KATA PENGANTAR
بسم
الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام
على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه.
أما بعد:
Salah satu pencaharian masyarakat Arob
adalah berdagang, dari zaman ke zaman mereka terus melakukan usaha perdagangan
ini, sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
masyarakat Arob sudah melakukan perdagangan, yang ketika itu tempat perdagangan
mereka berpusat di negri Syam, sebagaimana yang dikisahkan oleh Abu Sufyan bin
Harb kepada Abdulloh bin 'Abbas semoga Alloh meridhoi keduanya:
"إنَّ
هِرَقْلَ أَرْسَلَ إِلَيْهِ فِي رَكْبٍ مِنْ قُرَيْشٍ، وَكَانُوا تُجَّارًا
بِالشَّأْمِ".
"Sesungguhnya
Hirqlius mengutus kepadanya pengendara dari Quroisy, dan mereka ketika itu
adalah berdagang di Syam". Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon.
Tidak hanya mereka berdagang ke Syam namun
sebagian mereka juga mencoba menjelajahi samudra yang luas, dengan membutuhkan
perjalanan yang jauh dan waktu yang sangat panjang, dengan itu mengakibatkan
mereka tidak mampu untuk kembali ke tanah kelahiran mereka di Arob.
Demikianlah salah satu sebab utama masyarakat
Arob terpencar-pencar ke beberapa penjuru dunia, dan diantara penyebab lainnya yang
mengakibatkan banyak dari masyarakat Arob berpindah dari jaziroh Arob ke
jaziroh-jaziroh lainnya karena munculnya pemerintahan yang beraliran Nawashib
yaitu mereka menghina dan memerangi Ahlul Bait (anak keturunan Ali bin
Abi Tholib) dan siapa saja yang bersama mereka.
Abul 'Abbas Ahmad Al-Harroniy semoga
Alloh merohmatinya berkata tentang aliran sesat ini:
"وَطَرِيقَةِ
"النَّوَاصِبِ"، الَّذِينَ يُؤْذُونَ "أَهْلَ الْبَيْتِ"،
بِقَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ".
"Dan jalannya Nawashib
adalah mereka menyakiti Ahlul Bait baik dengan perkataan ataupun dengan
perbuatan".
Nawashib ketika sudah berkuasa di jaziroh
Arob maka mereka terus menerus menghina dan mengejar Ahlul Bait hingga
mereka yang bermukim di negri Haromain (Makkah dan Madinah) melarikan diri
menuju Hadromaut di Yaman dan mereka menetap hanya beberapa lama di sana, karena
bala tentara Nawashib terus mengejar mereka[1], kemudian
mereka melanjutkan perjalanan dengan menyebrangi Samudra Hindia, dalam waktu beberapa
bulan kemudian mereka sampai di Kepulauan Seribu (Maluku), sesampainya di negri
ini mereka mendapati keindahan dan kekayaan alam yang sangat jauh berbeda
dengan apa yang ada di negri asal mereka, di negri Kepulauan Seribu ini mereka tidak
mendapati suatu kaumpun melainkan hanya kaum yang berbangsa Arifuru, yang
ciri-ciri mereka adalah tidak berpakaian melainkan hanya mengenakan sehelai
kain atau kulit untuk menutupi dubur dan kemaluan mereka, mereka (yang berasal
dari jaziroh Arob) itu kemudian menda'wahi orang-orang Arifuru hingga ada dari mereka
masuk Islam, adapun yang enggan untuk masuk Islam dari bangsa Arifuru[2] ini maka mereka melakukan perpindah ke pedalaman di pulau Seram dan
ke pedalaman di pulau Buru.
Para keturunan Arob itu kemudian mukim di Kepualuan
Seribu hingga beranak keturunan, dari sinilah mereka dinamai dengan "orang-orang
negri" yaitu orang-orang yang pertama kali mendatangi Kepulauan Seribu,
karena keberadaan mereka banyak, maka mereka berpencar-pencar, ada dari mereka
yang ke Uli Hatuhaha dari keturunan mereka itu melahirkan marga Marasabessiy,
ada dari mereka yang ke pulau Banda dari keturunan ini melahirkan marga
Nurbattiy, ada pula yang ke pulau Seram dari keturunan ini melahirkan marga
Wakano, ada yang ke Tulehu melahirkan keturunan bermarga Ohorella, dan masih
sangat banyak dari mereka yang terpencar-pencar kebeberapa daerah lainnya di Kepulauan
Seribu, dari mereka ini melahirkan banyak marga diantaranya marga Lessiy, Nurlette[3], At-Tamimiy[4],
dan sebagian lagi dari mereka yang merasa sebagai para "Habib"
menggunakan marga As-Seggaf.
BERDIRINYA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI
MALUKU
Ketika masyarakat dari tiap-tiap daerah
itu sudah bertambah dan berkembang maka mulailah masing-masing tempat
mendirikan kerajaan-kerajaan Islam, dengan keberadaan kerajaan Islam itu
dinamailah Kepulauan Seribu dengan nama Maluku, yang diambil dari bahasa Arob
yaitu "Mulk" yang berma'na kerajaan.
Dengan semakin tersebar luasnya berita
tentang kekayaan alam di bumi Kepulauan Seribu (Maluku) maka mengakibatkan banyak
dari suku-suku di Nusantara berdatangan ke Maluku, diantaranya adalah dari
suku Buton[5],
Bugis, Makassar dan Jawa, bahkan banyak pula bangsa-bangsa di luar Nusantara
berdatangan, diantara bangsa-bangsa itu adalah Spanyol dan Protugis, kemudian
disusul oleh Inggris dan Belanda.
Dengan kedatangan mereka ini mengakibatkan
pertentangan dengan masyarakat di Kepulauan Seribu, karena mereka beragama
Islam sedangkan para pendatang asing itu beragama Kristen, juga mereka orang-orang
asing itu menyerukan kepada faham mereka berupa kekafiran dan penglegalan
kema'siatan dan perbuatan keji maka terjadilah perlawanan dan peperangan.
Pada tahun 1637 Masehi, kerajaan Islam di jaziroh
Hual Mual (Seram) bangkit melakukan perlawanan terhadap para penjajah asing
itu, dan ketika itu yang menjadi kapitan[6]
adalah Lessiy, dari sinilah kemudian muncul marga Lessiy.
Diantara daerah Hua Mual yang menjadi
incaran dan target bangsa kafir Barat adalah Luhu hingga ke kampung bawahannya Kambelu.
Karena di Kepulauan Seribu telah dibentuk kerajaan-kerajaan Islam dan telah ada
ikatan persaudaraan seagama maka ketika kerajaan Islam lainnya yang berada di Nusaniwe
dan di kepulauan-kepulauan lainnya mendengar bahwa di jaziroh Hual Mual (Seram)
telah terjadi peperangan melawan penjajah kafir Barat itu, maka dari tiap-tiap
kerajaan mengutus bantuan berupa bala tentara. Yang mengambil peran penting
dalam memberi bantuan ini adalah pemimpin Nusaniwe yang dia bergelar Risakotta,
karena dahulunya dia adalah termasuk salah satu kapitan di kerajaan Hual Mual
(Seram).
Sangat disayangkan dari peperangan itu tidak
tercatat di dalam sejarah Nasional tentang keberadaan pahlawan dari
kerajaan-kerajaan Islam itu, malah yang dimunculkan adalah "keanehan"
dengan adanya pahlawan Nasional yang mereka namai dengan Tomas Matulessiy, yang
kaum kafir Kristen mengakui bahwa itu adalah nenek moyang mereka.
Bagaimana mungkin hal itu terjadi
sementara keberadaan kaum Kristen muncul di Kepulauan Seribu adalah belakangan,
mereka dibawa oleh arang-orang asing yang kafir dari Barat itu?.
Jikalau pemerintah Indonesia benar-benar
memperhatikan sejarah maka tentu tidak akan dimunculkan sejarah aneh seperti
itu, kaum Kristen Maluku terkhusus di Ambon, dari awal berdirinya NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia) mereka sudah memiliki cita-cita untuk melakukan
pemberontakan dengan membentuk RMS (Republik Maluku Sarani) dan supaya mereka
tidak dicurigai merekapun menjiblak dan membuat-buat sejarah dengan adanya
pahlawan Nasional dari mereka.
Kalau seseorang mau menelusuri sejarah
kerajaan Islam atau menelusuri marga "Lessiy" yang pernah muncul di jaziroh
Hual Mual (Seram) maka dia akan mengetahui siapa sebenarnya sosok dari pahlawan
Nasional Maluku?. Apakah benar dia dari kaum kafir Kristen ataukah dari
kerajaan Islam yang bermarga "Lessiy"?.
Abul 'Abbas Harmin bin Salim Al-Limboriy semoga
Alloh merohmatinya berkata: "Pahlawan Maluku tidak bisa dibenarkan
kalau berasal dari orang-orang Kristen". Hal demikian itu karena kemunculan
dan keberadaan Kristen di Maluku di bawa oleh para penjajah Barat.
Banyak dari masyarakat Islam di Seram
Timur yang bermarga "Lessiy" mengatakan bahwa Patimura berasal dari
negri mereka (Hual Mual), namanya adalah Ahmad Lessiy, dan termasuk dari kebiasaan
di negri mereka bila seseorang bernama Ahmad maka mereka memanggilnya dengan nama
Mat. Dan Matulessiy sendiri terdiri dari dua kata yaitu "Mat" dan
"Lessiy". Mat nama panggilan untuk orang yang bernama Ahmad dan Lessiy
adalah nama marga.
Adapun mereka kaum kafir Kristen mengaku
bahwa Patimura adalah beragama Kristen maka ini sangat perlu untuk dipertanyakan?,
karena mereka adalah paling "parlente" (pendusta)nya manusia, karena juga
mereka dari sejak penjajahan hingga saat memiliki hubungan baik dengan bangsa
penjajah, ketika mereka ingin membebaskan diri dari NKRI dengan membentuk RMS maka
yang memberi dukungan penuh adalah para penjajah kaum kafir itu, bahkan mereka membuka
peluang belajar bagi kaum kafir Kristen Maluku ke negara-negara mereka.
NASEHAT UNTUK KAUM MUSLIMIN MALUKU
Dengan melihat bahwasanya Islam masuk ke
Kepulauan Seribu dibawa oleh para pedagang maka hendaknya masyarakat berpikir,
karena kita ketahui bersama bahwa para pedagang memiliki perbedaan yang sangat
jauh dengan para penuntut ilmu agama, oleh karena itu kami nasehatkan kepada
masyarakat Islam di Maluku untuk memperbaiki agama mereka yang pernah mereka
dapatkan dari nenek moyang mereka, dan janganlah mereka memiliki sifat taqlid
(ikut-ikutan) sebagaimana yang dilakukan oleh kaum musyrikin di zaman terdahulu,
Alloh Ta'ala berkata tentang mereka bila diperintahkan untuk
mentauhidkan Alloh dan mentaati-Nya maka jawaban mereka:
{وَمَا
سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ} [القصص: 36]
"Tidaklah kami
mendengarkan ini pada nenek moyang kami terdahulu". (Al-Qoshshosh: 36).
Kami nasehatkan kepada kaum muslimin terkhusus
masyarakat Maluku untuk mendalami ilmu agama. Kabar gembira bagi kaum muslimin
Maluku bahwa kalian tidak lagi membutuhkan perjalanan jauh, cukup bagi kalian
hanya mengendarai kendaraan atau hanya dengan menyebrangi lautan menuju Hual
Mual Belakang (Seram Barat) kalian akan mendapati bahwa di sana terdapat kampung
Limboro, di kampung inilah terdapat para da'i dan penuntut ilmu agama Islam,
ada dari mereka yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan marga
"Nurlette"[7],
kalian bisa menimba ilmu kepada mereka, dengan itu kalian akan memperoleh
kebaikan dalam kehidupan ini, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
berkata:
«مَنْ
يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ»
"Barangsiapa yang
diinginkan kebaikan oleh Alloh maka dia akan difahamkan tentang agama". Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon dari hadits Mu'awiyyah.
Tidak perlu bagi kalian bertanya apakah di
sana ada pondok pesantren ataukah tidak?, bukanlah ukuran adanya pondok
pesantren, namun yang menjadi patokan adalah ilmu, kalaupun di sana sudah ada
pondok pesantren maka itu hanyalah pendukung untuk mempermudah proses belajar
mengajar, namun sekali lagi bahwasanya ilmu bisa dipelajari dan ditimba dari
siapa saja yang memiliki ilmu, Nabi Musa bersama muridnya Yusya' mencari Nabi
Khidir, Nabi Musa belajar ilmu dan mengambil faedah dari Nabi Khidir ketika
diperjalanan, terkadang di atas perahu dan terkadang pula ketika berjalan kaki
atau ketika bekerja membangun tembok milik anak yatim sebagaimana yang Alloh Ta'ala
terangkan di dalam surat Al-Kahfi.
Maka bukan suatu kehinaan bila ada dari
para pemuda datang ke Limboro belajar ilmu agama Islam, bisa belajar di masjid
atau di rumah ustadz, atau bisa pula mengambil faedah ilmiyyah dari ustadz ketika
sedang bekerjasama di perkebunan cengkeh[8],
pala, kopi atau coklat atau ketika di dalam kebun jagung, ubi-ubian atau
sayur-sayuran, sebagaimana dahulu Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
mengajari dan memberi faedah ilmiyyah kepada para shohabatnya ketika diperjalanan
dan ketika mukim, ketika sedang gotong royong, Rosululloh Shollallohu
'Alaihi wa Sallam selalu menyisihkan waktunya dengan menyampaikan ilmu, bahkan
terkadang Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam masuk keluar pasar
untuk jual beli bersamaan dengan itu beliau menyempatkan diri memberi nasehat
dan memberi faedah ilmiyah kepada umat manusia, bahkan beliau ketika sedang
khutbah (ceramah) beliau mengangkat tinggi suaranya sehingga manusia yang
berada di pasar mendengarkan khutbahnya, An-Nu'man bin Basyir berkata:
"سَمِعْتُ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَخْطُبُ يَقُولُ: «أَنْذَرْتُكُمُ
النَّارَ، أَنْذَرْتُكُمُ النَّارَ»، حَتَّى لَوْ أَنَّ رَجُلًا كَانَ بِالسُّوقِ،
لَسَمِعَهُ".
"Aku mendengar
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam ketika beliau berkhutbah,
beliau berkata: "Aku peringatkan kalian dari neraka, aku peringatkan
kalian dari neraka", sampai kalaulah seseorang berada di pasar maka
sungguh dia akan mendengarkan peringatannya". Diriwayatkan oleh Ahmad
dengan sanad hasan.
Pada kesempatan ini kami nasehatkan pula
kepada saudara-saudariku kaum muslimin terkhusus bagi mereka yang mukim di
Maluku untuk meninggalkan kebudayaan dan adat-istiadat yang menyelisihi ajaran
Islam, dan kami nasehatkan pula kepada mereka untuk meninggalkan
keyakinan-keyakinan rusak yang pernah mereka dapati di kalangan bangsa Arifuru,
diantara keyakinan mereka adalah:
MENJELAJAHI ALAM
DENGAN
MENGGUNAKAN ILMU TENAGA DALAM
Keyakinan ini sudah tersebar luas di
kalangan masyarakat Islam yang beraliran shufiyyah, lebih-lebih bagi mereka
yang pernah menyaksikan bangsa Arifuru di Kepulauan Seribu, bangsa Arifuru ini
telah dianggap hebat oleh sebagian masyarakat, ketika kaum muslimin Arob telah
masuk di pesisir pantai di Kepulauan Seribu maka sebagian mereka yang tidak mau
masuk Islam berpindah tempat, kebanyakan mereka berpindah ke pedalaman pulau
Seram dan ke pedalaman pulau Buru, sebagian mereka dikatakan sebagai penyembah
langit (Hemelaan Bidders) yang mereka terbang sambil menimbang tanah, jika
tanah yang mereka temukan seimbang dengan tanah di bawah mereka maka mereka
menetap di tempat tersebut, mereka ini dianggap sakti dan hebat.
Dan keyakinan sakti semisal ini juga telah
kita dapati di kalangan mereka yang bersuku Buton, jika dikatakan kepada
mereka: "Kenapa tidak sholat Jum'at? maka jawaban mereka: "Kami
sholat di masjid Harom di Makkah".
Alasan seperti ini jelas sebagai penipuan,
bagaimana bisa di Maluku sudah dikumandangkan azan Jum'at lalu mereka memakai
selimut mereka dan berbaring di kamar-kamar mereka, setelah manusia selesai
sholat Jum'at merekapun bangun dari berselimut lalu mereka mengaku telah sholat
Jum'at di Makkah, ini adalah alasan para pendusta dan para pemalas, waktu di Indonesia
dan waktu di Saudi sangat berbeda jauh, bila ditentukan dengan jam
kemungkinannya 7 (enam) atau 8 (tujuh) jam, di Indonesia sudah masuk waktu sholat
Jum'at sedangkan di Saudi masih sholat shubuh, maka sangat tidak dibenarkan
alasan mereka, orang seperti mereka itu yang selalu meninggalkan sholat jika
tidak bertaubat maka mereka kafir sebagaimana kafirnya kaum Sarani (Kristen),
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«الْعَهْدُ
الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ»
"Perjanjian antara
kami (umat Islam) dan antara mereka (kaum kafir) adalah sholat, barangsiapa
meninggalkan sholat maka sungguh dia telah kafir". Diriwayatkan oleh Ashhabussunan
kecuali Abu Dawud.
Terkadang bagi mereka yang sangat tinggi kepercayaannya
tetap mengakui bahwa nenek moyang mereka sakti, bisa sholat di masjid Harom di Makkah
atau bisa sholat di masjid Agung Keraton Buton, mereka bisa melangkah dengan
sekali loncatan atau bisa hanya sekejap mata langsung sampai ke masjid tersebut,
maka kita katakan: "Kalau benar begitu keberadaan mereka maka mereka
adalah termasuk dari bala tentaranya jin, karena kesaktian itu tidak akan
dikuasai oleh seseorang melainkan setelah dia belajar dari para jin, Alloh Ta'ala
berkata:
{قَالَ
عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ
وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ (39) قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ
الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا
رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي
أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ
كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ (40)} [النمل: 39، 40]
" Ifrit dari golongan jin berkata: "Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat
dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya". Seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab berkata: "Aku akan
membawa singasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu berada di hadapannya, diapun berkata: "Ini
termasuk kurnia Robbku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari
(akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Robbku adalah Al-Ghoni (Maha Kaya) lagi Al-Karim (Maha Mulia)". (An-Naml: 39-40).
Sebagian
orang-orang bodoh terkadang menganggap boleh menggunakan ilmu-ilmu tenaga dalam
untuk kebaikan, dengan alasan bahwa Sulaiman 'Alaihis
Salam saja memanfaatkan tenaga dalam para jin, maka
alasan ini tidak bisa diterima, karena mereka (para jin) dipekerjakan oleh
Sulaiman, apa yang diperintahkan oleh Sulaiman mereka selalu lakukan, mereka
tidak mampu untuk menyelisihi Sulaiman, ketika Sulaiman 'Alaihis Salam meninggal
dunia baru mereka leluasa berbuat kesyirikan dan kem'asiatan.
Abul 'Abbas Ahmad Al-Harroniy semoga
Alloh merohmatinya berkata:
"وَقَدْ اتَّفَقَ
أَهْلُ الْمَعْرِفَةِ وَالتَّحْقِيقِ أَنَّ الرَّجُلَ لَوْ طَارَ فِي الْهَوَاءِ،
أَوْ مَشَى عَلَى الْمَاءِ، لَمْ يُتَّبَعْ إلَّا أَنْ يَكُونَ مُوَافِقًا
لِأَمْرِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ".
"Dan sungguh telah bersepakat orang
yang memiliki pengetahuan dan memiliki pandangan kebenaran bahwa seseorang
kalau dia bisa terbang di udara atau berjalan di atas air, maka tidak boleh
diikuti kecuali kalau dia bercocokan dengan perkaranya Alloh dan Rosul-Nya".
Beliau mengatakan demikian karena pernah ada dari orang-orang
sholih di zaman para shohabat, yang mereka berpegang teguh dengan ajaran Islam
pernah melewati air, mereka mengendarai kuda dalam menyerang kaum kafir Kristen
di Konstatinopel, dan mereka berjalan di atas air untuk bisa sampai ke negri
sebrang, setelah mereka berhasil melakukan penaklukan terhadap kerajaan kaum
Nasroni dan mereka ingin kembali merekapun tidak bisa lagi menyebrangi
melainkah harus menggunakan perahu. Apa yang mereka alami ini kalau di dalam
agama Islam disebut dengan "karomah". Adapun kalau dia terus menerus
bisa berjalan di atas air atau terus bisa terbang dan dia bukan dari orang yang
sholih (yang taat beribadah kepada Alloh) maka itu bukan "karomah"
akan tetapi "kesurupan jin" atau mendapatkan ilmu jin atau dia adalah
pengikut Dajjal.
Abul 'Abbas Ahmad Al-Harroniy semoga
Alloh merohmatinya berkata pula:
"وَمَنْ رَأَى مِنْ
رَجُلٍ مُكَاشَفَةً أَوْ تَأْثِيرًا فَاتَّبَعَهُ فِي خِلَافِ الْكِتَابِ
وَالسُّنَّةِ كَانَ مِنْ جِنْسِ أَتْبَاعِ الدَّجَّالِ، فَإِنَّ الدَّجَّالَ
يَقُولُ لِلسَّمَاءِ: أَمْطِرِي فَتُمْطِرُ، وَيَقُولُ لِلْأَرْضِ، أَنَبْتِي
فَتُنْبِتُ، وَيَقُولُ لِلْخَرِبَةِ أَخْرِجِي كُنُوزَك فَتَخْرُجُ مَعَهُ كُنُوزُ
الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَيَقْتُلُ رَجُلًا ثُمَّ يَأْمُرُهُ أَنْ يَقُومَ
فَيَقُومَ، وَهُوَ مَعَ هَذَا كَافِرٌ مَلْعُونٌ عَدُوٌّ لِلَّهِ".
"Barangsiapa melihat seseorang penyingkap atau memberi
pengaruh lalu pengikutannya menyelisih Al-Kitab (Al-Qur'an) dan As-Sunnah maka
dia adalah termasuk dari jenis pengikut Dajjal, karena sesungguhnya Dajjal
berkata kepada langit: "Hujanlah!" maka diapun hujan[9], dia berkata kepada bumi: "Tumbuhkanlah
(tumbuh-tumbuhan)!" maka diapun menumbuhkan. Dia berkata kepada Khoribah:
"Keluarkanlah perbendaharaanmu!" maka diapun mengeluarkan bersamanya
perbendaharaan emas dan perak, dia (Dajjal) membunuh seseorang kemudian dia
memerintahkannya untuk bangkit (hidup kembali) maka diapun bangkit, dan dia
bersama ini adalah kafir lagi terla'nat dan dia adalah musuh Alloh".
Demikian pembahasan yang singkat ini,
semoga bermanfaat.
ونسأل
الله عز وجل أن يوفقنا وجميع المسلمين للهداية والسداد، وصلى الله وسلم على نبينا
محمد وعلى آله وصحبه.
[1] Pengejaran ini terus dilakukan hingga sampai
ke belahan negri Iraq, masyarakat Iraq yang dianggap bersama Ahlul Bait
dijadikan pula sebagai buronan, hingga mereka lari menjelajahi benua Asia, yang
pada akhirnya mereka sampai ke Maluku Utara (Ternate Tidore) dan mereka
menda'wahkan Islam sesuai faham mereka di sana.
[2] Arifuru ini menurut kepercayaan masyarakat Maluku memiliki kesaktian
yang luar biasa, Insya Alloh akan datang penjelasan tentangnya pada pembahasan
"MENJELAJAHI ALAM DENGAN MENGGUNAKAN ILMU TENAGA DALAM".
[3] Marga "Nurlette" ini jika kita mencermati anak keturunan
mereka maka kebanyakannya mereka namai dengan nama-nama Arob yang Islamiy,
seperti Muhammad, Ali, Hasan, Husain dan yang semisalnya.
[4] At-Tamimiy adalah penisbatan kepada Bani
Tamim, yang mereka berasal dari penduduk Najd-KSA (Kerajaan Saudi Arobia).
[5] Lihat buku "MENELUSURI SEJARAH
KEBUDAYAAN BUTON" pada kisah berpindahnya La Bisana ke Hual Mual
Belakang (Limboro).
[6] Kapitan kalau dilihat dari struktur
Kesulthonan Buton sederet dengan "Pa'apbela" yaitu dia lebih tinggi
kedudukannya bila dibandingkan Ode, dan atasan (pemimpin) mereka adalah "Lakina".
Dan "kapitan" kalau dilihat dari struktur kerajaan di pulau Jawa dia
setingkat dengan "Mahapati" yang dia lebih rendah dari "Raden".
[8] Bila ada yang pernah ke Limboro maka mereka
tentu akan mengakui bahwa Limboro adalah termasuk penghasil rempa-rempa, bahkan
di Limboro diakui oleh para pendatang termasuk penghasil cengkeh terbesar di
Indonesia, karena tidak terlewati suatu gunung atau perkebunan melainkan
terdapat pohon-pohon cengkeh.
[9] Dan di Hual Mual Belakang (Seram Barat)
diisukan pula bahwa ada seorang wanita yang sudah sangat tua usianya, yang dia
tidak pernah sholat bisa menahan turunnya hujan dan dia memerintahkan hujan
untuk turun dalam beberapa waktu kemudian. Bila seperti ini keadaannya maka
tidak diragukan lagi bahwa dia telah mewarisi satu bagian dari ilmu-ilmu para
jin dan dia adalah termasuk salah satu jaringan Dajjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar