Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Solusi Tepat Dalam Menhadapi Fitnah Syahwat

anigif menyukai sesama jenisTanya:  Bismillah…. Segala puji hanya milik Allah yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk, Afwan ustadz saya adalah siswa di salah satu Sekolah Madrasah Aliyah yang sedang menempuh ujian nasional, saya bangga dengan agama Islam dan Alhamdulillah meskipun saya belum mengenal agama Islam secara kaffah (menyeluruh) akan tetapi setidaknya beberapa sunnah Rasul-pun sudah saya jalankan, cuman saya memiliki beberapa kekurangan dalam diri saya. Entahlah apakah ini anugerah dari yang Maha Kuasa ataukah sebuah penyakit, namun saya pribadi menganggap ini adalah sebuah penyakit, mengapa tidak?!, Saya seorang laki-laki tatkala saya banyak memandang laki-laki, teman kelas ku terkadang ada perasaan ketertarikan kepada mereka namun saya mengetahuinya bahwa dalam agama, hal ini sangatlah dilarang sebagaimana terjadi dalam kaum nabi Luth (Lot). Bersamaan dengan itu saya pun banyak menghindar terhadap teman saya (para laki-laki). 
Tapi saat saya menghindar dalam kesendirian saya justru banyak pikiran yang membuat saya bingung, harus berteman dengan siapa?, Bingung dengan keadaan yang terjadi dalam diri saya, terkadang saya harus menangis kelak bagaimana nanti masa depanku kalau saya terus-terus begini, karena dalam diri saya kurangnya rasa ketertarikan terhadap lawan jenis saya. Cuman saya pernah merasakannya, pernah saya jatuh cinta terhadap seorang perempuan, tapi saya mengenal Islam, pacaran dalam Islam tidak diperbolehkan (haram). Lalu bagaimana dengan diri saya apakah memang sifat manusia begitu, karena sebelumnya saya pernah dicela sama temanku (laki-laki) yang paham juga agama tetapi dia pacaran sementara saya tidak, dia mencela saya karena saya tidak pacaran.  Harus bagaimanakah semua ini saya haus akan nasehat.  Dan sekedar diketahui meskipun saya sekolah di sekolah agama, oleh teman-temanku kurang memahami agama ini.  Saya tunggu nasehat nya hamba Allah. (Akh di Sulawesi Selatan).
Jawaban:  بسم الله الرحمن الرحيم
Apa yang akhiy alami itu adalah suatu penyakit yang membahayakan, jika akhiy tidak mengantisipasi nya maka sangat di khawatirkan akan mengarah kepada dua perbuatan keji baik homoseks atau zina, Nas’alullohassalamata wal ‘afiyah (kami memohon kepada Alloh keselamatan dan kesehatan).
Keadaan akhiy sedang dihadapkan kepada dua fitnah yang berkaitan dengan syahwat:
Pertama: Fitnah Pacaran.
Bila seseorang terjatuh ke dalam fitnah ini, lalu dia tidak mampu atau tidak sampai berzina dengan pacarnya maka akan mengundang nya kepada perbuatan keji lainnya, mulai dari onani hingga homoseks.
Kedua: Fitnah Memiliki Rasa Ketertarikan Kepada Sejenis.
Bila seorang lelaki memiliki sifat ini, lalu dia tidak mengantisipasi nya dengan bimbingan Islam maka dikhawatirkan dia akan terjerumus ke dalam perbuatan homoseks, begitu pula seorang wanita dikhawatirkan terjerumus ke dalam perbuatan lesbian.
Dengan itu, maka hendaknya di antisipasi dengan bimbingan syariat Islam, diantaranya:
1. Meminta penjagaan dan pertolongan kepada Alloh dari fitnah syahwat:
وقال ربكم ادعوني أستجب لكم
“Dan Robb kalian telah berkata: Berdoalah kalian kepada-Ku (niscaya) Aku akan kabulkan bagi kalian”.
Para pemuda-pemudi tidak akan lepas dari fitnah syahwat, namun banyak kita dapati dari mereka selamat dari fitnah tersebut, terkadang seseorang sudah mencoba menanggulangi dengan tuntunan-tuntunan Islam namun dalam masalah perendahan kepada Alloh dengan mengikhlaskan doa kepada-Nya kurang perhatian, padahal solusi ini termasuk yang paling penting, lebih-lebih dalam keadaan yang sudah genting atau dalam keadaan benar-benar sedang dilanda ujian seperti itu, antara berjuang mempertahankan kesucian diri dengan tekanan syahwat, bila dalam keadaan seperti ini seseorang bersungguh-sungguh berdoa kepada Robbnya, dengan penuh pengikhlasan, pemasrahan diri dan penuh pengharapan maka tentu Alloh akan kabulkan permohonannya sebagaimana Alloh terangkan:
أمن يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء
“Bukankah Dia (Alloh) akan mengabulkan doa orang yang genting (kesulitan) dan menghilangkan kejelekan”.
2. Bersegera Menikah.
Kami menasehatkan kepada para orang tua untuk menyegerakan putra-putri mereka dalam menikah, karena di zaman kita ini adalah zaman yang penuh dengan fitnah, banyak dari para anak SD (Sekolah Dasar) mulai dari kelas empat sampai kelas enam sudah terseret ke dalam fitnah syahwat, lebih-lebih pada sekolah tingkat lanjut. Oleh karena itu kami nasehat kan para orang tua untuk menanyakan keadaan putra-putri mereka, karena penyakit yang diderita oleh muda-mudi di saat ini bersifat tertutup (terpendam), atau kalaupun diungkapkan maka disampaikan hanya kepada teman dekatnya, maka hendaknya para orang tua menanyakan maksud para anak-anak mereka yang mulai masuk vuber, dan hendaknya para anak berterus terang menyampaikan kehendak mereka untuk menikah, para orang tua hendaknya memberi dukungan. 
Tidak dibenarkan bagi para orang tua menunda-nunda atau mengulur-ulur keinginan anak-anak mereka untuk menikah, karena alasan “masa depan” atau alasan “kehidupan”, hingga anak mereka terjatuh ke dalam perbuatan keji.
Bila para orang tua beralasan dengan alasan tersebut, hingga terjadi apa yang terjadi maka sungguh mereka telah menelantarkan tanggung jawab mereka:
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا
“Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari neraka”.
3. Menyibukkan Diri dengan Beribadah kepada Alloh.
Diantara ibadah yang agung adalah menuntut ilmu syar’iy, bila seseorang menyibukkan diri dengan ilmu syar’iy, lalu mengamalkannya dan di saat-saat mengamalkan ilmu tersebut dia mengikutkan dengan banyak berdoa dan benar-benar jujur niat dan tekadnya untuk mencari sesuatu yang terbaik maka Alloh akan mewujudkannya:
إن تصدق الله يصدقك
“Jika kamu jujur (membenarkan) Alloh maka Dia akan membenarkanmu”.Diriwayatkan oleh An-Nasa’iy dari Syaddad Ibnul Had Rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.
Dijawab oleh: Abu Ahmad Muhammad Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu.
(14/Syawal/1435) di markiz Daril Hadits Baihan Sana’a-Yaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar