Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

NIKMAT YANG BERHARGA


النِّعْمَةُ السَّنِيَّةُ
NIKMAT YANG BERHARGA    
تأليف:
أبي العباس خضر الأندونيسي
المشهور بمحمد اللمبوري
Penulis:
Abul Abbas Khodhir Al-Andunisy
Yang Dikenal dengan:
Muhammad Al-Limbory

Penerjemah:
Abu Said Muhammad Al-Andunisy


المقدمة
PENDAHULUAN
بِسم الله الرَّحمنِ الرَّحِيم
Dengan nama Alloh yang (الرَّحمنِ) Maha Pengasih lagi (الرَّحِيم) Maha Penyayang
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ. وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
Segala puji bagi Alloh, kita memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, meminta ampunan-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelakan-kejelekan diri-diri kita, dan dari kerusakan-kerusakan amalan kita, barang siapa yang Alloh memberinya petunjuk maka tidak ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada yang memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Alloh saja, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rosul-Nya.
﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: 102].
"Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Alloh dengan sebenar-benarnya ketaqwaan kepada-Nya dan janganlah kalian sekali-kali mati melainkan kalian adalah berislam". (Ali Imron: 102).
﴿يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾ [النساء: 1].
"Wahai manusia bertaqwalah kalian kepada Robb kalian yang Dia telah menciptakan kalian dari seorang diri dan (dari diri tersebut) Dia menciptakan istrinya, dan melahirkan dari keduanya para lelaki dan para wanita yang banyak, dan bertaqwalah kalian kepada Robb kalian yang dengan (nama-Nya) kalian saling meminta dan (jagalah) hubungan rohim, sesungguhnya Alloh  selalu mengawasi kalian". (An-Nisa': 1).
﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾ [الأحزاب: 70، 71].
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Robb kalian dan berkatalah dengan berkataan yang baik, (maka Dia) akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian, dan barang siapa yang mentaati Alloh dan Rosul-Nya maka sungguh dia telah meraih kemenangan yang besar". (Al-Ahzab: 70-71).
أما بعد: إن أحسن الحديث كتاب الله وأحسن الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها، و﴿إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَآَتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ﴾ [الأنعام/134].
Kemudian setelah itu: Sesungguhnya paling bagusnya perkataan adalah Kitabulloh dan yang paling bagusnya petunjuk adalah petunjuk Muhammad (صلى الله عليه وسلم) dan paling jeleknya perkara-perkara adalah yang diada-adakan. Dan "sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian maka pasti akan datang dan kalian sekali-kali tidak akan sanggup menolaknya". (Al-An'am: 134).
فهذه جملة من الآيات والأحاديث الصحيحة فيها الحث على نعم الله، وأسميتها: "النعمة السنية". حملني على جمعها أمور منها:
Ini adalah beberapa dari ayat-ayat dan hadits-hadits yang shohih, yang padanya motivasi terhadap nikmat Alloh, dan aku menamainya dengan "Kenikmatan yang berharga". Yang membawaku untuk mengumpulkannya karena beberapa perkara, diantaranya:
-        شدة احتاج الناس عن النعمة، قال الله تعالى: ﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ﴾ [فاطر: 15].
Kebutuhan manusia yang mendesak tentang suatu kenikmatan, Alloh (تعالى) berkata: "Wahai orang-orang yang beriman, kalian adalah orang-orang yang faqir (sangat membutuhkan) kepada Alloh dan Alloh adalah (الْغَنِيُّ) Maha Kaya lagi (الْحَمِيدُ) Maha Terpuji". (Fathir: 15).
-        غفلة الناس عن شكر وذكر النعمة، قال الله تعالى: ﴿إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُون﴾ [البقرة: 243].
Terlalaikannya manusia dari mensyukuri  dan mengingat suatu kenikmatan, Alloh (تعالى) berkata: "Sesungguhnya Alloh adalah pemilik keutamaan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur". (Al-Baqoroh: 243). 
-        فضائل شكر النعمة الكثيرة المتعدية في الدنيا والآخرة.
Keutamaan-keutamaan mensyukuri nikmat adalah banyak berbilang di dunia dan di akhirat.
تنبيه:
PERINGATAN:
1-   قال الإمام أبو داود رحمه الله (4813): حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ».
أخرجه الإمام الترمذى رحمه الله (2081) وقَالَ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Pertama: Al-Imam Abu Dawud –semoga Alloh merahmatinya- berkata (4813): Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrohim, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Ar-Robi' bin Muslim dari Muhammad bin Ziyad dari Abu Huroiroh, dari Nabi (صلى الله عليه وسلم) beliau berkata: "Tidak bersyukur kepada Alloh siapa yang tidak bersyukur kepada manusia".
Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzy –semoga Alloh merahmatinya- (2081), dan beliau berkata: Hadits ini adalah hadits hasan shohih.
فأشكر لشيخنا الناصح الأمين العلامة أبي عبد الرحمن يحيى بن علي الحجوري -حفظه الله- القائم على تعليمنا وتربيتنا.
Maka aku bersyukur (berterima kasih) kepada Syaikh kami penasehat yang terpercaya Al-'Allamah Abu Abdirrohman Yahya bin Ali Al-Hajury –semoga Alloh menjaganya-, yang beliau selalu tegak dalam memberi pengajaran dan pendidikan kepada kami.
ثم أشكر كل من ساعدني في طلب العلم وفي الخير -حفظهم الله-.
Kemudian aku bersyukur kepada setiap orang yang telah membantuku dalam menuntut ilmu dan (membantuku) dalam kebaikan –semoga Alloh menjaga mereka-.
أسأل الله تعالى أن ينفع بهذه الرسالة وأن يجعله خالصا لوجه الكريم، كما أسأله سبحانه أن يغفرلي ولوالدي ولمشايخي وإخواني، و﴿الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ﴾.
Aku memohon kepada Alloh (تعالى) untuk memberikan manfaat terhadap tulisan ini, dan menjadikannya ikhlas untuk Wajah-Nya yang Mulia, sebagaimana aku memohon kepadanya untuk mengampuniku, (mengampuni) kedua orang tuaku, para syaikh-syaikhku dan saudara-saudariku, dan "segala puji bagi Alloh Robb semesta alam".
كتبه أبو العباس خضر بن سليم الْمُلْكي.
دار الحديث بدماج
Penulisnya adalah Abul Abbas Khodhir bin Salim Al-Mulky
Di Darul Hadits Dammaj.


نعمة الهداية
NIKMAT HIDAYAH
قال الله تعالى: ﴿بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)﴾ [الفاتحة: 1-7].
Alloh (تعالى) berkata: "Dengan nama Alloh yang (الرَّحْمَنِ) Maha Pengasih lagi (الرَّحِيمِ) Maha Penyayang. Segala puji bagi Alloh Robb semesta alam, yang (الرَّحْمَنِ) Maha Pengasih lagi (الرَّحِيمِ) Maha Penyayang, yang Menguasai hari pembalasan, hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan, tunjukilah kami ke jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan (bukan) pula jalan orang-orang yang sesat". (Al-Fatihah: 1-7).
الدعاء إلى الله تعالى عن الهداية هو أمر من أمور المهمة في طلب الهداية، ولكن معرفة نعمة الله وشكرها هو أمر من الأمور المطلوب وسبب من أسباب الوصول إلى الهداية وإلى صراط المستقيم، قال الله تعالى: ﴿إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (120) شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (121) وَآَتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي الْآَخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (122) ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (123)﴾ [النحل: 120-123].
Berdoa (meminta) kepada Alloh (تعالى) tentang hidayah (petunjuk) adalah termasuk suatu perkara dari perkara-perkara penting ketika mencari hidayah, akan tetapi mengetahui nikmatnya Alloh dan mensyukurinya dia adalah termasuk suatu perkara dari perkara-perkara yang dituntut dan termasuk suatu sebab dari sebab-sebab tercapainya kepada hidayah dan kepada jalan yang lurus, Alloh (تعالى) berkata: "Sesungguhnya Ibrohim adalah umat (seorang) imam yang dijadikan panutan dan dia tidak termasuk dari orang-orang yang musyrik (mempersekutukan Alloh), dan dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, Alloh telah memilihnya dan memberinya hidayah kepada jalan yang lurus, dan Kami telah memberinya kebaikan di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat termasuk dari orang-orang yang sholih. Kemudian Kami wahyukan kepadamu untuk mengikuti agama Ibrohim yang lurus dan dia tidaklah termasuk dari orang-orang musyrik (mempersekutukan Alloh)". (An-Nahl: 120-123).
أمر الله تعالى لمن اتبع ملة إبراهيم، من أهل التوحيد أن يشكروا نعمته، قال الله تعالى: ﴿فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ﴾ [النحل: 114].
Alloh (تعالى) memerintahkan kepada siapa saja yang mengikuti agama Ibrohim, dari kalangan orang-orang yang bertauhid supaya mereka mensyukuri nikmat-Nya, Alloh (تعالى) berkata: "Maka makanlah oleh kalian dari apa-apa yang telah Alloh rezkikan kepada kalian, (rezki) yang halal lagi yang baik, dan bersyukurlah kalian terhadap nikmat Alloh, jika kalian hanya kepada-Nya saja beribadah". (An-nahl: 114).    
وقوله تعالى: ﴿الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ﴾: هم النبيون والصديقين والشهداء والصالحين.
Dan perkataan-Nya (تعالى): "Orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka", mereka adalah para Nabi, Orang-orang yang membenarkan para Nabi (dan orang-orang jujur), para syuhada' (yang mati syahid) dan orang-orang sholih.
وقال تعالى: ﴿وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (69) ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا (70) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا (71) وَإِنَّ مِنْكُمْ لَمَنْ لَيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَالَ قَدْ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيَّ إِذْ لَمْ أَكُنْ مَعَهُمْ شَهِيدًا (72)﴾ [النساء: 69-72].
Dan Dia (تعالى) berkata: "Dan barang siapa yang dia mentaati Alloh dan Rosul maka mereka itu bersama orang-orang yang telah Alloh beri nikmat kepada mereka dari para Nabi, Orang-orang yang membenarkan para Nabi (orang-orang jujur), para syuhada' (yang mati syahid) dan orang-orang sholih dan mereka itulah kawan yang paling terbaik, yang demikian itu termasuk dari keutamaan Alloh dan cukuplah yang paling mengetahui. Wahai orang-orang yang beriman bersiap siagalah dan majulah kalian ke medan tempur berkelompok-kelompok dan majulah bersama-sama, dan sesungguhnya diantara kalian ada yang berlambat-lambat (ke medan tempur), maka jika dia ditimpa musibah dia berkata: "Sesungguhnya Alloh telah memberikan nikmat kepadaku sehingga aku tidak ikut berperang bersama mereka". (An-Nisa': 69-72).
الذي أنعم الله تعالى عليهم قد ذكرهم في كتابه أنه لم ينعم عليهم بكثرة مال ولا عرض وإنما أنعم عليهم بنعمة خليلة وهي نعمة الهداية، قال الله تعالى: ﴿أُولَئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آَدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آَيَاتُ الرَّحْمَنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا﴾ [مريم: 58].
Orang-orang yang Alloh beri nikmat kepada mereka  sungguh Alloh (تعالى) telah menyebutkannya di dalam Kitab-Nya bahwasanya mereka tidak Dia beri nikmat dengan banyaknya harta dan tidak pula banyaknya kepemilikan hanya saja mereka diberi nikmat yang istimewah yaitu nikmat hidayah, Alloh (تعالى) berkata: "Mereka itulah yang telah Alloh beri nikmat kepada mereka dari kalangan para Nabi, dari keturunannya anak Adam dan dari orang-orang yang mereka naik (di perahu) bersama Nuh dan dari keturunan Ibrohim dan Ismail dan dari orang-orang yang telah Kami beri hidayah dan yang telah Kami pilih, jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat (الرَّحْمَنِ) Yang Maha Pengasih maka mereka pun menyungkur bersujud dan menangis". (Maryam: 58).
وقوله: ﴿الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ﴾ والكفار لم يدخلوا في هذا العموم فعلم أنهم خارجون عن هذه النعمة وقال تعالى: ﴿وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (55) ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (56) وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (57)﴾ [البقرة: 55-57].
Dan perkataan-Nya: "Orang-orang yang Engkau beri nikmat", dan orang-orang kafir mereka tidak masuk dalam keumuman ini, diketahui bahwasanya mereka keluar dari kenikmatan ini, dan Dia (تعالى) berkata: "Dan ingatlah ketika kalian berkata: Wahai Musa! Kami tidak akan beriman sampai kami melihat Alloh dengan jelas, karena itu kalian disambar halilintar dan kalian menyaksikannya. Setelah Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati, supaya kalian bersyukur. Dan Kami naungi kalian dengan awan, dan Kami turunkan kepada kalian "al-manna" (makanan yang lezat dari Jannah) dan "as-salwa" (sejenis daging yang enak dari Jannah). Makanlah oleh kalian makanan-makanan yang baik telah Kami rezkikan untuk kalian, dan tidaklah Kami menzholimi mereka akan tetapi merekalah yang menzholimi diri mereka sendiri". (Al-Baqoroh: 55-57).

نعمة الإسلام
KENIKMATAN ISLAM
فاعلموا -رحمكم الله- أن من أجل النعم وأعظمها ومن أكبرها على العباد هي نعمة الإسلام، قال الله تعالى: ﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا﴾ [المائدة: 3].
Ketahuilah –semoga Alloh merahmati kalian- sesungguhnya yang paling agungnya nikmat dan paling besarnya atas seorang hamba adalah nikmat Islam, Alloh (تعالى) berkata: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku telah ridhoi Islam sebagai agama kalian". (Al-Maidah: 3).
2-      قال الإمام البخاري رحمه الله (45): حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الصَّبَّاحِ سَمِعَ جَعْفَرَ بْنَ عَوْنٍ حَدَّثَنَا أَبُو الْعُمَيْسِ أَخْبَرَنَا قَيْسُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّ رَجُلاً مِنَ الْيَهُودِ قَالَ لَهُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا. قَالَ: أَىُّ آيَةٍ؟ قَالَ: ﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا﴾. قَالَ عُمَرُ: قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ.
أخرجه الإمام مسلم رحمه الله (7711، 7712).
Kedua: Al-Imam Al-Bukhory –semoga Alloh merahmatinya- berkata (45): Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan Ibnush Shobbah, beliau mendengar Ja'far bin 'Aun, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Abul 'Umais, beliau berkata: Telah memberitakan kepada kami Qois bin Muslim dari Thoriq bin Syihab dari Umar Ibnul Khoththob bahwasanya seorang Yahudi berkata kepada kepadanya: Wahai Amirul Mukminin, satu ayat di dalam Kitab kalian, kalian membacanya, kalaulah (ayat itu) turun kepada kami seluruh orang-orang Yahudi maka kami akan menjadikan (hari) turunnya sebagai hari raya. Beliau berkata: "Ayat apa?", dia berkata: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku telah ridhoi Islam sebagai agama kalian". Umar berkata: "Sungguh kami telah mengetahui pada hari turunnya dan pada tempat diturunkannya kepada Nabi (صلى الله عليه وسلم) dan beliau berdiri di Arofah pada hari Jum'at.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- (7711, 7712).
3-   قال الإمام الترمذى رحمه الله (3318): حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ عَمَّارِ بْنِ أَبِى عَمَّارٍ قَالَ قَرَأَ ابْنُ عَبَّاسٍ: ﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا﴾ وَعِنْدَهُ يَهُودِىٌّ فَقَالَ: لَوْ أُنْزِلَتْ هَذِهِ عَلَيْنَا لاَتَّخَذْنَا يَوْمَهَا عِيدًا. قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَإِنَّهَا نَزَلَتْ فِى يَوْمِ عِيدٍ فِى يَوْمِ جُمُعَةٍ وَيَوْمِ عَرَفَةَ.
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ.
Ketiga: Al-Imam At-Tirmidzy –semoga Alloh merahmatinya- berkata (3318): Telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid, beliau berkata: Telah memberitakan kepada kami Yazid bin Harun, beliau berkata: Telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Salam, dari 'Ammar bin Abi 'Ammar, beliau berkata: Ibnu Abbas membaca: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku telah ridhoi Islam sebagai agama kalian", dan di sisinya ada seorang Yahudi berkata: Kalaulah ayat ini diturunkan kepada kami maka kami akan menjadikan hari (turunnya) sebagai hari raya. Ibnu 'Abbas berkata: "Sesungguhnya dia turun pada hari raya, pada hari Jum'at dan hari 'Arofah.
Abu Isa (At-Tirmidzy) berkata: Ini adalah hadits hasan ghorib dari hadits Ibnu 'Abbas.
قال شيخ الإسلام رحمه الله في "اقتضاء الصراط المستقيم" (1/441): أن الأعياد والمواسم في الجملة، لها منفعة عظيمة في دين الخلق ودنياهم، كانتفاعهم بالصلاة والزكاة والحج، ولهذا جاءت بها كل شريعة، كما قال تعالى: ﴿وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ﴾ وقال تعالى: ﴿لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ﴾، ثم إن الله تعالى شرع على لسان خاتم النبيين من الأعمال ما فيه صلاح الخلق على أتم الوجوه، وهو الكمال المذكور في قوله تعالى: ﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي﴾ ولهذا أنزل الله تعالى هذه الآية في أعظم أعياد الأمة الحنيفية؛ فإنه لا عيد في النوع أعظم من العيد الذي يجتمع فيه المكان والزمان، وهو عيد النحر. اهـ
Syaikhul Islam –semoga Alloh merahmatinya- berkata di dalam "Iqtidhoush Shirotil Mustaqim" (1/441): "Sesungguhnya hari raya-hari raya dan perayaan-perayaan secara global padanya manfaat yang besar di dalam agama para makhluk dan dunia mereka, seperti manfaatnya sholat, zakat dan haji. Oleh karena ini datang dengan syari'at, sebagaimana Dia (تعالى) berkata: "Dan bagi setiap umat Kami telah menjadikan tata cara (aturan) supaya mereka mengingat nama Alloh atas apa-apa yang telah Dia rezkikan kepada mereka dari binatang-binatang ternak". Dan Dia (تعالى) berkata: "Dan bagi setiap umat Kami telah menjadikan tata cara (aturan) bagi mereka". Kemudian Alloh (تعالى) mensyariatkan di atas lisan (perkataan) penutup para Nabi dari amalan-amalan yang padanya kebaikan makhluk di atas sisi yang paling sempurnanya, dan dia adalah paling sempurnanya apa yang disebutkan pada perkataan-Nya (تعالى): "Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah aku cukupkan bagi kalian nikmat-Ku", oleh karena ini Alloh (تعالى) turunkan ayat ini tentang agungnya hari raya-hari raya umat yang hanif (menerima segala tuntunannya), karena sesungguhnya tidak ada hari raya pada jenis yang paling agungnya dari hari raya yang terkumpul padanya dalam suatu tempat dan waktu, yang dia adalah hari raya Qurban", –selesai-.
والحكمة في (جعل الله تعالى لكل أمة منسكا) لإقامة ذكره والإلتفات لشكر نعمته.
Dan hikmah dari {Alloh (تعالى) menjadikan pada setiap umat tata cara (aturan)} adalah untuk menegakan dzikir (mengingatnya dan membawa kepada kesyukuran terhadap nikmat-Nya.
4-   قال الإمام أحمد رحمه الله (24543): حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنِى ابْنُ جَابِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ سُلَيْمَ بْنَ عَامِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الأَسْوَدِ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «لاَ يَبْقَى عَلَى ظَهْرِ الأَرْضِ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ إِلاَّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ كَلِمَةَ الإِسْلاَمِ بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ ذُلِّ ذَلِيلٍ إِمَّا يُعِزُّهُمُ اللَّهُ فَيَجْعَلُهُمْ مِنْ أَهْلِهَا أَوْ يُذِلُّهُمْ فَيَدِينُونَ لَهَا».
Keempat: Al-Imam Ahmad –semoga Alloh merahmatinya- berkata (24543):  Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abdir Robbih, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Walid bin Muslim, beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Ibnu Jabir, beliau berkata: Aku mendengar Sulaim bin Amir, beliau berkata: Aku mendengar Al-Miqdad Ibnul Aswad, beliau berkata: Aku mendengar Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Tidak akan tersisa di permukaan bumi suatu rumah (dari tanah liat) dan suatu pemukiman melainkan Alloh akan memasukannya kalimat Islam dengan keagungan yang teragung atau dihinakan dengan kehinaan, atau bisa jadi Alloh memuliakan mereka lalu dijadikan sebagai pemiliknya atau dihinakannya mereka dengan menjadikannya sebagai pegangan".

نعمة الإيمان
NIMAT ISLAM
        قال الله تعالى: ﴿مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴾ [التغابن: 11]، أي من أصابته مصيبة فعلم أنها بقضاء الله تعالى وقدره فصبر واحتسب جازه الله تعالى بهدايته قلبه التي هي أصل كل سعادة، وخير في الدنيا والآخيرة، وقد يخلق الله تعالى عليه في الدنيا ما كان أخذه، أو خيرا منه.
Alloh (تعالى) berkata: "Tidaklah suatu musibah menimpah melainkan dengan izin Alloh, dan barang siapa yang beriman kepada Alloh maka Dia memberi petunjuk ke dalam hatinya, dan Alloh terhadap segala sesuatu adalah (عَلِيمٌ) Maha Mengetahui". Yaitu barang siapa yang ditimpah suatu musibah maka diketahui bahwasanya dia adalah ketentuannya Alloh (تعالى) dan keputusan-Nya lalu dia bersabar dan mengharap pahala maka Alloh (تعالى) akan membalasnya dengan memberi petunjuk ke dalam hatinya, yang dia adalah asal setiap kebahagiaan, dan kebaikan di dunia dan di akhirat, dan terkadang Alloh (تعالى) menjadikannya di dunia atas apa yang tidak diberikannya atau menjadikannya yang lebih baik darinya.
        وقال الله تعالى: ﴿وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)﴾ [البقرة: 155-157].
Dan Alloh (تعالى) berkata: "Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sesuatu dari ketakutan, kelaparan, kekurangan dari harta-harta, dan jiwa-jiwa dan kekurangan buah-buahan dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar, yang mereka itu bila ditimpah suatu musibah atas mereka maka mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah milik Alloh dan sesungguhnya Kami kembali kepada-Nya, atas mereka itu sholawat dan rahmat dari Robb mereka, mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (Al-Baqoroh: 155-157).  
5-   قال الإمام مسلم رحمه الله (6945): حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالاَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنِ الأَعْرَجِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ».
Kelima: Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- berkata (6945): Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdulloh bin Idris dari Robi'ah bin Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al-A'roj dari Abu Huroiroh, beliau berkata: Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Alloh dari pada mukmin yang lemah, dan setiap (dari keduanya) ada kebaikan, bersemangatlah kamu terhadap apa-apa yang bermanfaat untukmu, dan meminta pertolonganlah kepada Alloh dan janganlah kamu melemah, dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu (musibah) maka janganlah kamu mengatakan: Kalaulah sesungguhnya aku melakukan begini dan begitu, akan tetapi katakanlah: Alloh telah tentukan dan Dia melakukan apa yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya (mengatakan seandainya) kamu akan membuka perbuatan syaithon".
فاعلموا –رحمكم الله- أن الإيمان بالقدر من أصول الإيمان، فمن لم يئمن باقدر خيره وشره فقد ترك أصلا من أصول الدين.
Ketahuilah oleh kalian –semoga Alloh merahmati kalian- sesungguhnya beriman terhadap ketentuan (Alloh) adalah termasuk dari landasan iman, maka barang siapa yang tidak beriman kepada ketentuan (Alloh) baik ketentuan yang baik atau yang jelek maka sungguh dia telah meninggalkan landasan dari landasan-landasan agama.
6-   قال الإمام مسلم رحمه الله (102): حَدَّثَنِى أَبُو خَيْثَمَةَ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ كَهْمَسٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ ح وَحَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِىُّ -وَهَذَا حَدِيثُهُ- حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا كَهْمَسٌ عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ: كَانَ أَوَّلَ مَنْ قَالَ فِى الْقَدَرِ بِالْبَصْرَةِ مَعْبَدٌ الْجُهَنِىُّ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَحُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِىُّ حَاجَّيْنِ أَوْ مُعْتَمِرَيْنِ فَقُلْنَا لَوْ لَقِينَا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَسَأَلْنَاهُ عَمَّا يَقُولُ هَؤُلاَءِ فِى الْقَدَرِ فَوُفِّقَ لَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ دَاخِلاً الْمَسْجِدَ فَاكْتَنَفْتُهُ أَنَا وَصَاحِبِى أَحَدُنَا عَنْ يَمِينِهِ وَالآخَرُ عَنْ شِمَالِهِ فَظَنَنْتُ أَنَّ صَاحِبِى سَيَكِلُ الْكَلاَمَ إِلَىَّ فَقُلْتُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّهُ قَدْ ظَهَرَ قِبَلَنَا نَاسٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَتَقَفَّرُونَ الْعِلْمَ -وَذَكَرَ مِنْ شَأْنِهِمْ- وَأَنَّهُمْ يَزْعُمُونَ أَنْ لاَ قَدَرَ وَأَنَّ الأَمْرَ أُنُفٌ. قَالَ فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّى بَرِىءٌ مِنْهُمْ وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّى وَالَّذِى يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ لَوْ أَنَّ لأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ ثُمَّ قَالَ: حَدَّثَنِى أَبِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِى عَنِ الإِسْلاَمِ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِىَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلاً. قَالَ صَدَقْتَ. قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ». قَالَ صَدَقْتَ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ: «مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنْ أَمَارَتِهَ. قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ». قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِى: «يَا عُمَرُ أَتَدْرِى مَنِ السَّائِلُ». قُلْتُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ».
Keenam: Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- berkata (102): Telah menceritakan kepadaku Abu Khoitsamah Zuhair bin Harb, beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Waki' dari Kahmas dari Abdulloh bin Buroidah dari Yahya bin Ya'mar, -perpindahan jalur (periwayatan)-, dan telah menceritakan kepadaku Ubaidillah bin Mu'adz Al-'Anbary –dan ini adalah haditsnya-, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Bapakku, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Kahmas dari Ibnu Buroidah dari Yahya bin Ya'mar, beliau berkata: Dahulu yang bertama berbicara tentang taqdir (ketentuan Alloh) di Basroh adalah Ma'bad Al-Juhany, aku dan Humaid bin Abdirrohman Al-Himyary pergi haji atau umroh, kami berkata: Kalau kita berjumpa dengan salah seorang dari para shahabat Rosululloh maka kita akan menanyakannya tentang apa-apa yang dikatakan oleh mereka tentang taqdir (ketentuan Alloh), maka kami berpapasan dengan Abdulloh bin Umar Ibnul Khoththob di dalam masjid maka kami langsung mendatanginya, aku dan temanku salah satu dari kami di samping kanannya dan yang lain di samping kirinya, aku mengira temanku akan mewakilkan perkataan kepadaku, maka aku berkata: Wahai Abu Abdirrohman sesungguhnya telah nampak di daerah kami manusia yang mereka membaca Al-Qur'an dan mereka mempelajari ilmu –dan menyebutkan dari perkara mereka- dan sesungguhnya mereka menyangka bahwasanya tidak ada taqdir (ketentuan Alloh) dan sesungguhnya perkara adalah berlalu begitu saja. Beliau berkata: Jika kamu menjumpai mereka maka beritakan kepada mereka: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari mereka dan bahwasanya mereka berlepas diri dariku", Abdulloh bin Umar bersumpah: "Kalau sesungguhnya diantara mereka bersedekah dengan emas semisal gunung Uhud maka Alloh tidak akan menerima  darinya sampai mereka beriman tentang taqdir (ketentuan Alloh)", kemudian beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Bapakku Umar Ibnul Khoththob, beliau berkata: "Ketika kami duduk di sisi Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) pada suatu hari tiba-tiba muncullah kepada kami seseorang yang sangat putih bajunya, sangat hitam rambutnya dan tidak terlihat padanya bekas perjalanan dan tidak ada seorang pun dari kami mengenalnya, kemudian (orang tersebut) duduk (menghadap) kepada Nabi (صلى الله عليه وسلم), dia menyandarkan lututnya kepada lututnya (صلى الله عليه وسلم) dan meletakan telapak tangannya di atas pahanya, dan berkata: "Wahai Muhammad kabarkan kepadaku tentang Islam!, maka Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Islam adalah kamu bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh, kamu menegakan sholat, menunaikan zakat, kamu berpuasa Romadhon dan kamu haji di Ka'bah jika kami mampu melakukan perjalanan ke sana". Dia berkata: "Kamu benar", beliau (Umar) berkata: Kami heran kepadanya, dia bertanya dan membenarkannya. (lalu) dia berkata: "Kabarakan kepadaku tentang iman!", Beliau (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Kamu beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rosul-Nya, hari kiamat dan kamu beriman kepada taqdir (ketentuan Alloh) yang baiknya dan yang buruknya". Dia berkata: "Kamu benar". (Lalu) dia berkata: "Kabarkan kepadaku tentang ihsan", Beliau (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Kamu beribadah kepada Alloh seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu". Dia berkata: "Kabarkan kepadaku tentang hari kiamat!", Beliau (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Orang yang ditanya tentangnya tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya". (Lalu) dia berkata: "Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya!", Beliau (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Seorang budak wanita akan melahirkan tuannya, dan kamu akan melihat pengembala kambing yang tidak beralas kaki berlomba-lomba dalam membuat bangunan". Dia (Umar) berkata: "Kemudian dia berpaling pergi, kemudian Beliau (صلى الله عليه وسلم) berkata kepadaku: "Wahai Umar! tahukah kamu siapa yang bertanya tadi?", aku berkata: "Alloh dan Rosul-Nya yang lebih tahu", Beliau (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Sesungguhnya dia adalah Jibril datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian".

نعمة الإحسان
NIKMAT KEBAIKAN
        قال الله تعالى: ﴿مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللهِ وَلَا يَرْغَبُوا بِأَنْفُسِهِمْ عَنْ نَفْسِهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (120) وَلَا يُنْفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً وَلَا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (121)﴾ [التوبة: 120، 121].
Alloh (تعالى) berkata: "Tidak sepantasnya bagi penduduk Madinah dan yang di sekitar mereka dari kalangan orang-orang pedalaman (badui) tidak turun menyertai Rosululloh (pergi perperang) dan tidak sepantasnya pula bagi mereka lebih mencintai diri mereka sendiri dari pada mencintai Rosulullah, yang demikian itu karena mereka tidak ditimpah oleh kehausan, kesengsaraan dan kelaparan di jalan Alloh, dan tidak pula menginjak suatu tempat yang menimbulkan kemarahan orang-orang kafir dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskan bagi mereka  dengan yang demikian itu suatu amal kebaikan, sesungguhnya Alloh tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mereka berbuat kebaikan. Dan tidaklah mereka menginfaqkan yang kecil dan tidak pula yang besar dan tidak melewati suatu lembah melainkan dituliskan untuk mereka kebaikan (amalan sholih), karena Alloh akan memberi balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan". (At-Taubah: 120-121).
7-   قال الإمام البخارى رحمه الله (50): حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا أَبُو حَيَّانَ التَّيْمِىُّ عَنْ أَبِى زُرْعَةَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: مَا الإِيمَانُ قَالَ: «الإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ، وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ». قَالَ: مَا الإِسْلاَمُ قَالَ: «الإِسْلاَمُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكَ بِهِ، وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤَدِّىَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ». قَالَ: مَا الإِحْسَانُ قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ». قَالَ: مَتَى السَّاعَةُ قَالَ: «مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ، وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتِ الأَمَةُ رَبَّهَا، وَإِذَا تَطَاوَلَ رُعَاةُ الإِبِلِ الْبُهْمُ فِى الْبُنْيَانِ، فِى خَمْسٍ لاَ يَعْلَمُهُنَّ إِلاَّ اللهُ». ثُمَّ تَلاَ النَّبِىُّ ق ﴿إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ﴾ الآيَةَ. ثُمَّ أَدْبَرَ فَقَالَ: «رُدُّوهُ». فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا. فَقَالَ: «هَذَا جِبْرِيلُ جَاءَ يُعَلِّمُ النَّاسَ دِينَهُمْ». قَالَ أَبُو عَبْدِ اللهِ: جَعَلَ ذَلِكَ كُلَّهُ مِنَ الإِيمَانِ.
Ketujuh: Al-Imam Al-Bukhory –semoga Alloh merahmatinya- berkata (50): Telah menceritakan kepada kami Musaddad, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrohim, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Hayyan At-Taimy dari Abu Zur'ah dari Abu Huroiroh, beliau berkata: Dahulu Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) menyejajarkan manusia, maka datanglah Jibril kepadanya lalu berkata: "Apa itu iman?. Beliau berkata: "Iman adalah kamu beriman kepada Alloh. Malaikat-malaikat-Nya, hari perjumpaan dengan-Nya, Rosul-rosul-Nya dan kamu beriman kepada hari kebangkitan". Dia (Jibril) berkata: "Apa itu Islam?", Beliau berkata: "Islam adalah kamu beribadah kepada Alloh dan tidak menyekutukan-Nya, kamu menegakan sholat, mengeluarkan zakat yang wajib dan kamu berpuasa Romadhan". Dia (Jibril) berkata: "Apa itu Ihsan", Beliau berkata: "Ihsan (kebaikan) adalah kamu beribadah kepada Alloh seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu". Dia (Jibril) berkata: "Kapan hari kiamat?", Beliau berkata: "Orang yang ditanya tentangnya tidak lebih tahu dari orang yang bertanya, dan aku akan mengabarkan kepadamu tentang tanda-tandanya, (yaitu) jika seorang budak wanita melahirkan tuannya, jika para pengembala unta berlomba-lomba dalam membuat bangunan, pada lima perkara yang semuanya tidak diketahui melainkan Alloh", kemudian Beliau (صلى الله عليه وسلم) membaca ayat: "Sesungguhnya Alloh padanya ilmu (tentang) hari kiamat". Kemudian setelahnya Beliau berkata: "Lihatlah oleh kalian tentang dia (yang bertanya itu)", mereka tidak melihat sesuatu pun, lalu Beliau (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Dia adalah Jibril, datang untuk mengajari manusia tentang agama mereka". Abu Abdillah (Al-Bukhory) berkata: "Dijadikan semuanya itu termasuk dari keimanan".
قال العلماء: هَذَا الْحَدِيث أَصْل عَظِيم مِنْ أُصُول الدِّين، وَقَاعِدَة مُهِمَّة مِنْ قَوَاعِد الْمُسْلِمِينَ، وَهُوَ عُمْدَة الصِّدِّيقِينَ وَبُغْيَة السَّالِكِينَ وَكَنْز الْعَارِفِينَ وَدأب الصالحين والشاكرِينَ.
Para ulama berkata: "Hadits ini adalah landasan yang agung yang dia termasuk dari landasan-landasan agama, kaedah-kaedah yang penting yang dia termasuk dari kaedah-kaedah kaum muslimin, yang dia adalah tiangnya orang-orang yang membenarkan kebenaran (jujur), atapnya orang-orang yang menempuh perjalanan, perbendaharaan orang-orang yang bijak dan usaha orang-orang yang sholih serta orang-orang yang bersyukur".
قال الإمام ابن رجب رحمه الله في "فتح الباري" (1/111): فهذه المقامات الثلاث "الإسلام والإيمان والإحسان يشملها اسم الدين، فمن استقام على الإسلام إلى موته عصمه الإسلام من الخلود في النار وإن دخلها بذنوبه، ومن استقام على الإحسان إلى الموت وصل على الله عز وجل.
Al-Imam Ibnu Rojab –semoga Alloh merahmatinya- berkata di dalam "Fathul Bari" (1/111): "Tiga tingkatan ini: Islam, Iman dan Ihsan mencakup semuanya nama agama, maka barang siapa yang istiqomah (terus menerus) di atas Islam sampai kematiannya maka Islam menjaganya dari kekalnya dia di dalam neraka, dan jika dia masuk kepadanya dengan dosa-dosanya, dan barang siapa yang istiqomah di atas Ihsan (kebaikan) sampai kematiannya maka dia akan sampai kepada Alloh". –selesai-.
وقال تعالى: ﴿لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ [ يونس: 26 ].
Alloh (تعالى) berkata: "Bagi orang-orang yang mereka berbuat kebaikan ada pahala terbaik untuknya (Jannah) dan tambahan (melihat Wajah Alloh), dan muka mereka tidak ditutupi oleh titik hitam dan tidak pula kehinaan, mereka itulah penghuni Jannah yang mereka kekal di dalamnya". (Yunus: 26).
قال الإمام ابن كثير رحمه الله في "تفسير القرآن العظيم" (4/262): يخبر تعالى أن لمن أحسن العمل في الدنيا بالإيمان والعمل الصالح أبدله الحسنى في الدار الآخرة، كما قال تعالى: ﴿هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ﴾ [ الرحمن: 60 ].
Al-Imam Ibnu Katsir –semoga Alloh merahmatinya- berkata di dalam "Tafsir Al-Qur'anil 'Azhim" (4/262): Dia (تعالى) mengabarkan bahwa orang yang paling baik amalannya di dunia dengan keimanan dan amal kebaikan maka digantikannya dengan pahala terbaik di negri akhirat, sebagaimana Dia (تعالى) berkata: "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan". (Ar-Rohman: 60).
وقوله تعالى: ﴿وَزِيَادَة﴾ هي تضعيف ثواب الأعمال بالحسنة عشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف، وزيادة على ذلك أيضا. اهـ
Dan perkataan-Nya (تعالى) "Dan tambahan" dia adalah pelipat gandaan pahala amal kebaikan dengan sepuluh kebaikan yang semisalnya sampai kepada 700 (tujuh ratus) lipat ganda dan tambahan atas yang demikian itu pula, -selesai-.
8-   قال الإمام البخارى رحمه الله (42): حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلاَمَهُ، فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا».
أخرجه الإمام مسلم رحمه الله (353، 354).
Kedelapan: Al-Imam Al-Bukhary –semoga Alloh merahmatinya- berkata (42): Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrozzaq, beliau berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Hammam dari Abu Huroiroh, beliau berkata: Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Jika salah seorang diantara kalian paling bagus keislamannya, maka setiap kebaikan yang dia amalkan akan dicatat baginya sepuluh (kali lipat) yang semisalnya sampai kepada 700 (tujuh ratus) kali lipat, dan setiap kejelekan yang dia mengerjakannya dicatat baginya yang semisalnya".
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- (353-354).
وأفضل من ذلك وأعلاه النظرُ إلى وجهه الكريم، فإنه زيادة أعظم من جميع ما أعطوه، لا يستحقونها بعملهم، بل بفضله ورحمته. وقد فسر النبي صلى الله عليه وسلم الزيادة بالنظر إلى وجه الله الكريم:
Dan yang paling utama dan paling tertingginya dari yang demikian itu adalah melihat Wajah-Nya (الكريم) yang Maha Mulia, sesungguhnya tambahan yang paling agung dari seluruh apa-apa yang diberikan-Nya, tidak layak dengan pengamalannya bahkan itu dengan keutamaan-Nya dan rahmat-Nya. Dan sungguh Nabi (صلى الله عليه وسلم) telah menafsirkan "tambahan" dengan (makna) melihat Wajah Alloh (الكريم) yang Maha Mulia:
9-     قال الإمام مسلم رحمه الله (467): حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ مَيْسَرَةَ قَالَ: حَدَّثَنِى عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِىٍّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِىِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى لَيْلَى عَنْ صُهَيْبٍ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ -قَالَ- يَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ -قَالَ- فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ».
Kesembilan: Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- berkata (467): Telah menceritakan kepada kami Ubadillah bin Umar bin Maisaroh, beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Abdurrohman bin Mahdi, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit Al-Bunany dari Abdurrohman bin Abi Laila dari Shuhaib dari Nabi (صلى الله عليه وسلم) beliau berkata: "Jika penduduk Jannah (surga) sudah masuk Jannah –Beliau berkata: "Alloh (تَبَارَكَ وَتَعَالَى) berkata: Apakah kalian menginginkan sesuatu untuk Aku tambahkan buat kalian? Maka mereka berkata: Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam Jannah dan menyelamatkan kami dari neraka? –Beliau berkata-: "Maka Dia membukakan tabir, maka tidak ada yang diberikan kepada mereka sesuatu yang paling mereka cintai dari pada melihat kepada Robb mereka".   
10- وقال رحمه الله (468): حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ بِهَذَا الإِسْنَادِ وَزَادَ ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ الآيَةَ: ﴿لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ﴾.
Kesepuluh: Dan beliau –semoga Alloh merahmatinya- berkata (468): Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Hammad bin Salamah -dengan jalur periwayatan ini dan ditambah- "Kemudian beliau membaca ayat ini": "Bagi orang-orang yang mereka berbuat kebaikan ada pahala terbaik untuknya (Jannah) dan tambahan (melihat Wajah Alloh)".

نعمة الأخوة الإسلامية
NIKMAT PERSAUDARAAN YANG ISLAMI
قال الله تعالى: ﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُون﴾ [آل عمران: 103]، هذه الآية فيها حث الله عباده المؤمنين أن يقوموا بشكر نعمه العظيمة والتمسك بحبله.
Alloh (تعالى) berkata: "Dan berpegang teguhlah kalian dengan tali (agama) Alloh seluruhnya, dan janganlah kalian berpecah belah dan ingatlah oleh kalian nikmat Alloh atas kalian, ketika kalian dahulu bermusuh-musuhan lalu Dia menyatukan diantara hati-hati kalian, kemudian setelah itu kalian dengan nikmat-Nya menjadi bersaudara, dan dahulu kalian di atas tepi jurang dari neraka kemudian Dia menyelamatkan kalian darinya, demikianlah Alloh menjelaskan bagi kalian ayat-ayat-Nya supaya kalian mendapat petunjuk". (Ali Imron: 103). Ayat-aya ini padanya dorongan terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mereka menegakan syukur terhadap nikmat-nikmat-Nya yang agung dan berpegang teguh dengan agama-Nya.
11-     قال الإمام البخارى رحمه الله (481): حَدَّثَنَا خَلاَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِى بُرْدَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِى بُرْدَةَ عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا».
Kesebelas: Al-Imam Al-Bukhory –semoga Alloh merahmatinya- berkata (481): Telah menceritakan kepada kami Khollad bin Yahya, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abi Burdah bin Abdillah bin Abi Burdah dari kakeknya dari Abu Musa dari Nabi (صلى الله عليه وسلم) Beliau berkata: "Sesungguhnya seorang mukmin terhadap mukmin (yang lain) seperti bangunan, sebagian yang lain menguatkan yang lainnya".
12-     قال الإمام مسلم رحمه الله (6751): حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنِ الشَّعْبِىِّ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى».
Keduabelas: Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- berkata (6751): Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdillah bin Numair, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami bapakku, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Zakariya' dari Asy-Sya'by dari An-Nu'man bin Basyir, beliau berkata: Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Permisalan orang-orang yang beriman dalam cinta mencintai dan saling berkasih sayang serta saling berlemah lembut seperti satu jasad jika dia kesakitan dari anggota tubuhnya maka seluruh jasad ikut merasakan tidak bisa tidur dan demam".
13-     الإمام مسلم رحمه الله (6754): حَدَّثَنِى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ خَيْثَمَةَ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «الْمُسْلِمُونَ كَرَجُلٍ وَاحِدٍ إِنِ اشْتَكَى عَيْنُهُ اشْتَكَى كُلُّهُ وَإِنِ اشْتَكَى رَأْسُهُ اشْتَكَى كُلُّهُ».
Ketigabelas: Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- berkata (6754): Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abdillah bin Numair, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Abdirrohman dari Al-A'masy, dari Khoitsamah dari An-Nu'man bin Basyir, beliau berkata: Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Kaum muslimin seperti seseorang jika dia kesakitan matanya maka seluruh (jasad)nya ikut merasakannya, dan jika kepalanya kesakitan maka seluruhnya ikut merasakan".

ذكر النعمة
MENGINGAT NIKMAT
        قال الله تعالى: ﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ﴾ [فاطر: 3].
Alloh (تعالى) berkata: "Wahai manusia ingatlah oleh kalian nikmat Alloh atas kalian, apakah ada yang menciptakan selain Alloh, yang dia memberi rezki kepada kalian dari langit dan bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Alloh, maka mengapa kalian berpaling?". (Fathir: 3).
وقال الله تعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا﴾ [الأحزاب: 9].
Dan Alloh (تعالى) berkata: "Wahai orang-orang yang beriman ingatlah oleh kalian nikmat Alloh atas kalian ketika datang kepada kalian bala tentara, lalu Kami mengutus kepada mereka angin dan bala tentara yang mereka tidak melihatnya, dan Alloh terhadap apa-apa yang kalian perbuat Dia melihatnya". (Al-Ahzab: 9).
يأمر الله تعالى جميع الناس أن يذكروا نعمة الله تعالى عليهم وهو يشمل سائر النعم، والمراد ذكرها بالقلب اعترافا، وباللسان ثناء، وبالجوارح باستعمالها فيما يحبه الله تعالى ويرضيه. فإن ذكر نعمة الله تعالى داع لشكره.
Alloh (تعالى) memerintahkan seluruh manusia supaya mereka mengingat nikmat Alloh atas mereka, yang dia mencakup seluruh nikmat, dan diinginkan mengingat dengan hati adalah pengenalan, mengingat dengan lisan adalah memuji dan dengan anggota badan adalah dengan mengamalkannya kepada apa-apa yang Alloh (تعالى) mencintainya dan meridhoinya. Karena sesungguhnya mengingat nikmat Alloh (تعالى) mengajak kepada pensyukurannya.
وقال الله تعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ هَمَّ قَوْمٌ أَنْ يَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ وَعَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (11) وَلَقَدْ أَخَذَ اللهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلَاةَ وَآَتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآَمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ﴾ [المائدة: 11، 12].
Dan Alloh (تعالى) berkata: "Wahai orang-orang yang beriman ingatlah oleh kalian nikmat Alloh atas kalian, disaat suatu kaum bermaksud untuk menggerakan mereka kepada kalian, lalu Alloh menahan tangan mereka dari kalian, dan bertaqwalah kalian kepada Alloh, dan hanya kepada Alloh orang-orang yang beriman bertaqwa. Dan sesungguhnya Alloh telah mengambil perjanjian dari Bani Isroil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 (duabelas) orang pemimpin dan Alloh berkata: Sesungguhnya aku bersama kalian, sesungguhnya jika kalian mendirikan sholat dan menunaikan zakat serta beriman kepada Rosul-rosul-Ku dan kalian bantu mereka dan kalian pinjamkan kepada Alloh dengan pinjaman yang baik maka sungguh Aku akan menghapus dosa-dosa kalian dan sungguh Aku akan memasukan kalian ke dalam Jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, maka barang siapa yang kafir setelah itu diantara kalian maka sungguh dia telah sesat jalannya". (Al-Maidah: 11-12).
وقال تعالى: ﴿وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ وَاتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴾ [البقرة: 231].
Dan Dia (تعالى) berkata: "Dan ingatlah oleh kalian nikmat Alloh atas kalian dan apa-apa yang diturunkan atas kalian dari Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) kalian mulia dengannya dan bertaqwalah kalian kepada Alloh, dan ketahuilah bahwasanya Alloh terhadap segala sesuatu adalah (عَلِيمٌ) Maha Mengetahui". (Al-Baqoroh: 231).
وقال تعالى: ﴿وَلَقَدْ آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ﴾ [لقمان: 12].
Dan Dia (تعالى) berkata: "Dan sungguh telah Kami berikan kepada Luqman hikmah (ilmu) supaya bersyukur kepada Alloh, dan barang siapa yang bersyukur kepada Alloh maka sesungguhnya dia telah bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang kafir maka sesungguhnya Alloh adalah (غَنِيٌّ) Maha Kaya lagi (حَمِيدٌ) Maha Terpuji". (Luqman: 12).
وقال تعالى: ﴿وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُمْ بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ﴾ [المائدة: 7].
Dan Dia (تعالى) berkata: "Dan ingatlah oleh kalian nikmat Alloh atas kalian dan perjanjian-Nya yang telah diikatkan kepada kalian ketika kalian berkata: Kami mendengar dan kami taat dan bertaqwalah kalian kepada Alloh, sesungguhnya Alloh adalah (عَلِيمٌ) Maha Mengetahui yang ada di dalam dada (hati)".(Al-Maidah: 7).
أخبر تعالى عن نبيه موسى، أنه كان يأمر قومه بتذكر نعمة الله تعالى، قال الله تعالى: ﴿وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ أَنْجَاكُمْ مِنْ آَلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ وَيُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ (6) وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (7) وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ (8)﴾ [إبراهيم: 6-8].
Dia (تعالى) mengabarkan tentang Nabi-Nya Musa, bahwasanya beliau memerintahkan kaumnya untuk mengingat nikmat Alloh (تعالى), Alloh (تعالى) berkata: "Dan ketika Musa berkata kepada kaumnya: Ingatlah oleh kalian nikmat Alloh atas kalian, ketika Dia menyelamatkan kalian dari keluarga (pengikut) Fir'aun, mereka menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih dan membunuh anak-anak kalian dan membiarkan hidup wanita-wanita kalian dan pada yang demikian itu adalah bala' (petaka) besar dari Robb kalian, dan ingatlah tatkala Robb kalian mengumumkan: Jika kalian bersyukur maka sungguh Aku benar-benar akan menambahkan kalian dan jika kalian mengkufuri sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Dan Musa berkata: Jika kalian kafir dan orang-orang yang ada di bumi semuanya maka sesungguhnya Alloh adalah (غَنِيٌّ) Maha Kaya lagi (حَمِيدٌ) Maha Terpuji". (Ibrohim: 6-8). 
وقال تعالى: ﴿وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا وَآَتَاكُمْ مَا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ (20) يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ (21) قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّى يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ (22) قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (23)﴾ [المائدة: 20-23].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Wahai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia mengangkat Nabi-nabi diantara kalian, dan dijadikan-Nya kalian orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepada kalian apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain". Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagi kalian, dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kaliab menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata: "Wahai Musa, sesungguhnya dalam negri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya, jika mereka telah keluar darinya, maka pasti kami akan memasukinya. Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kalian memasukinya niscaya kalian akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman". (Al-Maidah: 20-23).
وقد قال نبي الله صالح عليه السلام لقومه: ﴿وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آَلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ﴾ [الأعراف: 74].
Dan sungguh Nabiulloh Sholih (عليه السلام) telah berkata kepada kaumnya: “Dan ingatlah oleh kalian diwaktu ketika Dia menjadikan kalian pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagi kalian di muka bumi, kalian membangun istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Alloh dan janganlah kalian merajalela di muka bumi membuat kerusakan”. (Al-A’rof: 74).
وقال الله تعالى لنبيه عِيسَى عليه السلام: ﴿يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَى بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (110) وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ آَمِنُوا بِي وَبِرَسُولِي قَالُوا آَمَنَّا وَاشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ (111) إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَنْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ قَالَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (112) قَالُوا نُرِيدُ أَنْ نَأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوبُنَا وَنَعْلَمَ أَنْ قَدْ صَدَقْتَنَا وَنَكُونَ عَلَيْهَا مِنَ الشَّاهِدِينَ (113) قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآَخِرِنَا وَآَيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (114) قَالَ اللَّهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ فَمَنْ يَكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ فَإِنِّي أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لَا أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ (115)﴾ [المائدة: 110-115].
Alloh (عليه السلام) berkata kepada Nabi-Nya Isa (عليه السلام): "Wahai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkanmu dengan Ruhul Qudus, kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) diwaktu aku mengajari kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) disaat kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata". Dan (ingatlah), ketika aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: "Berimanlah kalian kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)". (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Wahai Isa putra Maryam, sanggupkah Robbmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?". Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kalian benar-benar orang yang beriman". Mereka berkata: "Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tentram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu". Isa putera Maryam berdoa: "Ya Robb kami turunkanlah kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu; berilah rezki kepada kami, dan Engkaulah pemberi rezki yang paling utama". Allah berkata: "Sesungguhnya aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir diantara kalian sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia". (Al-Maidah: 110-115).
 وقال تعالى: ﴿أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ (28) جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ (29) وَجَعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعُوا فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى النَّارِ (30)﴾ [إبراهيم: 28-30].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, yaitu neraka Jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah kalian, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah neraka". (Ibrohim: 28-30).
 وقال تعالى: ﴿وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ﴾ [النحل: 112].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengkufuri nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (An-Nahl: 112).
قد أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم المؤمنين بتذكر نعمة الله تعالى، قال تعالى: ﴿وَاذْكُرُوا إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآَوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ﴾ [الأنفال: 26].
Sungguh Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mengingat nikmat Alloh (تعالى), Dia (تعالى) berkata: “Dan ingatlah (wahai para muhajirin) ketika kalian masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Makkah), kalian takut orang-orang (Makkah) akan menculik kalian, maka Allah memberikan kepada kalian tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kalian kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kalian rezki dari yang baik-baik agar kalian bersyukur”. (Al-Anfal: 26).
14-     قال الإمام مسلم رحمه الله (7619): وَحَدَّثَنِى زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ ح وَحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ح وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ -وَاللَّفْظُ لَهُ- حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى صَالِحٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ». قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ: «عَلَيْكُمْ».
Keempatbelas: Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- brkata (7619): Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarir, -pemindahan jalur periwayatan-, dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuroib, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyyah, -pemindahan jalur periwayatan-, dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah –dan ini adalah lafadznya-, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dan Waqi’ dari Al-A’masy dari Abu Sholih dari Abu Huroiroh, beliau berkata: Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: “Lihatlah oleh kalian kepada yang lebih rendah dari kalian dan janganlah kalian melihat kepada orang yang lebih tinggi dari kalian karena itu lebih pantas untuk tidak kecewa terhadap nikmat Alloh”, Abu Mu’awiyah berkata: “Atas kalian”.
15-     قال الإمام البخارى رحمه الله (4330): حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ قَالَ: لَمَّا أَفَاءَ اللهُ عَلَى رَسُولِهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ حُنَيْنٍ قَسَمَ فِى النَّاسِ فِى الْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ، وَلَمْ يُعْطِ الأَنْصَارَ شَيْئًا، فَكَأَنَّهُمْ وَجَدُوا إِذْ لَمْ يُصِبْهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسَ فَخَطَبَهُمْ فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ الأَنْصَارِ أَلَمْ أَجِدْكُمْ ضُلاَّلاً فَهَدَاكُمُ اللَّهُ بِى، وَكُنْتُمْ مُتَفَرِّقِينَ فَأَلَّفَكُمُ اللهُ بِى وَعَالَةً، فَأَغْنَاكُمُ اللَّهُ بِى». كُلَّمَا قَالَ شَيْئًا قَالُوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَمَنُّ. قَالَ: «مَا يَمْنَعُكُمْ أَنْ تُجِيبُوا رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم». قَالَ كُلَّمَا قَالَ شَيْئًا قَالُوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَمَنُّ. قَالَ: «لَوْ شِئْتُمْ قُلْتُمْ جِئْتَنَا كَذَا وَكَذَا. أَتَرْضَوْنَ أَنْ يَذْهَبَ النَّاسُ بِالشَّاةِ وَالْبَعِيرِ، وَتَذْهَبُونَ بِالنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم إِلَى رِحَالِكُمْ، لَوْلاَ الْهِجْرَةُ لَكُنْتُ امْرَأً مِنَ الأَنْصَارِ، وَلَوْ سَلَكَ النَّاسُ وَادِيًا وَشِعْبًا لَسَلَكْتُ وَادِىَ الأَنْصَارِ وَشِعْبَهَا، الأَنْصَارُ شِعَارٌ وَالنَّاسُ دِثَارٌ، إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِى أَثَرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِى عَلَى الْحَوْضِ».
أخرجه الإمام مسلم رحمه الله (2493).
Kelimabelas: Al-Imam Al-Bukhory –semoga Alloh merahmatinya- berkata (2493): Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Wahb, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Amr bin Yahya dari Abbad bin Tamim dari Abdulloh bin Zaid bin Ashim, beliau berkata: Tatkala Alloh telah memenangkan atas Rosul-Nya (صلى الله عليه وسلم) pada peperangan Hunain, maka beliau membagikan (harta rampasan) kepada manusia untuk menyatukan hati-hati mereka dan beliau tidak memberikan kepada orang-orang Anshor sedikit pun, maka seakan-akan mereka mendapati (perlakuan lain) karena mereka tidak diberikan apa-apa yang telah diberikan kepada manusia, lalu beliau mengajak bicara mereka: “Wahai seluruh orang-orang Anshor, bukankah aku mendapati kalian di atas kesesatan lalu Alloh memberikan hidayah kepada kalian dengan sebabku?! Dan kalian berpecah belah kemudian Alloh mempersatukan kalian dengan sebabku?! dan kalian dalam keadaan serba kekurangan kemudian Alloh memberikan kecukupan kepada kalian dengan sebabku?!”. Tatkala beliau mengatakan sesuatu maka mereka berkata: “Alloh dan Rosul-Nya lebih terpercaya”. Beliau berkata: “Apa yang mencegah kalian untuk kalian menerima Rosululloh (صلى الله عليه وسلم)”. Tatkala beliau mengatakan sesuatu maka mereka berkata: “Alloh dan Rosul-Nya lebih terpercaya”. Beliau berkata: “Kalau kalian menginginkan untuk kalian katakan datangkan kepada kami demikian dan demikian, apakah kalian ridho manusia pergi dengan (membawa) kambing dan unta dan kalian pergi bersama Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) ke tempat kediaman kalian, kalaulah bukan karena hijroh maka sungguh aku termasuk dari orang-orang Anshor, dan kalaulah manusia menempuh jalan pada suatu wadi atau suatu kaum maka aku akan menempuh wadi dan kaumnya orang-orang Anshor, orang-orang Anshor adalah pakaian dan manusia adalah selimut, sesungguhnya kalian akan menjumpai setelahku pemonopolian maka bersabarlah oleh kalian sampai kalian menjumpaiku di telagaku”.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- (2493).
16-          قال الإمام البخارى رحمه الله (3464): حَدَّثَنِى أَحْمَدُ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللهِ قَالَ حَدَّثَنِى عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِى عَمْرَةَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم، ح وَحَدَّثَنِى مُحَمَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ رَجَاءٍ أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ أَخْبَرَنِى عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِى عَمْرَةَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رضي الله عنه حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «إِنَّ ثَلاَثَةً فِى بَنِى إِسْرَائِيلَ أَبْرَصَ وَأَقْرَعَ وَأَعْمَى بَدَا لِلَّهِ أَنْ يَبْتَلِيَهُمْ، فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ مَلَكًا، فَأَتَى الأَبْرَصَ. فَقَالَ أَىُّ شَىْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ لَوْنٌ حَسَنٌ وَجِلْدٌ حَسَنٌ، قَدْ قَذِرَنِى النَّاسُ. قَالَ فَمَسَحَهُ، فَذَهَبَ عَنْهُ، فَأُعْطِىَ لَوْنًا حَسَنًا وَجِلْدًا حَسَنًا. فَقَالَ أَىُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ الإِبِلُ - أَوْ قَالَ الْبَقَرُ هُوَ شَكَّ فِى ذَلِكَ، إِنَّ الأَبْرَصَ وَالأَقْرَعَ، قَالَ أَحَدُهُمَا الإِبِلُ، وَقَالَ الآخَرُ الْبَقَرُ- فَأُعْطِىَ نَاقَةً عُشَرَاءَ. فَقَالَ يُبَارَكُ لَكَ فِيهَا. وَأَتَى الأَقْرَعَ فَقَالَ أَىُّ شَىْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ شَعَرٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّى هَذَا، قَدْ قَذِرَنِى النَّاسُ. قَالَ فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ، وَأُعْطِىَ شَعَرًا حَسَنًا. قَالَ فَأَىُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ الْبَقَرُ. قَالَ فَأَعْطَاهُ بَقَرَةً حَامِلاً، وَقَالَ يُبَارَكُ لَكَ فِيهَا. وَأَتَى الأَعْمَى فَقَالَ أَىُّ شَىْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ يَرُدُّ اللهُ إِلَىَّ بَصَرِى، فَأُبْصِرُ بِهِ النَّاسَ. قَالَ فَمَسَحَهُ، فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيْهِ بَصَرَهُ. قَالَ فَأَىُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ الْغَنَمُ. فَأَعْطَاهُ شَاةً وَالِدًا، فَأُنْتِجَ هَذَانِ، وَوَلَّدَ هَذَا، فَكَانَ لِهَذَا وَادٍ مِنْ إِبِلٍ، وَلِهَذَا وَادٍ مِنْ بَقَرٍ، وَلِهَذَا وَادٍ مِنَ الْغَنَم. ثُمَّ إِنَّهُ أَتَى الأَبْرَصَ فِى صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ فَقَالَ رَجُلٌ مِسْكِينٌ، تَقَطَّعَتْ بِىَ الْحِبَالُ فِى سَفَرِى، فَلاَ بَلاَغَ الْيَوْمَ إِلاَّ بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِى أَعْطَاكَ اللَّوْنَ الْحَسَنَ وَالْجِلْدَ الْحَسَنَ وَالْمَالَ بَعِيرًا أَتَبَلَّغُ عَلَيْهِ فِى سَفَرِى. فَقَالَ لَهُ إِنَّ الْحُقُوقَ كَثِيرَةٌ. فَقَالَ لَهُ كَأَنِّى أَعْرِفُكَ، أَلَمْ تَكُنْ أَبْرَصَ يَقْذَرُكَ النَّاسُ فَقِيرًا فَأَعْطَاكَ اللهُ فَقَالَ لَقَدْ وَرِثْتُ لِكَابِرٍ عَنْ كَابِرٍ. فَقَالَ إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا فَصَيَّرَكَ اللهُ إِلَى مَا كُنْتَ، وَأَتَى الأَقْرَعَ فِى صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ، فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ لِهَذَا، فَرَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَ مَا رَدَّ عَلَيْهِ هَذَا فَقَالَ إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا فَصَيَّرَكَ اللهُ إِلَى مَا كُنْتَ. وَأَتَى الأَعْمَى فِى صُورَتِهِ فَقَالَ رَجُلٌ مِسْكِينٌ وَابْنُ سَبِيلٍ وَتَقَطَّعَتْ بِىَ الْحِبَالُ فِى سَفَرِى، فَلاَ بَلاَغَ الْيَوْمَ إِلاَّ بِاللهِ، ثُمَّ بِكَ أَسْأَلُكَ بِالَّذِى رَدَّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا فِى سَفَرِى. فَقَالَ قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ اللَّهُ بَصَرِى، وَفَقِيرًا فَقَدْ أَغْنَانِى، فَخُذْ مَا شِئْتَ، فَوَاللهِ لاَ أَجْهَدُكَ الْيَوْمَ بِشَىْءٍ أَخَذْتَهُ لِلَّهِ. فَقَالَ أَمْسِكْ مَالَكَ، فَإِنَّمَا ابْتُلِيتُمْ، فَقَدْ رَضِىَ اللَّهُ عَنْكَ وَسَخِطَ عَلَى صَاحِبَيْكَ».
أخرجه الإمام مسلم رحمه الله (7620).
Keenambelas: Al-Imam Al-Bukhory –semoga Alloh merahmatinya- berkata (3464): Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ishaq, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Amr bin Ashim, beliau berkata: Telah mencritakan kepada kami Hammam, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Abdillah, beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Abdurrohman bin Abi Amroh bahwasanya Abu Huroiroh bercerita kepadanya, bahwasanya beliau mendengar Nabi (صلى الله عليه وسلم), -perpindahan jalur periwayatan- dan telah menceritakan kepadaku Muhammad, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdulloh bin Roja’, beliau berkata: Telah mengabarkan kepada kami Hammam dai Ishaq bin Abdillah, beliau berkata: Telah mengabarkan kepadaku Abdurrohman bin Abi Amroh, bahwasanya Abu Huroiroh –semoga Alloh meridhoinya- bercerita kepadanya, bahwasanya beliau mendengar Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: “Sesungguhnya ada tiga orang di kalangan Bani Isroil; si Penyakit kusta, si Gundul dan si Buta, Alloh menginginkan untuk menguji mereka, maka diutuslah kepada mereka seorang Malaikat, maka Malaikat tersebut mendatangi si Penyakit kusta, lalu berkata: Apa yang paling kamu sukai bagimu? Dia menjawab: Warna (kulit) yang indah dan kulit yang bagus, sungguh manusia telah merasa jijik terhadapku. Dia berkata: Lalu Malaikat mengusapnya, maka hilanglah penyakit tersebut darinya, diberikan kepadanya warna (kulit) yang indah dan kulit yang bagus. Lalu berkata: Harta apa yang paling kamu sukai untukmu? Dia berkata: Unta –atau berkata: Sapi, dia ragu tentang yang demikian itu. Sesungguhnya si Penyakit kusta dan si Botak, salah satu dari keduanya berkata: Unta, dan berkata yang lain: Sapi, lalu diberikanlah seekor unta yang hamil, lalu berkata: Semoga diberkahi bagimu tentangnya. Dan dia mendatangi si Botak lalu berkata: Apa yang paling kamu sukai untukmu? Dia berkata: Rambut yang indah, dan hilangnya penyakit ini dariku, sungguh manusia telah merasa jijik denganku. Dia berkata: Lalu diusaplah maka hilanglah (penyakitnya) dan diberikan kepadanya rambut yang indah, dan dikatakan kepadanya: Harta apa yang paling kamu sukai? Dia berkata: Sapi, dia berkata: Maka diberikanlah sapi yang hamil, dan dia berkata: Semoga diberkahi bagimu padanya. Dan dia datang kepada si Buta, lalu berkata: Apa yang paling kamu senangi untukmu? Dia berkata: Alloh mengembalikan kepadaku penglihatanku, lalu dilihat dengan manusia. Dia berkata: Lalu dia mengusapnya, maka Alloh mengembalikan kepadanya penglihatannya. Dia berkata: Harta apa yang paling kamu sukai, beliau berkata: Kambing. Maka dia memberinya kambing yang beranak, lalu diperoleh hasil dari kedunya, dan dia berkembang biak. Si Penyakit kusta memiliki satu wadi unta, si Botak memiliki satu sapi wadi dan si Buta memiliki satu wadi kambing. Kemudian Malaikat mendatangi si Penyakit kusta dalam bentuknya dan keadaannya (dahulu ketika sakit), dia berkata: Saya adalah lelaki yang miskin (patut dikasihani) sungguh telah terputus bagiku perbekalan safarku, maka tidaklah aku bisa sampai ketujuanku pada hari ini melainkan karena Alloh kemudian karena sebab (bantuanmu), aku memintamu dengan (Nama) Yang Memberikanmu warna (kulit) yang indah dan kulit yang bagus dan harta berupa unta hingga aku bisa sampai ke tujuan dari perjalananku. Maka dia berkata: Tanggunganku banyak, lalu dia berkata: Seakan-akan aku mengenalmu! Bukankah dahulu kamu berpenyakit kusta, manusia merasa jijik terhadapmu! Kamu dalam keadaan faqir (serba kurang) lalu Alloh memberimu (kecukupan)?! Maka dia berkata: Sungguh aku telah mewariskannya dari bapakku dari nenek moyangku. Maka dia berkata: Kalau kamu berdusta semoga Alloh mengembalikanmu kepada apa yang dahulu kamu berada padanya. Dan dia mendatangi si Botak dalam bentuk dan keadaannya (dahulu ketika botak) lalu berkata kepadanya seperti perkataannya kepada si Penyakit kusta, maka dikembalikanlah seperti dikembalikan atas si Penyakit kusta, lalu berkata: Jika kamu berdusta semoga Alloh merubahmu kepada apa yang dahulu kamu berada padanya. Dan dia mendatangi si Buta dalam bentuknya (ketika masih buta) lalu berkata: Aku adalah seorang yang patut dikasihani (miskin) dan aku adalah orang yang sedang melakukan perjalan dan telah terputus perbekalanku dalam perjalanan, maka tidaklah aku bisa sampai ke tujuanku pada hari ini melainkan karena Alloh kemudian dengan sebab (bantuan)mu, aku memintamu dengan (nama) Yang Telah Mengembalikan kepadamu penglihatanmu (dan memberimu) seekor kambing sehingga aku bisa sampai ke tujuan perjalananku. Maka dia berkata: Sungguh dahulu aku buta lalu Alloh mengembalikan penglihatanku dan aku dalam keadaan serba kekurangan (faqir) lalu Dia memberikan kecukupan kepadaku, ambillah apa yang kamu sukai, demi Alloh tidaklah aku menahan darimu pada hari dengan sesuatu yang kamu mengambilnya karena Alloh. Maka dia berkata: Tahan (jagalah) hartamu karena sesungguhnya kalian telah diuji, sungguh Alloh telah ridho denganmu dan murka atas dua kawanmu”.      
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim –semoga Alloh merahmatinya- (7620).
فعلى العاقل أن يجتهد في شكر النعمة في كل شيء من ذلك، ويعتاض عن كل ما يظن من كفر النعمة، أنه خير بنوعه من النعم، فإنه من يَتَحَرَّ الخيرَ يُعْطَهُ، ومن يتوقَّ الشرَّ يُوقَهُ. قال الله تعالى: ﴿وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآَيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)﴾ [طه: 124-127].
Maka wajib bagi orang yang berakal untuk bersungguh-sungguh dalam mensyukuri nikmat pada segala sesuatu dari yang demikian itu, dan berpaling dari segala apa-apa yang dia menyangka termasuk dari pengkufuran terhadap nikmat, bahwasanya dia lebih baik dengan jenisnya dari pada nikmat-nikmat, karena sesungguhnya barang siapa memilih suatu kebaikan maka dia akan diberi, dan barang siapa yang menginginkan kejelekan maka akan ditimpakan kepadanya, Alloh (تعالى) berkata: “Barang siapa berpaling dari mengingat-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan membangkitkannya di hari kiamat dalam keadaan buta, dia berkata: Wahai Robbku kenapa Engkau membangkitkanku dalam keadaan buta dan sungguh dahulu aku dalam keadaan melihat? Dia berkata: Demikian itu karena telah datang kepadamu ayat-ayat Kami lalu kamu melupakannya dan demikian itu pada hari ini pun kamu dilupakan, dan demikianlah Kami membalas orang menyeleweng dan tidak beriman kepada ayat-ayat Robbnya, dan azab akhirat itu lebih dahsyat dan terus menerus (abadi)”. (Thoha: 124-127).

شكر النعمة
MENSYUKURI NIKMAT
فاعلموا –رحمكم الله- أن الله عز وجل خلق عباده لعباده وشكره وطلب مرضاته، قال الله تعالى: ﴿إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (7) وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ (8)﴾ [الزمر: 7، 8].
Ketahuilah oleh kalian –semoga Alloh merahmati kalian- bahwasanya Alloh (عز وجل) menciptakan  hamba-hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya dan bersyukur kepada-Nya dan mencari keridhoan-Nya, Alloh (تعالى) berkata: “Jika kalian kafir maka sesungguhnya Alloh tidak memerlukan (keimanan) kalian dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kalian bersyukur, niscaya Dia meridhai bagi kalian kesyukuran kalian itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, kemudian kepada Robb kalianlah kalian kembali lalu Dia memberitakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan. Sesungguhnya Dia adalah (عَلِيمٌ) Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam (dada) kalian. Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, Dia memohon (pertolongan) kepada Robbnya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Robb memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah Dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Alloh) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Alloh untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka". (Az-Zumar: 7-8).
أخبر تعالى أن شكر النعمة من أسباب الأزياد فيها، قال الله تعالى: ﴿وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (7)﴾ [إبراهيم: 7].
Alloh (تعالى) mengabarkan bahwasanya mesyukuri nikmat termasuk dari sebab-sebab tambahan kepadanya, Alloh (تعالى) berkata: “Dan (ingatlah) tatkala Robbmu mengumumkan; "Sesungguhnya jika kalian bersyukur maka pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengkufuri (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Ibrohim: 7).
والنبي صلى الله عليه وسلم يطبق تلك النعمة في حياته، قال الإمام البخارى رحمه الله: باب ﴿لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا﴾.
Dan Nabi (صلى الله عليه وسلم) mempraktekkan nikmat tersebut pada masa hidupnya, Al-Imam Al-Bukhory –semoga Alloh merahmatinya- berkata: Bab “Sungguh Alloh telah mengampunimu dari dosamu baik dosa yang lewat dan yang akan datang, dan Dia telah menyempurnakan atasmu dan menunjukimu kepada jalan yang lurus”. 
17-     وقال رحمه الله (4836): حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا زِيَادٌ أَنَّهُ سَمِعَ الْمُغِيرَةَ يَقُولُ: قَامَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم حَتَّى تَوَرَّمَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ: «أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا».
Ketujuhbelas: Dan beliau –semoga Alloh merahmatinya- berkata (4837): Telah menceritakan kepada kami Shodaqoh Ibnul Fadhl,  beliau berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ibnu ‘Uyainah, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Ziyad bahwasanya beliau mendengar Al-Mughiroh, beliau berkata: Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berdiri (sholat malam) sampai pecah-pecah kakinya, maka dikatakan kepadanya: Alloh telah mengampuni bagimu apa-apa yang telah lewat dari dosamu dan yang akan datang, beliau berkata: “Apakah tidak sepantasnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?!”
18-     وقال رحمه الله (4837): حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا حَيْوَةُ عَنْ أَبِى الأَسْوَدِ سَمِعَ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّ نَبِىَّ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ: «أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا». فَلَمَّا كَثُرَ لَحْمُهُ صَلَّى جَالِسًا فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ، فَقَرَأَ ثُمَّ رَكَعَ.
Kedelapanbelas: Dan beliau –semoga Alloh merahmatinya- berkata (4837): Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Abdil Aziz, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdulloh bin Yahya, beliau berkata: Telah mengabarkan kepada kami Haiwah dari Abul Aswad, beliau mendengar Urwah dari Aisyah –semoga Alloh meridhoinya- bahwasanya Nabi (صلى الله عليه وسلم) dahulu berdiri (untuk sholat) malam sampai pecah kakinya, maka Aisyah berkata: Kenapa engkau mengerjakan ini wahai Rosululloh dan sungguh Alloh telah mengampuni bagimu apa-apa yang telah lewat dari dosamu dan apa yang akan datang? Beliau berkata: “Apakah tidak dicintai kalau aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?!”. Maka tatkala telah membengkak daging pada kakinya beliau sholat dalam keadaan duduk, lalu bila beliau menginginkan untuk ruku’ maka beliu berdiri, lalu membaca kemudian ruku’.
19-      قال الإمام الحاكم رحمه الله في "المستدرك" (960): أخبرنا أبو عبد الله الحسين بن الحسن بن أيوب الطوسي، ثنا عبد الله بن أحمد بن أبي مسرة، ثنا عبد الله بن يزيد المقرئ، ثنا حيوة بن شريح، قال: سمعت عقبة بن مسلم التجيبي، يقول: حدثني أبو عبد الرحمن الحبلي، عن الصنابحي، عن معاذ بن جبل، أنه قال: إن رسول الله صلى الله عليه وسلم أخذ بيدي يوما، ثم قال: «يا معاذ، والله إني لأحبك» فقال معاذ: بأبي وأمي يا رسول الله صلى الله عليه وسلم وأنا والله أحبك، فقال: «أوصيك يا معاذ لا تدعن في دبر كل صلاة أن تقول: اللهم أعني على ذكرك، وشكرك، وحسن عبادتك». «قال: وأوصى بذلك معاذ الصنابحي، وأوصى الصنابحي أبا عبد الرحمن الحبلي، وأوصى أبو عبد الرحمن عقبة بن مسلم». «هذا حديث صحيح على شرط الشيخين، ولم يخرجاه».
Kesembilanbelas: Al-Imam Al-Hakim –semoga Alloh merahmatinya- berkata di dalam “Al-Mustadzrok” (960): Telah mengabarkan kepada kami Abu Abdillah Al-Hasan Ibnul Hasan bin Ayyub Ath-Thusy, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abi Misroh, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdulloh bin Yazid Al-Muqry, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Haiwah bin Syuroih, beliau berkata: Aku mendengar Uqbah bin Muslim At-Tujaiby, beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Abdirrohman Al-Hably, dari Ash-Shonabihy, dari Mu’adz bin Jabal, bahwasanya beliau berkata: Sesungguhnya Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) pada suatu hari memegang tanganku, kemudian beliau berkata: “Wahai Mu’adz, demi Alloh sesungguhnya aku mencintaimu”. Maka Mu’adz berkata: Demi bapakku dan ibuku wahai Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) dan aku juga mencintaimu, maka beliau berkata: “Aku mewasiatimu wahai Mu’adz hendaknya pada penghujung sholat kamu berdoa: Ya Alloh tolonglah aku untuk (selalu) mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu serta kebagusan dalam beribadah kepada-Mu”. Beliau berkata: Dan Mu’adz mewasiatkan yang demikian itu kepada Ash-Shonabihy, dan Ash-Sonabihy mewasiatkan kepada Abu Abdirrohman Al-Hably, dan Abu Abdirrohman mewasiatkan kepada Uqbah bin Muslim. Al-Hakim berkata: “Hadits ini hasan dengan persyaratan Al-Bukhory dan Muslim, dan keduanya tidak meriwayatkannya”.
20-      قال الإمام أبو داود رحمه الله (1512): حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ طُلَيْقِ بْنِ قَيْسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يَدْعُو: «رَبِّ أَعِنِّى وَلاَ تُعِنْ عَلَىَّ وَانْصُرْنِى وَلاَ تَنْصُرْ عَلَىَّ وَامْكُرْ لِى وَلاَ تَمْكُرْ عَلَىَّ وَاهْدِنِى وَيَسِّرْ هُدَاىَ إِلَىَّ وَانْصُرْنِى عَلَى مَنْ بَغَى عَلَىَّ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى لَكَ شَاكِرًا لَكَ ذَاكِرًا لَكَ رَاهِبًا لَكَ مِطْوَاعًا إِلَيْكَ مُخْبِتًا أَوْ مُنِيبًا رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِى وَاغْسِلْ حَوْبَتِى وَأَجِبْ دَعْوَتِى وَثَبِّتْ حُجَّتِى وَاهْدِ قَلْبِى وَسَدِّدْ لِسَانِى وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِى».
Keduapuluh: Al-Imam Abu Dawud –semoga Alloh merahmatinya- (1512) berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir, beliau berkata: Telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Amr bin Murroh dari Abdillah Ibnul Harits dari Thulaiq bin Qois dari Ibnu Abbas, beliau berkata: Dahulu Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berdoa: “Wahai Robbku bantulah aku dan janganlah dibebani atasku, tolonglah aku dan janganlah ditolong atasku, berilah makar untukku dan janganlah ditimpakan makar atasku, berilah petunjuk kepadaku dan mudahkanlah petunjuk kepadaku, dan tolonglah aku atas orang yang membenciku, Ya Alloh jadikanlah bagiku dalam keadaan bersyukur keada-Mu, mengingat-Mu dalam keadaan cinta lagi taat kepada-Mu serta khusyu’ atau dalam keadaan bergantung (kepada)-Mu, Ya Robbku terimalah taubatku, bersihkanlah dosaku dan kabulkanlah doaku, kokohkan hujjahku dan berilah petunjuk kepada hatiku, dan permantaplah tutur kataku dan lenyapkanlah kehitaman pada hatiku”.
وكذا سُلَيْمَان وأبوه عليهما السلام يطبقان تلك النعمة كما قال الله تعالى: ﴿وَلَقَدْ آَتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ (15) وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ (16) وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ (17) حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (18) فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ (19)﴾ [النمل: 15-19].
 Dan demikian pula Sulaiman dan Bapaknya (عليهما السلام) keduanya mempraktekan nikmat tersebut sebagai Alloh (تعالى) katakan: “Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kepada kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman". Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia berkata: "Wahai manusia, kami telah diberi pemahaman tentang bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu nikmat yang nyata". Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga tatkala mereka sampai di lembah semut maka seekor semut berkata: Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari"; maka dia tersenyum sambil tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa: "Ya Robbku berilah aku ketetapan untuk selalu mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ke dua orang tuaku dan untuk mengerjakan amal kebaikan yang Engkau ridhoi; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang sholih". (An-Naml: 15-19).
وقال الله تعالى: ﴿قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيم﴾ [النمل: 40].
Dan Alloh (تعالى) berkata: “Dia berkata: "Ini termasuk keutamaan Robbku untuk mengujiku, apakah aku akan bersyukur atau mengkhufuri (akan nikmat-Nya), maka barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang mengkufuri, maka sesungguhnya Robbku adalah (غَنِيٌّ) Maha Kaya lagi (كَرِيم) Maha Mulia". (An-Naml: 40).
أمر الله عز وجل بشكر نعمته فإن شكرها سبب من أسباب السعادة في الدنيا والآخرة، قال الله تعالى: ﴿اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ (32) وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (33) وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ (34)﴾ [إبراهيم: 32-34].
Alloh (عز وجل) memerintahkan untuk mensyukuri nikmat-Nya, karena sesungguhnya mensyukurinya adalah termasuk sebab dari sebab-sebab kebahagian di dunia dan di akhirat, Alloh (تعالى) berkata: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untuk kalian; dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagi kalian sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar; dan telah menundukkan bagi kalian malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dan segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya. dan jika kalian menghitung-menghitung nikmat Allah maka tidaklah bisa kalian menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengkufuri (nikmat Allah)”. (Ibrohim: 32-34).
أبان الله تعالى عن الشكر هذه النعم من أسباب دخول الجنة، قال الله تعالى: ﴿الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4)﴾ [الأنفال: 3، 4].
Alloh (تعالى) menjelaskan tentang mensyukuri nikmat-nikmat ini termasuk dari sebab-sebab masuk Jannah (surga), Alloh (تعالى) berkata: “(Yaitu) orang-orang yang menegakan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Robb mereka dan ampunan serta rezki  yang mulia”. (Al-Anfal: 3-4).
أخبر الله عز وجل أنه مالك النفع والضر، وأن ما  في العباد من رزق ونعمة وعافية ونصر فمن فضل عليهم، وإحسانه إليهم، قال الله تعالى: ﴿وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا أَفَغَيْرَ اللهِ تَتَّقُونَ (52) وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ (53) ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (54)﴾ [النحل: 52-54].
Alloh (عز وجل) mengabarkan bahwasanya Dia adalah (مالك) Maha Penguasa/Pemberi manfaat dan madhorat, dan bahwasanya apa yang ada pada hamba dari rezki, nikmat, kesehatan dan pertolongan yang termasuk keutamaan atas mereka dan kebaikan-Nya kepada mereka, Alloh (تعالى) berkata: “Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit-langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah agama (ibadah) itu selama-lamanya. Maka mengapa kalian takut kepada selain Allah? Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian maka itu dari Allah (datangnya), dan bila kalian ditimpa oleh kemudharatan maka hanya kepada-Nya-lah kalian meminta pertolongan. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari kalian, tiba-tiba sebagian dari kalian mempersekutukan Robbnya dengan (yang lain)”. (An-Nahl: 52-54).
وقال الله تعالى: ﴿ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ﴾ [الأنفال: 53].
Dan Alloh (تعالى) berkata: “(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah dianugerahkannya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah adalah (سَمِيعٌ) Maha Mendengar lagi (عَلِيمٌ) Maha Mengetahui”. (Al-Anfal: 53).
وقال تعالى: ﴿إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ﴾ [الرعد: 11].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya”. (Ar-Ro’d: 11).
ومما يظهر الأمر ما ابتلي الله تعالى به عباده في الدنيا من السراء والضراء وقال تعالى: ﴿فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16)﴾ [الفجر: 15-16].
Dan dari perkara yang nampak adalah apa-apa yang Alloh (تعالى) timpakan ujian dengannya kepada hamba-hamba-Nya di dunia dari kejelekan dan kemudhoratan, dan Dia (تعالى) berkata: “Adapun manusia apabila Robbnya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan maka dia akan berkata: "Robbku telah memuliakanku". Adapun bila Robbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Robbku menghinakanku". (Al-Fajr: 15-16).
يقول الله تعالى ليس الأمر كذلك ليس إذا ما ابتلاه فأكرمه ونعمه يكون ذلك إكراما مطلقا وليس إذا ما قدر عليه رزقه يكون ذلك إهانة بل هو ابتلاء في الموضعين وهو الاختبار والامتحان فإن شكر الله تعالى على الرخاء وصبر على الشدة كان كل واحد من الحالين خيرا له.
Alloh (تعالى) berkata bukanlah perkara demikian jika mengujinya maka itu memuliakannnya dan memberinya nikmat, terkadang itu adalah pemuliaan secara mutlak dan bukanlah jika apa-apa yang Dia tentukan atasnya rezkinya maka keberadaan yang demikian itu adalah penghinaan bahkan dia adalah ujian dalam dua bentuk yang dia adalah ujian dan cobaan karena sesungguhnya mensyukuri Alloh (تعالى) di atas keluasaan dan bersabar di atas kesempitan maka setiap dari keduanya ada kebaikan baginya.
21-     قال الإمام أحمد رحمه الله (12489): حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ قَالَ حَدَّثَنِى الْقَاسِمُ بْنُ شُرَيْحٍ عَنْ ثَعْلَبَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَنَساً يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ اللهَ لَمْ يَقْضِ لَهُ قَضَاءً إِلاَّ كَانَ خَيْراً لَهُ».
Keduapuluhsatu: Al-Imam Ahmad-semoga Alloh merahmatinya- (12489)  berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Sufyan, beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Al-Qosim bin Syuroih dari Tsa’labah, beliau berkata: Aku mendengar Anas, beliau berkata: Aku mendengar Nabi (صلى الله عليه وسلم) berkata: “Mengagumkanku terhadap seorang yang beriman, sesungguhnya Alloh tidak memutuskan baginya suatu keputusan melainkan keputusan tersebut baik baginya”.
22-     قال الإمام أحمد رحمه الله (24647): حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِىٍّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى لَيْلَى عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «عَجِبْتُ مِنْ قَضَاءِ اللَّهِ لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَ الْمُؤْمِنِ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ فَشَكَرَ كَانَ خَيْراً لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَصَبَرَ كَانَ خَيْراً لَهُ». وإن لم يشكر ولم يصبر كان كل واحد من الحالين شرا له.
Keduapuluhdua: Al-Imam Ahmad –semoga Alloh merahmatinya- berkata (24647): Telah menceritakan kepada kami Abdurrohman bin Mahdi, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Al-Mughiroh dari Tsabit dari Abdurrohman bin Abi Laila dari Shuhaib, beliau berkata: Rosululloh (صلى الله عليه وسلم) berkata: “Mengagungkanku dari keputusan Alloh terhadap orang yang beriman, sesungguhnya perkara orang yang beriman semuanya dalah baik dan tidak ada yang demikian itu melainkan hanya kepada orang yang beriman; jika dia ditimpa kebaikan maka dia bersyukur maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kemudhorotan maka dia bersabar maka  itu adalah kebaikan baginya”. Jika dia tidak bersyukur dan tidak bersabar maka setiap salah satu dari dua keadaan ini adalah kejelekan baginya.
وأما الكفار فخطبوا بها من جهة ما هي تنعم ولذة وسرور ولم تسم في حقهم نعمة على الخصوص وإنما تسمي نعمة باعتبار أنها نعمة في حق عموم بني آدم لأن المؤمن سعد بها في الدنيا والآخرة والكافر ينعم بها في الدنيا. القرآن قد دل على امتنانه على الكفار بنعمه ومطالبته.
Adapun orang-orang kafir  maka mereka berhadapan dengannya dari sisi yang dia adalah kenikmatan dan kelezatan serta kebahagiaan dan tidak dinamakan pada hak mereka sebagai nikmat atas kekhususan hanya saja dinamakan sebagai nikmat dengan ungkapan nikmat pada hak yang umum untuk anak cucu Adam, karena orang yang beriman adalah kebahagian baginya di dunia dan di akhirat dan orang kafir diberi nikmat dengannya di dunia. Al-Qur’an sungguh telah menunjukan atas kenikmatan atas orang kafir dan (terpenuhi) tuntutannya (di kehidupan dunia saja).
قال تعالى: ﴿أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ (28) جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ (29) وَجَعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعُوا فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى النَّارِ (30) قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ (31) اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ (32) وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (33) وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ (34)﴾ [إبراهيم: 28-34].
Dia (تعالى) berkata: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, yaitu neraka Jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah kalian, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah neraka". Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan sholat, menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untuk kalian; dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagi kalian sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar; dan telah menundukkan bagi kalian  malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dan segala apa yang kalian mohonkan kepadanya. Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah maka tidaklah kalian dapat menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (Ibrohim: 28-34).
وقال تعالى: ﴿إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا (3) إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلَاسِلَ وَأَغْلَالًا وَسَعِيرًا (4)﴾ [الإنسان: 3، 4].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala”. (Al-Insan: 3-4).
فاعلموا –رحمكم الله- أن نعم الله تعالى يشترك فيها الكافر والمسلم لكن الكافر كانت هذه النعم سببا في عذابه وعقابه، قال تعالى: ﴿فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ﴾ [التوبة: 55].
Ketahuilah -semoga Alloh merahmati kalian- sesungguhnya nikmat Alloh (تعالى) berserikat padanya orang kafir dan orang Islam akan tetapi orang kafir dengan nikmat itu adalah sebagai sebab di azabnya mereka dan disiksanya (mereka), Dia (تعالى) berkata: “Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Alloh menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka di kehidupan dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir”. (At-Taubah: 55).
وقال تعالى: ﴿وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ﴾ [آل عمران: 178].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan”. (Ali Imron: 178).
وقال تعالى: ﴿أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ (55) نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ (56)﴾ [المؤمنون: 55، 56].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (bermaksud bahwa Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak! sebenarnya mereka tidak sadar”. (Al-Mukminun: 56).
وقال تعالى: ﴿فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُون﴾ [الأنعام: 44].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”. (Al-An’am: 44).
وقال تعالى: ﴿فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ﴾ [الأعراف: 165].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat kefasikan (dosa)”. (Al-A’rof: 165).
وقال تعالى: ﴿فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (44) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ﴾ [القلم: 44، 45].
Dan Dia (تعالى) berkata: “Maka serahkanlah kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran), nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh”. (Al-Qolam: 44-45).



الخاتمة:
PENUTUP
          بعون الله تعالى وتوفيقه تم هذه الرسالة في يوم الأحد (10 محرم 1430 هـ)، أسأل الله تعالى أن ينفع بها وأن يجعلها خالصا لوجه الله الكريم، كما أسأله تعالى أن يغفرلي ولوالدي ولمشايخي وإخواني. ﴿إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (9) دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (10) [يونس: 9، 10].
Dengan pertolongan Alloh (تعالى) dan taufiknya selesailah tulisan ini pada hari Ahad (10 Muharrom 1430 H), aku memohon kepada Alloh (تعالى) untuk memberikan manfaat dengannya dan menjadikannya ikhlas (murni) karena Wajahnya Alloh yang (الكريم) Maha Mulia, sebagaimana aku memohon kepada-Nya untuk mengampuniku, mengampuni kedua orang tuaku dan syaikh-syaikhku serta saudara-saudariku. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholih, mereka diberi petunjuk oleh Robb mereka karena keimanan mereka, di bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam Jannah (surga) yang penuh kenikmatan. Do'a mereka di dalamnya adalah: "Maha Suci Engkau Ya Alloh, dan salam penghormatan mereka adalah: "Keselamatan, dan penutup doa mereka adalah: "Segala puji bagi Alloh Robb alam semesta”. (Yunus: 9-10).
كتبه أبو العباس خضر الْمُلكي.
Penulis tulisan ini adalah Abul ‘Abbas Khidhir Al-Mulky.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar