِنَّ اللَّهَ هُوَ
الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّازِقُ وَإِنِّى لأَرْجُو أَنْ أَلْقَى
رَبِّى وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يَطْلُبُنِى بِمَظْلَمَةٍ فِى دَمٍ وَلاَ مَالٍ».
"Sesungguhnya
Alloh adalah الْمُسَعِّرُ, الْقَابِضُ, الْبَاسِطُ, الرَّازِقُ. Dan aku berharap berjumpa dengan Robbku dan tidak seorang pun
dari kalian menuntutku tentang kezholiman penumpahan darah dan pengambilan
harta". Ini adalah hadits shohih. Diriwayatkan
oleh Abu Dawud (3450), dan selainnya.
95. الْمُقَدِّمُ, 96. الْمُؤَخِّرُ, 97. القَدِيرُ, dari Abu Musa, dari Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau
berkata:
«.....أَنْتَ
الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ».
"Engkau الْمُقَدِّمُ, Engkau الْمُؤَخِّرُ, dan Engkau
atas segala sesuatu القَدِيرُ". Diriwayatka oleh Al-Bukhoriy (6398)
dan Muslim ( 2719).
98. السُبُّوحُ (Yang Maha Suci), dari Aisyah semoga
Alloh meridhoinya, bahwa Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«سُبُّوحٌ
قُدُّوسٌ....».
"
السُبُّوحُlagi القُدُّوسُ…". Diriwayatkan oleh Muslim (487).
99. الرِّفْقُ (Yang Maha Lemah Lembut), dari Aisyah semoga Alloh
meridhoinya, bahwa Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِنَّ اللَّهَ
رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِى الأَمْرِ كُلِّهِ».
"Ya
Aisyah, sesungguhnya Alloh adalah الرِّفْقُ, Dia mencintai kelembutan pada semua perkara…".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (6927) dan Muslim (2597).
100. الطيّبُ (Yang Maha Bagus), dari Abu Huroiroh semoga Alloh
meridhoinya, beliau berkata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«أيُّها الناس إنَّ
الله طيّبٌ لا يَقْبَلُ إلا طيّباً ...».
"Wahai manusia,
sesungguhnya Alloh adalah الطيّبُ, tidaklah Dia menerima kecuali yang baik-baik….".
Diriwayatkan oleh Muslim (1015).
101. الْحَكَمُ (Yang Maha Adil/Bijaksana), dari Abu Syuroih Hani' bin Yazid semoga
Alloh meridhoinya, beliau berkata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«إِنَّ اللَّهَ هُوَ
الْحَكَمُ وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ».
"Sesungguhnya Alloh adalah الْحَكَمُ, dan kepadanya keputusan (hukum)….".
Diriwayatkan oleh Abu Dawud (4955), An-Nasaiy, (5387), dan dia adalah hadits
shohih.
102.
الشَّافِى (Yang Maha
Menyembuhkan), dari Aisyah semoga Alloh meridhoinya, bahwa Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) jika sakit
maka beliau berkata:
«أَذْهِبِ
الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ، اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِى... ».
"Hilangkanlah derita (sakit) Robb manusia, sembuhkanlah
aku, Engkau الشَّافِى ….".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (5675) dan Muslim (2191).
103.
الْمُعْطِى (Yang Maha
Memberi), dari Mu'awiyyah semoga Alloh meridhoinya, beliau berkata:
Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«...
وَاللَّهُ الْمُعْطِى وَأَنَا الْقَاسِم...».
"…..Alloh الْمُعْطِى dan aku Al-Qosim".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (3116) dan Muslim (1037) dan ini adalah lafadz
Al-Bukhoriy.
104.
الوِترُ (Yang Maha
Ganjil/Satu), dengan dalil hadits yang telah disebutkan pada awal nama-nama
(Alloh) ini.
105.
الطَّبِيبُ (Yang Maha
Menyebuhkan), dari Abu Rimtsah, beliau berkata: Berkata Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«...اللَّهُ
الطَّبِيبُ...».
"…..Alloh adalah الطَّبِيبُ ". Diriwayatkan oleh Abu Dawud (4206),
dan Ahmad (4/163), dan dia adalah hadits shohih.
106.
الجَمِيل (Yang Maha
Indah/Bagus), dari Abdulloh bin Mas'ud semoga Alloh meridhoinya, dari
Nabi (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau berkata:
«إِنَّ
اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ
النَّاسِ».
"Sesungguhnya Alloh adalah الجَمِيل, Dia mencintai kebagusan".
Diriwayatkan oleh Muslim (91).
107.
المَنَّان (Yang Maha
Memberi Kebaikan/Nikmat), dari Anas bin Malik semoga Alloh meridhoinya,
beliau berkata: Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mendengar seseorang berkata: Ya Alloh sesungguhnya aku memohon
kepadamu bahwa bagi-Mu pujian, tidak ada sesembahan yang berhaq disembah
kecuali Engkau, tidak ada sekutu bagi-Mu, المَنَّان…. Maka Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لَقَدْ
دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ اسْتَجَابَ».
"Sungguh benar-benar dia telah meminta kepada Alloh dengan
nama-Nya الأَعْظَمِ (Yang Agung)
yang jika diminta dengannya maka diberi, dan jika memohon dengannya maka
dikabulkan". Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (3858),
dan dia adalah hadits hasan.
108.
السَّيِّدُ (Yang Maha
Tertinggi/Memimpin), dari Abdulloh Ibnusy-Syikhkhir, beliau berkata: Kami
berkata: Ya Rosululloh engkau sayyid kami, maka Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«السَّيِّدُ
اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى».
" السَّيِّدُadalah
Alloh (تَبَارَكَ
وَتَعَالَى)".
Diriwayatkan oleh Abu Dawud (4806) dan dia adalah hadits shohih.
109.
الدَّيَّانُ (Yang Maha
Bijkasana/Perkasa), berkata Al-Imam Al-Bukhoriy semoga Alloh merahmatinya
(dalam "Kitab Tauhid"), Bab (32) dan disebutkan dari Jabir,
dari Abdulloh bin Unais, beliau berkata: Aku mendengar Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«يحشرالله
العباد فَيُنَادِيهم بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ
قَرُبَ أَنَا الْمَلِكُ أَنَا الدَّيَّانُ.....».
"Alloh mengumpulkan hamba-hamba (Nya), lalu diserulah
mereka dengan seruan yang dapat didengar oleh orang yang jauh sebagaimana
seruan tersebut didengar oleh orang dekat: Aku Al-Malik, Aku adalah الدَّيَّانُ…". Sanad hadits ini telah
dihubungkan oleh Ahmad dalam "Musnad"nya (3/495), dan hadits
ini adalah hasan, dan sungguh telah ditetapkan nama ini oleh Al-Imam Ibnu
Qoyyim dalam "An-Nuuniyyah".
([1]) Islam adalah
jalan yang lurus, dengan dalil hadits An-Nawwas bin Sam'an semoga
Alloh meridhoinya bahwasanya Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: .......الصراط الإسلام........
"Jalan
Islam"…… yang diriwayatkan oleh
Al-Imam Ahmad (Juz. 3/hal. 182), dan dia adalah hadits shohih. Barang siapa
yang kokoh di jalan tersebut maka Alloh akan mengokohkannya -Insya Alloh-
ketika melewati jembatan yang dipajang di atas jahannam, dan dalilnya adalah
perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ
عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا (71) ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا
وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا (72)﴾ [مريم:71، 72].
"Dan tidak
ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Robbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan". (Maryam: 71).
Dan hadits Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya bahwasanya
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«......وَتُرْسَلُ الأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ
فَتَقُومَانِ جَنَبَتَىِ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالاً فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ
كَالْبَرْقِ....ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ
الرِّجَالِ تَجْرِى بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ.... حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَاد...
وَفِى حَافَتَىِ الصِّرَاطِ كَلاَلِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ
أُمِرَتْ بِهِ فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِى النَّار».
"….dan
diutus al-amanah dan ar-rahim keduanya tegak di dua sisi jalan (jembatan) yang
kanan dan kiri, maka akan lewat orang diantara kalian (yang kecepatannya)
seperti kilat…. Kemudian ada (yang kecepatanya) seperti angin yang lewat….
Kemudian ada (yang kecepatannya) seperti burung yang lewat dan ada seperti
orang yang berlari kencang, yang melewati jembatan tersebut sesuai dengan
amalan mereka….. hingga melemah amal-amalan seorang hamba…. Dan di emper-emper
jembatan terdapat besi-besi yang tajam (kail) diperintahkan untuk mengambil
siapa yang diperintahkan untuk diambil, ada yang terkena (cedera) namun selamat
(melewatinya) dan ada yang terjerumus langsung ke dalam neraka ".
Dan diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhoriy dari
hadits Abu Sa'id Al-Khudriy semoga Alloh meridhoinya bahwasanya
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«....يُؤْتَى
بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَىْ جَهَنَّمَ». قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
وَمَا الْجَسْرُ قَالَ «مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ، عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ
وَكَلاَلِيبُ.... فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ وَمَكْدُوسٌ فِى نَارِ
جَهَنَّمَ».
"Didatangkan pada al-jasru maka di pajang di antara
punggung jahannam" Kami bertanya: Wahai Rosululloh: Apa itu al-jasru?
Beliau (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) menjawab: "Tempat yang licin yang
menggelincirkan, padanya besi-besi tajam
(yang bengkok/kail)….ada yang langsung selamat (ketika melewatinya), ada yang
terkena (cedera) tapi selamat (melewatinya) dan ada yang langsung terjerumus ke
dalam neraka jahannam".
﴿وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ
لِلْكَافِرِينَ﴾ [آل عمران: 131].
"Dan peliharalah diri kalian dari api neraka, yang
disediakan untuk orang-orang yang kafir". (Ali Imron: 31). Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ﴾ [آل عمران: 133].
"Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Robb kalian
dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa".
(Ali Imron: 133). Ini adalah dalil bahwa Jannah (Surga) dan Nar
(Neraka) keduanya telah ada sekarang.
([4]) Penamaan
tauhid dengan kebaikan adalah sesuai dengan hadits Abdulloh bin 'Amr semoga
Alloh meridhoinya sanadnya bersambung sampai kepada Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) yang diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dan Ibnu Majah dan dia
adalah hadits shohih.
Dan penamaan syirik dengan kejelekan adalah pada perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ
بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾
"(Bukan demikian) yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan dia telah diliputi oleh
dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya". Berkata Mujahid dan Abu Wail dan selain keduanya
–sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Jarir ketika menafsirkan ayat tersebut-: Kejekan
yang disebutkan pada ayat tersebut dia adalah syirik. Pada ayat ini adalah
penjelasan terhadap kebodohan dan kesesatan Khowarij dalam pendalilan semisal ayat ini atas kafirnya
pelaku ma'siat dari kalangan kaum muslim.
([5]) Tidak ada perbedaan dalam
hukum antara orang yang mencela Nabi kita Muhammad (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) atau mencela selainnya dari kalangan para nabi dan para
rosul. Atau mencela malaikat dari kalangan para malaikat, atau memusuhi mereka
atau memusuhi satu malaikat dari para malaikat, dan dalilnya perkataan Alloh (تَعَالَى):
﴿اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ
رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ﴾ [الحج: 75].
"Alloh memilih
utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia”. (Al-Hajj: 75).
Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ
رُسُلِهِ﴾ [البقرة: 285].
"Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rosul-rosul-Nya". (Al-Baqoroh: 285).
Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿قُولُوا آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا
أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ
النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ
مُسْلِمُونَ﴾ [البقرة: 136] .
"Katakanlah (hai orang-orang
mukmin): "Kami beriman kepada Alloh dan apa yang diturunkan kepada Kami,
dan apa yang diturunkan kepada Ibrohim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak
cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Robbnya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara
mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (Al-Baqoroh: 136).
Dan perkataan-Nya (تَعَالَى):
﴿مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ
لِلْكَافِرِينَ﴾ [البقرة: 98].
"Barang siapa yang menjadi
musuh Alloh, malaikat-malaikat-Nya, rosul-rosul-Nya, Jibril dan Mikail, maka
sesungguhnya Alloh adalah musuh orang-orang kafir". (Al-Baqoroh: 98).
([6]) Hadits ini
adalah shohih dari Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ), aku tidak
berpendapat bahwa kritikan ini tidak sempurna, dan telah menukil Al-Imam Muslim dalam "At-Tamyiis" tentang kesepakat bahwa Hammad bin Salamah adalah orang yang lebih
terpercaya dari Tsabit. Berkata Ibnu Ma'in: Barang siapa yang menyelisihi
Hammad bin Salamah dari Tsabit, maka perkataan yang diambil adalah perkataan
Hammad. Dan pada hadits tersebut pula penjelasan terhadap perkataan Alloh (عَزَّ وَجَلَّ):
﴿يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ
وُجُوهٌ﴾ [آل عمران: 106]
"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri,
dan ada pula muka yang hitam muram". (Dua ayat dari surat Ali Imron: 106-107).
([9]) Di dalam
hadits ini terdapat penjelasan bahwa mereka yang bertawasul kepada Alloh dengan
doanya makhluk yang paling mulia, dan mereka
tidak duduk di rumah mereka seraya berkata: Aku memohon kepada-Mu Ya Alloh
dengan kedudukan Nabi-Mu, atau dengan hak Nabi-Mu". Kalau seandainya hal
itu disyariatkan niscaya mereka (para shohabat) akan melakukannya semasa hidup
beliau. Akan tetapi kenyataannya tidak ada seorangpun dari mereka semasa hidup
beliau dan tidak pula setelah wafatnya beliau (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Umar bin Al-Khoththob telah meminta hujan setelah wafatnya Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dan meminta Al-Abbas untuk memohon kepada Alloh agar Alloh
merunkan hujan untuk mereka. Sebab Al-Abbas adalah orang tua yang sholih
sebagaimana di jelaskan dalam "Fathul Bariy" (Juz 3/Hal. 150).
Al-Abbas berdoa kepada Alloh. Kalau seandainya mereka bertawasul dengan
kedudukannya niscaya mereka juga akan bertawasul dengan kedudukan Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) ketika beliau masih hidup, beliau jelas lebih mulia, namun
kenyataannya mereka tidak melakukakannya.
Dan Mu'awiyah juga telah meminta
hujan dan berkata: "Ya Alloh, sesungguhnya kami meminya syafaat kepada
Engkau pada hari ini dengan Yazid bin Al-Aswad Al-Jasriy. Wahai Yazid!
Angkatlah tanganmu berdoalah kepada Alloh! Maka Yazid pun mengangkat kedua
tangannya dan orang-orang pun mengangkat tangan-tangan mereka, kemudian Alloh
pun menurunkan hujan kepada mereka. Hampir orang-orang tidak kuasa untuk
kembali ke rumah-rumah mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Asyakir
di dalam "Tarikh Dimasyq" (65/112-113)
dengan sanad shohih. Lihat "At-Tawasul" karya Al-Allamah
Al-Albaniy semoga Alloh merahmatinya (hal. 45).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar