Abu Ahmad Muhammad bin Salim
Al-Limboriy
Semoga Alloh mengampuninya,
mengampuni kedua orang tuanya dan mengampuni saudara-saudarinya
بِسم الله
الرَّحمنِ الرَّحِيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه،
وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Berikut ini beberapa persoalan yang
diajukan kepada Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy Hafizhohulloh:
Soal:
Apa ma'na dari perkataan Nabi Shollallohu
'Alaihi wa Sallam:
«الدُّنْيَا
سِجْنُ الْمُؤْمِنِ، وَجَنَّةُ الْكَافِرِ».
"Dunia adalah
penjaranya seorang mu'min dan jannah (surga)nya orang kafir".
Jawaban:
An-Nawawiy Rohimahulloh berkata di
dalam "Syarhu Shohihi Muslim":
"مَعْنَاهُ
أَنَّ كُلَّ مُؤْمِنٍ مَسْجُونٌ مَمْنُوعٌ فِي الدُّنْيَا مِنَ الشَّهَوَاتِ
الْمُحَرَّمَةِ وَالْمَكْرُوهَةِ مُكَلَّفٌ بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ الشَّاقَّةِ
فَإِذَا مَاتَ اسْتَرَاحَ مِنْ هَذَا وَانْقَلَبَ إِلَى مَا أَعَدَّ اللَّهُ
تَعَالَى لَهُ مِنَ النَّعِيمِ الدَّائِمِ وَالرَّاحَةُ الْخَالِصَةُ مِنَ
النُّقْصَانِ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَإِنَّمَا لَهُ مِنْ ذَلِكَ مَا حَصَّلَ فِي
الدُّنْيَا مَعَ قِلَّتِهِ وَتَكْدِيرِهِ بِالْمُنَغِّصَاتِ فَإِذَا مَاتَ صَارَ
إِلَى الْعَذَابِ الدَّائِمِ وَشَقَاءِ الْأَبَدِ".
"Ma'nanya: Bahwasanya
setiap mu'min adalah dipenjara dan dilarang di dunia dari keinginan-keinginan
yang diharomkan dan yang dimakruhkan, diberi beban dengan perintah untuk
melaksanakan ketaatan-ketaatan yang memberatkan. Dan jika dia mati maka dia
beristrahat dari yang ini, dan dia berbalik kepada apa yang telah Alloh
janjikan untuknya dari keni'matan-keni'matan yang terus menerus dan kelengkapan
yang terbebaskan dari kekurangan-kekurangan. Adapun orang yang kafir maka
sungguh baginya adalah apa-apa yang dia peroleh di dunia bersama dengan
sedikitnya dan kurangnya terhadap apa yang diinginkan, dan jika dia mati maka
berubahlah kepada azab yang terus menerus dan kesengsaraan yang abadi".
Soal:
Saya pernah mendengar Luqman bin Muhammad
Ba'abduh ketika membedah bukunya "Mereka Adalah Teroris", dia
berkata: "Masa orang bodoh diajak jihad". Pertanyaanku: "Apakah
kewajiban jihad itu khusus bagi orang berilmu adapun orang bodoh tidak boleh
jihad?".
Jawaban:
Perintah jihad bersifat umum, mencakup
semua kaum muslimin, baik dia ulama ataupun para penuntut ilmu, orang bodoh
ataupun orang pintar. Di zaman Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam banyak
orang badui ikut jihad bersama beliau, bahkan ada orang yang baru masuk Islam
langsung ikut berjihad bersama beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam,
padahal dia belum belajar ilmu agama, belum sholat, belum berpuasa dan belum
mengeluarkan zakat.
Al-Baro' Rodhiyallohu 'Anhu
berkata: "Seseorang datang kepada Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
lalu bertanya:
"يَا رَسُولَ اللَّهِ أُقَاتِلُ أَوْ
أُسْلِمُ؟ قَالَ: «أَسْلِمْ، ثُمَّ قَاتِلْ»، فَأَسْلَمَ، ثُمَّ قَاتَلَ،
فَقُتِلَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَمِلَ
قَلِيلًا وَأُجِرَ كَثِيرًا»".
"Wahai
Rosululloh aku berperang (langsung) atau masuk Islam (terlebih dahulu)?,
beliau menjawab: "Masuklah Islam
kemudian berperanglah", maka diapun masuk Islam kemudian berperang,
lalu dia terbunuh, maka Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
"Dia beramal sedikit dan dibalas (dengan pahala) yang banyak".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy.
Bahkan dengan adanya perintah jihad itu
memberikan banyak faedah dan hikmah, diantaranya orang yang bodoh mendapat
hidayah untuk belajar agama Islam, orang sesat mendapat hidayah untuk mengikuti
al-haq, Alloh Ta'ala berkata:
{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا
لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت:
69].
"Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami
beri hidayah kepada mereka ke jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Alloh
benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan".
(Al-'Ankabut: 69).
Tidak perlu jauh-jauh, dahulu di Ambon
tidak ada da'wah Ahlissunnah wal Jama'ah, dengan sebab adanya jihad masuklah
da'wah Ahlissunnah wal Jama'ah di sana.
Tidaklah penulis buku "Mereka
Adalah Teris" (ya'ni Luqman bin Muhammad Ba'abduh) mengatakan seperti
itu, melainkan supaya mencari muka dan mencari pengikut, kalau dia masih
meyakini ucapannya seperti itu pada zaman ini, maka sungguh dia menutupi dirinya
kalau dia tidak ingin berjihad, oleh karena itu dia menyatakan "orang
bodoh" jangan diajak berjihad, tujuannya supaya dia tidak ikut berjihad
karena dia bodoh. Dan kenyataan yang ada demikian adanya, murid-muridnya
diperintahkan untuk pergi dari Dammaj, dengan memberikan alasan di Dammaj
perang, atau kalau ada yang mau ke Dammaj mereka melarangnya, diantara alasan
mereka karena di Dammaj ada perang.
Setelah itu mereka memerintahkannya untuk
ke Ma'bar, sehingga merekapun di Ma'bar bersatu padu di atas aqidah yang sesat,
mereka mengakui bahwasanya orang-orang yang menyerang atau yang memerangi
Dammaj (ya'ni Rofidhoh) adalah saudara mereka seagama, merekapun beraqidah
seperti aqidahnya Muhammad bin Abdillah Ar-Rimiy yang sesat.
Soal:
Arifin Liang asal Ambon menjelek-jelekkan
Dammaj bahwasanya di Dammaj berpemikiran Haddadiy.
Jawaban:
Itulah dia salah satu hasil didikan
Muhammad bin Abdillah Ar-Rimiy, dia awalnya di Dammaj, kemudian kabur dari
Dammaj dan belajar di Ma'bar, ketika pulang dari Ma'bar dan sampai di Ambon
diapun berkomentar miring, jadi mereka terus berupaya bagaimana caranya
menjatuhkan Dammaj?, Syi'ah-Rofidhoh juga berusaha bagaimana menghancurkan
Dammaj?.
Kaum muslimin merasa kasihan dengan Dammaj
karena terus menerus diperangi oleh Syi'ah-Rofidhoh, namun mereka (Luqman bin
Muhammad Ba'abduh dan jaringannya berikut pula Arifin Liang Al-Amboniy ini)
tidak ada belas kasihan, padahal sebelumnya mereka hidup dan belajar di Dammaj namun
sekarang mereka ikut menyerang Dammaj dengan pemikiran-pemikiran rusak mereka,
mereka seide dan secita-cita dengan Syi'ah-Rofidhoh bagaimana caranya biar
Dammaj hancur atau rusak namanya di hadapan umat manusia?:
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ
عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ
زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا
يَفْتَرُونَ} [الأنعام: 112].
"Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaithon-syaithon
(dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada
sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).
Jikalau Robbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan".
(Al-An'am: 112).
{وَمَكَرُوا
وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ} [آل عمران: 54].
"Mereka
membuat tipu daya, dan Alloh membalas tipu daya mereka itu. Dan Alloh adalah Sebaik-baik
pembalas tipu daya". (Ali Imron: 54).
Dan tampak tipu
daya mereka dalam seide dengan Syi'ah-Rofidhoh adalah untuk menghancurkan
Dammaj, ketika Asy-Syaikh Abu Hatim Sa'id Da'as Al-Yafi'iy Rohimahulloh
dibunuh oleh Rofidhoh maka mereka yang berada di Ma'bar berkata: "Dia mati
karena didoakan oleh Syaikh kami Ali Ar-Rozihiy". Yang lainnya lagi
berkata: "Orang-orang Dammaj diazab karena mereka menjarh para
masyayikh", dan berbagai komentar lainnya yang secara jelas menampakan
kesamaan ide dan tujuan dengan Syi'ah-Rofidhoh yaitu upaya untuk menjatuhkan
dan mencelakakan Ahlissunnah dan seluruh kaum muslimin yang berada di Dammaj.
Soal:
Ada seorang ibu
sangat sedih karena anaknya ada di Dammaj, ia akan hilang sedihnya kalau
anaknya sudah pulang dari Dammaj. Apa yang perlu kita nasehatkan kepada ibu
tersebut?.
Jawaban:
Sampaikan
kepadanya untuk banyak-banyak berdoa, doakan semoga kalau anaknya selamat dan
pulang ke Indonesia bisa berguna untuk agama dan kaum muslimin, dan kalau mati
di Dammaj semoga mati syahid.
Merupakan salah
satu ciri seorang mu'min adalah merasa sedih bila mu'min lainnya mendapatkan
musibah, sama saja yang mendapatkan musibah adalah anaknya ataupun orang lain,
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«تَرَى
المُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، كَمَثَلِ
الجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ
وَالحُمَّى».
"Kamu
melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, rasa cinta mereka
dan tolong menolong sesama mereka seperti satu tubuh, jika salah satu anggota
tubuhnya kesakitan maka seluruh tubuh ikut merasakan tidak bisa tidur dan ikut
merasakan demam". Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon dari hadits An-Nu'man
bin Basyir.
Adapun saudara-saudari
kita di zaman ini –semoga Alloh memperbaiki keadaan mereka- bila orang
mu'min yang bukan anaknya atau bukan saudaranya mendapatkan musibah maka dengan
enteng lisan mereka terucap: "Yang penting tidak ada anakku, yang penting
anakku sudah tidak disana":
«لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ».
"Tidak
sempurnah keimanan salah seorang diantara kalian sampai dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri". Diriwayatkan
oleh Asy-Syaikhon dari Anas bin Malik. Allohul Musta'an.
وصَلَّى
اللَّهُ على مُحَمَّد وَآلِهِ وَصَحْبِه وَسَلِّم.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar