GIAT-GIAT
DALAM MENUNTUT ILMU
Pertanyaan:
بِسمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
Ustadz! Saya ini
termasuk salah seorang santri pada salah satu pondok pesantren yang Insya Alloh
ustadznya salafiy, namun saya ingin setiap tahun atau setahun dua kali pulang
kampung, akan tetapi ustadz tersebut melarang saya, karena katanya kalau saya
pulang akan menghadapi permasalah banyak, mungkin orang bertanya kepada saya
atau mungkin saya diminta untuk berkhutbah, mungkin… dan banyak
kemungkinan-kemungkinan, padahal ibu bapakku sangat merindukanku, dan perlu
diketahui bahwa ibu bapakku mendukungku belajar agama di pesantren!, terus
bagaimana apakah saya mengikuti kemauan ustadz tersebut ataukah kemauan ibu
bapakku?
Abu
Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limbory menjawab:
بِسمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ، أَحْمَدُهُ، وَأَسْتَعِينُهُ، وَأَسْتَغْفِرُهُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد:
Semua
itu perkaranya kembali padamu, kalau kamu ingin pulang maka pulang, ustadz yang
kamu sebutkan tidak punya hak untuk melarangmu, karena beberapa sebab:
Pertama: Dia (ustadz tersebut) tidak
memiliki dalil dalam melarangmu, bahkan bisa jadi ustadz tersebut akan terjatuh
kedalam upaya untuk menjauhkan kamu dengan orang tuamu, dan ini termasuk
perbuatan tercela, kamu pulang ke kampungmu sehingga orang tuamu selalu
meridhoimu, baru kemudian kamu balik lagi ke pondok pesantren.
Kedua: Dia (ustadz tersebut) tidak
melihat pada dirinya sendiri, apakah ketika dia belajar di pangkuan ulama
selama beberapa tahun, ketika dia mau pulang Syaikhnya melarangnya?!. Lalu
bagaimana kemudian dia melarangmu dan menginginkan supaya kamu duduk belajar
kepadanya dalam waktu lama sedangkan dia belajar kepada Syaikhnya hanya
beberapa tahun atau beberapa bulan saja?!.
Kami
menyatakan seperti ini karena kami memiliki dalil yang menunjukan tentang kebebasan
bagi santri yang mau pulang ke kampungnya kapanpun, Al-Imam Al-Bukhory semoga
Alloh merahmatinya meriwayatkan di dalam "Shohih"nya pada
"Kitabul Ilmi" dari hadits Abdulloh bin 'Abbas bahwa
ada seorang muridnya yang disebut dengan Abu Jamroh tinggal
bersama beliau hanya 2 (bulan), dan dalam kelanjutan hadits tersebut
dijelaskan ada sekelompok orang datang kepada Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dan mereka berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لاَ
نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيكَ إِلَّا فِي الشَّهْرِ الحَرَامِ وَبَيْنَنَا
وَبَيْنَكَ هَذَا الحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ، فَمُرْنَا بِأَمْرٍ فَصْلٍ،
نُخْبِرْ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا
"Wahai Rosululloh sesungguhnya kami tidak bisa datang
kepadamu melainkan pada bulan harom karena diantara kami dan diantaramu ada
satu kampung dari kalangan orang-orang kafir Mudhor, maka perintahkanlah kepada
kami dengan suatu perintah yang jelas, supaya kami kabarkan dengannya kepada
orang-orang yang di belakang kami".
Kalau
keadaan murid-murid Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) tersebut terjadi di zaman ini,
mungkin langsung para ustadznya akan mengatakan: "Mumpung kalian hanya
bisa ke pondokku pada bulan-bulan harom maka jangan pulang dulu ya! Manfaatkan
kesempatan ya! Manfaatkan kesempatan dan peluang belajar kepadaku ya!".
Akan
tetapi Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) tidak seperti itu, bahkan beliau ketika sudah mengajarkan
kepada mereka tentang satu hadits saja yang
berisikan rukun-rukun Islam dan cabang-cabangnya langsung beliau berkata:
«احْفَظُوهُنَّ
وَأَخْبِرُوا بِهِنَّ مَنْ وَرَاءَكُمْ»
"Kalian hafal (itu semua), dan kabarkanlah oleh kalian
tentangnya kepada orang-orang yang di belakang kalian".
Dengan
hadits ini kamu berpegang, bila kamu pulang kemudian ada orang bertanya kepadamu
tentang suatu masalah, jika kamu mengetahuinya maka kamu jawab dengan
menyebutkan dalilnya, jika kamu tidak mengetahui maka cukup kamu katakan:
والله أعلم
"Dan Alloh Yang Paling Mengetahui".
Dan
kalau kamu diminta khutbah dan kamu merasa tidak sanggup maka kamu katakan:
"Saya belum mampu untuk berkhutbah", Alloh (تعالى) berkata:
{لَا
يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا} [الطلاق: 7]
"Alloh tidak membebani suatu jiwa, melainkan sesuai apa
yang Dia berikan kepadanya". (Ath-Tholaq: 7).
Pertanyaan:
Bagaimana
kalau saya kembali ke pondok tersebut ternyata ustadznya menampakan wajah tidak
suka, dan saya khawatir ketika pelajaran ustadz tersebut akan memberikan
pertanyaan seputar permasalahan yang saya tidak hadir dengan maksud untuk
memojokan saya maka terus apa yang saya lakukan?.
Abu
Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limbory menjawab:
Kalau
ustadzmu menampakan prilaku itu maka untuk apa kamu duduk belajar kepadanya,
bumi Alloh luas, dan dakwah Ahlussunnah sudah tersebar luas, cari ustadz yang
berakhlak karimah! Pegang perkataan Al-Imam Muhammad bin Sirin semoga Alloh
merahmatinya yang Al-Imam Muslim menyebutkannya di dalam "Muqoddimah
Shohih"nya:
«إِنَّ
هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ»
"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah oleh
kalian kepada siapa kalian mengambil agama kalian".
Tidak
ada faedahnya mengambil ilmu dari orang yang tidak berakhlak mulia karena
semuanya akan membuahkan kesan dan kenangan menjengkelkanmu dikemudian hari.
Pertanyaan:
Ustadz
saya pernah mendengar bahwa ada seorang santri belajar di pondok pesantren
Darul Atsar milik Kholiful Hadi di Gresik Banyu Tengah, kemudian santri
tersebut minta izin ke Kholiful Hadi untuk pindah ke Magetan, maka Kholiful
Hadi mengatakan: "Jangan pindah! Disini saja, kamu ke Magetan hanya
menghapal Al-Qur'an, saya dulu hafal Al-Qur'an, juga Abu Hazim hafal Al-Qur'an
akan tetapi saya lupa, begitu juga Abu Hazim banyak hilang hafalan Qur'annya,
kamu di sini saja fokuskan belajar nahwumu!".
Bagaimana
pendapat ustadz tentang perkataan Kholiful Hadi tersebut?
Abu
Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limbory menjawab:
Biasa
hizbiy, Kholiful Hadi itu sering kali mempertontonkan dirinya kalau dia adalah
hizbiy sejati.
Orang
seperti Kholiful Hadi mau dilawan?!!! Orang semisal dia ini sifatnya seperti
yang Alloh (تعالى) sebutkan di dalam surat Al-Baqaroh:
{وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ
عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ}
"Dan diantara manusia ada orang yang mengagumkanmu
perkataannya dalam kehidupan dunia (ini), dan dipersaksikan bagi Alloh atas apa
yang ada di dalam hatinya, dan dia adalah paling penentang".
Dia
membuat cara seperti itu supaya santri tinggal lama dengannya dan belajar lama
dengannya, sungguh memalukan! orang alim saja semisal Syaikh kami Yahya bin Ali
Al-Hajury semoga Alloh menjaganya belajar dengan Al-Imam Al-Wadi'y
semoga Alloh merahmatinya paling lama namun ketika ada santri yang mau
pindah atau pulang kampung langsung beliau mengizinkannya, lalu bagaimana
dengan si Kholiful Hadi atau orang yang semisalnya yang hanya tong kosong berbunyi nyaring?!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar