AHLUSSUNNAH TIDAK
BIMBANG DAN RAGU TENTANG KEBENARAN
Pertanyaan:
بِسم
الله الرَّحمنِ الرَّحِيم
Ustadz saya membaca
salah satu tulisan Al-Ustadz Salim Al-Limbory bahwa Al-Ustadz Luqman Ba'abduh,
Sarbini, Azkary, Azhari Asri dan Abdurrohim adala hizbiyyun padahal tidaklah mereka
mengajarkan sesuatu di Indonesia melainkan dakwah Ahlussunnah dan selalu memuji
dan menceritakan kebaikan yang ada di Darul Hadits Yaman. Ada apa sebenarnya di
kalangan Ahlussunnah, demi Alloh ini akan menjadikan para salafiyyun bimbang
dan bingung terhadap sikap dan artikel yang tertulis seperti yang saya baca,
semoga Alloh menjaga dan memberikan
kesehatan kepada Ustadz.
Berikut ini tanggapan Abu Ahmad
Muhammad bin Salim yang kamu sebut dengan Ustadz Salim Al-Limbory:
بِسم
الله الرَّحمنِ الرَّحِيم
الحَمْدُ
لله، أَحْمَدُه، وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ
لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Kalaulah
kamu membaca tulisan-tulisan kami yang lainnya maka kamu akan tahu keadaan
mereka yang sebenarnya, adapun perkataanmu "tidaklah mereka mengajarkan
sesuatu di Indonesia melainkan dakwah Ahlussunnah", maka ini yang tampak
bagimu, adapun yang mereka sembunyikan atau mereka bermain di balik layar maka
sangat banyak, diantaranya:
Apakah
dinamakan dakwah Ahlussunnah dengan bermain kekerasan?! Memukul, mencekik,
mengkeroyok dan merampas lahan dakwah orang lain?!.
Karena
sebab membela si Lu man Ba'abduh berdiri Abu Sahl (yang merupakan laskar
silumannya) lalu memukul wajah Abdul Ghofur Al-Lumajangiy semoga Alloh
merahmatinya hingga bengkak mukanya!.
Karena
membela Afifudin berdiri Kholid lalu mencekik Affan Al-Makassariy, begitu pula
preman metropolitan Kholil membawa dua pisau ketika ditemui Ibnu Umar, juga
Zakariya melakukan pemukulan, maka apakah sekarang kamu juga (wahai penanya) ingin
bangkit membela mereka?!!!, apakah kamu ingin menyelisihi perkataan Robbmu
karena sebab membela para penjahat itu?!!!:
{وَلَا
تُجَادِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنْفُسَهُمْ} [النساء: 107]
"Janganlah kamu membela orang-orang yang mereka
mengkhianati diri mereka sendiri". (An-Nisa': 107).
Kejahatan
mereka dengan memperalat orang-orang bodoh dalam pengkroyokan Abu Salafi Ghufron
ketika di Ambon, beliau dipukul-pukul sampai kepayahan dan patah
tulang-tulangnya, apakah mereka membayar kerugian itu dengan menyerahkan onta-onta
kepadanya atau menyerahkan yang semisalnya ataukah justru mereka saling
melemparkan ke yang lain?!!! Apakah perbuatan mereka itu perbuatan Ahlussunnah
atau perbuatan para penjahat teroris?!!!.
Pengrusakan
pagar-pagar rumah, perampasan dan pengusiran terhadap saudara-saudara kami dari
rumah mereka di Hanunu, apakah mereka mengganti kerugian akibat kejahatan
mereka itu?!!! Wallohi tidak!:
أَسْأَلُ اللهَ أَنْ يَهْزِمَهُمْ
"Aku memohon kepada Alloh untuk merobohkan mereka".
Tidak
puas dengan kejahatan itu, ketika kawan kami (Abu Hanifah Ar-Riyawiy) menikah dan
kemudian beliau dipenjara maka mereka riang gembira sambil mengejek.
Lebih-lebih
ketika mereka mendengar bahwa kami di Dammaj di kepung dan diperangi oleh
orang-orang kafir Rofidhoh maka mereka bergembira dan berkata bahwa kami
diturunkan azab, mereka bergembira, sampai pentolan mereka yang bernama Ali
Rozihiy di Ma'bar menegaskan bahwa pengepungan dan serangan Rofidhoh itu adalah
ujung penghabisan terhadap Al-Hajuriyyah, begitu pula Muhammad Abdulloh
Ar-Rimiy yang rakus dengan gelar sehingga menggelari dirinya dan menulisnya di
akhir namanya "Al-Imam" merekomendasikan Rofidhoh dengan mengatakan
"Mereka (Rofidhoh) adalah muslimun (orang-orang yang mempasrahkan
diri kepada Alloh)", dan menyatakan pula bahwa "Pertempuran antara
Rofidhoh dengan Ahlussunnah di Dammaj tidak lain karena memperebutkan
gunung".
Mereka
menyatakan kami diazab, maka kami katakan: "Benar, kami telah diazab oleh
Rofidhoh, dan sebagian saudara-saudara kami diazab oleh para si Lu man yang
jahat, ketahuilah bahwa yang mengazab kami adalah para penjahat",
Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«مَنْ
عَذَّبَ النَّاسَ فِي الدُّنْيَا، عَذَّبَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى»
"Barang siapa yang mengazab manusia di dunia maka Alloh (تَبَارَكَ وَتَعَالَى) akan mengazabnya". Diriwayatkan oleh Ahmad dari hadits Hisyam bin Hakim,
dan Ibnu Hibban meriwayatkan dengan lafadz:
«إِنَّ
اللَّهَ يُعَذِّبُ الَّذِينَ يُعَذِّبُونَ النَّاسَ فِي الدُّنْيَا»
"Sesunggunya Alloh akan mengazab orang-orang yang mereka
mengazab manusia ketika di dunia".
Apakah
termasuk dakwah Ahlussunnah mengemis (minta-minta) atas nama dakwah Ahlussunnah?!!!
Sebagaimana yang dilakukan oleh Luqman, Afifudin, Asykari, Abdurrohim, Azhari
Cs, mereka mengundang ulama ke Indonesia dana dari mana?!!! Sungguh proposalnya
tersebar ke seluruh penjuru, apakah itu perbuatan Ahlussunnah ataukah itu
perbuatan pengemis jalanan?!!!.
Apakah
termasuk dakwah Ahlussunnah mencela ulama Ahlussunnah?! Mereka belajar di
Dammaj dengan cuma-cuma kemudian mereka membalas semua itu dengan kejahatan,
apakah mereka mengundang dan mau menantang azab Alloh?!!!:
{لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ}
[إبراهيم: 7]
"Jika
kalian bersyukur maka sungguh kami akan tambahkan (nikmat) kepada kalian, dan
jika kalian mengingkari (nikmat) maka sesungguhnya azab-Ku adalah pedih". (Ibrohim: 7). Maka
jangan bertanya kalau kemudian ada dari mantan murid-murid mereka memperlakukan
mereka sebagaimana perbuatan mereka.
Sungguh
mereka (Luqman Ba'abduh Cs) telah bersekongkol dengan jaringan hizbihnya dalam
menebarkan kedustaan, kelicikan dan penipuan. Mereka bersembunyi di balik hijab
dengan menggunakan ujung tombak yang mereka namai dengan Abu Umar bin Abdul
Hamid yang kemudian menulis buku "Celaan Bertubi-tubi…" yang
diterbitkan oleh Al-Ghuroba' Solo, yang berisi cercaan terhadap Imam Daril
Hadits Dammaj, dan buku tersebut mereka sebarkan cuma-cuma, apakah itu prilaku
Ahlussunnah ataukah prilaku bencong waria yang paling penakut?!!!.
Beberapa
bulan yang lalu ada pendusta yang bernama Nurdin datang ke Dammaj, kemudian di
Dammaj sempat mencela Imam Daril Hadits Dammaj, berdusta, menipu dan
meminta-minta kepada Sa'id Al-Limboriy, ketika Abdurrohim dan Azhari Asri tahu
maka keduanya langsung memerintahkan Nurdin si pendusta tersebut untuk kabur
dari Dammaj, lalu kembali ke Ma'bar, sampai di Ma'bar bercerita dusta, apakah
perbuatan seperti itu kemudian dikatakan "selalu
memuji dan menceritakan kebaikan yang ada di Darul Hadits"?!!!.
Ketika
Abdurrohim dan Azhari Asri tahu bahwa di Limboro sudah bermunculan generasi Ahlussunnah
mereka pun merampas Nurdin dari ibunya, mereka mendanainya ke Ma'bar dengan
tanpa meminta kerestuan dari ibunya, apa tujuan mereka di balik itu? Tidak lain
supaya merusak Ahlussunnah di Limboro dengan cara menanam bibit hizbiyyah, si
Nurdin belum pulang saja sudah membuat fitnah, datang ke Dammaj mencela Syaikh
Dammaj, berdusta dan meminta-minta lalu bagaimana kiranya nanti kalau
pulang?!!!.
Tidaklah
ada dari orang-orang yang masih bertahan di pondok hizbiyyah Abdurrohim di
Pangkep melainkan ditanamkan kebencian terhadap Darul Hadits dan Ahlussunnah,
maka apakah ini dikatakan mendakwahkan Ahlussunnah?!!!.
Tidak
ada yang bimbang dan ragu tentang mereka, bahwasanya prilaku mereka bukan
prilaku Ahlussunnah sama sekali bahkan itu adalah prilaku aliran hizbiyyah yang
jahat dan bejat.
Mereka
tidak puas dengan kejahatan itu, bahkan mereka masih saja melakukan tipu
menipu, tidak hanya orang bodoh yang ditipu, kamu (wahai penanya) juga tertipu,
tidak hanya kalian bahkan para ulama mereka tipu, si qumamah Usamah
Faishol Mahri Cs menelpon syaikh mereka Abdulloh bin Abdirrohim Al-Bukhoriy
yang ujung-ujungnya mereka berhasil menyeretnya ke dalam kesesatan bersama
mereka, kami katakan: "Walaupun mereka pandai menipu manusia, mereka bisa
menipu ulama dan bisa memperalat orang-orang bodoh akan tetapi Yang Di Atas
Langit mereka tidak akan bisa menipu-Nya:
{يُخَادِعُونَ
اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا
يَشْعُرُونَ} [البقرة: 9]
"Mereka menipu Alloh dan mereka menipu orang-orang yang
beriman, dan tidaklah mereka menipu melainkan (mereka menipu) diri-diri mereka
sendiri dan mereka tidak menyadari". (Al-Baqoroh: 9).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar