MENGGUMPULKAN
HASIL TANYA JAWAB
Pertanyaan:
بِسمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
Bagaimana pendapat
ustadz kalau hasil tanya jawab bersama ustadz saya kumpulkan jadi satu buku,
yang saya susun urutannya seperti kitab fiqih atau kitab Shohih Al-Bukhoriy?
Abu
Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limbory menjawab:
بِسمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ، أَحْمَدُهُ، وَأَسْتَعِينُهُ، وَأَسْتَغْفِرُهُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد:
Kami
bersyukur atas usulanmu yang bagus semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan,
boleh bagimu dan bagi siapa saja yang berkeingin sepertimu, namun sebaiknya
kamu hubungi Al-Akh Al-Fadhil Abu Yasmin
pengelolah situs Ash-Shabul Hadits –semoga Alloh menjaganya-, karena kami
sudah memberikan kebebasan kepada beliau untuk mencetak atau menerbitkan
tulisan kami, mungkin beliau memiliki keinginan sepertimu, atau kamu bisa
bekerja sama dengan beliau dalam masalah tersebut sebagai bentuk perealisasian
perkataan Alloh (تعالى):
{وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى} [المائدة: 2]
"Dan tolong menolong kalian di atas kebaikan dan
taqwa".
(Al-Maidah: 3).
Pertanyaan:
بِسمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
Mau
tanya ustadz, jadi memasukkan anak akhwat ke pondok pesantren termasuk bid’ah
dan harom ya ustadz. Terus bagaimana cara untuk kita mendidik agama anak. Sedangkan
kita tidaklah banyak mengetahui perkara agama, semoga Alloh membalasmu
dengan kebaikan.
Abu
Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limbory menjawab:
Tentang permasalahn bagaimana mendidik putri
sudah kami jelaskan pada banyak tulisan kami, dan kalau kamu merasa tidak
memiliki kemampuan untuk mengajari putrimu, kamu bisa bawa dia ke pondok
pesantren, lalu kamu beli tempat tinggal atau menyewah rumah dekat pesantren supaya
dia tinggal bersamamu, dan dia terus berada dibawa kontrolmu, hal ini untuk
mengantisipasi supaya dia tidak bermain dengan teman atau supaya ustadz-ustadznya
tidak terfitnah dengannya! Menjaga jangan sampai ustadznya menikmati merdu
suaranya atau…, kita berlindung kepada Alloh (تعالى) dari fitnah syahwat dan fitnah wanita, Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«مَا تَرَكْتُ
بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ»
"Tidaklah aku tinggalkan setelah fitnah yang lebih
berbahaya bagi laki-laki dari pada fitnah wanita". Diriwayatkan oleh Al-Imam
Al-Bukhoriy dan Muslim dari Usamah bin Zaid.
Atau
kalau kamu sibuk dengan tanggung jawabmu maka carikan mahrom untuknya lalu
perintahkan dia untuk belajar agama ke pondok pesantren dengan ketentuan dia
tinggal bersama mahromnya, bukan tinggal dengan teman-temannya di asrama.
Atau
kamu kumpulkan harta untuk biaya orang-orang yang berada dibawah tanggunganmu
misalnya kebutuhan mereka dalam waktu sebulan, setelah itu kamu siapkan untuk
ongkos ke pondok pesantren selama sebulan di pesantren, kemudian setelah
sebulan kamu balik lalu ajarkan putrimu dengan ilmu yang kamu dapatkan di
pesantren selama sebulan tersebut, sebagaimana hal ini dilakukan oleh para
shohabat Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ).
Al-Imam
Al-Bukhory semoga Alloh merahmatinya meriwayatkan di dalam "Shohih"nya
pada "Kitabul Ilmi" dari hadits Abdulloh bin 'Abbas
bahwa ada seorang muridnya yang disebut dengan Abu Jamroh tinggal bersama
beliau hanya 2 (bulan), dan dalam kelanjutan hadits tersebut dijelaskan ada
sekelompok orang datang kepada Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dan mereka berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لاَ
نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيكَ إِلَّا فِي الشَّهْرِ الحَرَامِ وَبَيْنَنَا
وَبَيْنَكَ هَذَا الحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ، فَمُرْنَا بِأَمْرٍ فَصْلٍ،
نُخْبِرْ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا
"Wahai Rosululloh sesungguhnya kami tidak bisa datang
kepadamu melainkan pada bulan harom karena diantara kami dan diantaramu ada
satu kampung dari kalangan orang-orang kafir Mudhor, maka perintahkanlah kepada
kami dengan suatu perintah yang jelas, supaya kami kabarkan dengannya kepada
orang-orang yang di belakang kami".
Setelah
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mengajarkan mereka tentang satu hadits yang berkaitan dengan rukun-rukun
Islam dan cabang-cabangnya maka beliau langsung berkata:
«احْفَظُوهُنَّ
وَأَخْبِرُوا بِهِنَّ مَنْ وَرَاءَكُمْ»
"Kalian hafal (itu semua), dan kabarkanlah oleh kalian
tentangnya kepada orang-orang yang di belakang kalian".
Sebagian
orang senang sekali mempromosikan pondok pesantren wanitanya dengan alasan di
Dammaj juga kata mereka ada, maka kami katakan bahwa alasan seperti ini sama
halnya dengan alasan orang-orang awam yang pernah ke Makkah, ketika mereka dari
haji di Makkah mereka melihat ibadah orang-orang di sana langsung mereka tiru,
jika dikatakan kepada mereka maka mereka menjawab: "Kami dapati di Makkah
seperti ini", amalan mereka seperti itu sama halnya dengan apa yang Alloh (تعالى) terangkan di dalam Al-Qur'an:
{قَالُوا
حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا
يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ} [المائدة: 104]
"Mereka (orang-orang kafir) berkata: Cukup bagi kamu
apa-apa yang kami mendapatkannya dari bapak-bapak kami, walaupun bapak-bapak
mereka tidak mengetahui sesuatu apapun dan mereka tidak mendapatkan
petunjuk".
(Al-Maidah: 104).
Syaikh
kami Imam Darul Hadits Dammaj Yahya bin Ali Al-Hajuriy semoga Alloh
menjaganya sangat menentang sikap taklid seperti ini, sampai ketika beliau
ditanya tentang orang yang memakan qot (sejenis ganja) dengan alasan
bahwa Al-Imam Asy-Syaukaniy membolehkannya maka beliau berkata: "Orang ini
perlu untuk bertaubat dari dua perkara; bertaubat dari dosanya karena memakan qot
dan bertaubat dari taklid kepada Al-Imam Asy-Syaukaniy", hal ini beliau
ucapkan pada pelajaran antara Maghrib dan Isya' di masjid Ahlissunnah Daril
Hadits Dammaj.
Kami katakan bahwa apa yang ada di Dammaj gambarannya
sangat jauh berbeda dengan pondok pesantren putri yang ada di Nusantara, di
Dammaj ada beberapa wanita saja yang tinggal di tempat penginapan samping
masjid Nisa' disebabkan karena:
·
Mereka wanita-wanita yang hijroh dari negri kafir dan
keadaan mereka ini memiliki salaf di zaman Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) ketika itu banyak wanita-wanita
yang hijroh, adapun santriwati di pondok pesantren Nusantara tidak demikian.
·
Mereka bersama mahromnya dan dibawah kontrol mahrom
mereka dan kapanpun mereka bisa bertemu, adapun santriwati di pondok pesantren
Nusantara dibawah kontrol oleh ustadznya atau ustadzahnya, kalaupun ada
mahromnya maka ada waktu tertentu boleh berjumpa dengannya dan sangat dibatasi.
·
Mereka tinggal hanya dalam waktu tertentu, karena sambil
menunggu orang yang akan meminang mereka, adapun santriwati di pondok pesantren
Nusantara tidak demikian bahkan bertahun-tahun, bahkan sampai berakar,
terkadang sudah menikah namun meninggalkan suaminya di rumah supaya dia bebas
di pesantren, –kita berlindung kepada Alloh dari fitnah syahwat dan syubhat.
Kami
himbau kepada penanya semoga Alloh memberinya pemahaman untuk membuka
mata dan mengikuti tulisan-tulisan kami tentang permasalahan wanita yang
belajar di pondok pesantren atau yang kren di dunia hizbiyyah dengan nama
"TN".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar