PENGARUH TAUHID TERHADAP KEPRIBADIAN MUSLIM DALAM PENEGAKAN
SYARI'AT ISLAM
Ditulis oleh:
Abul 'Abbas Harmin bin Salim Al-Limboriy
Rohimahulloh
KATA PENGANTAR
(ABU
AHMAD MUHAMMAD BIN SALIM AL-LIMBORIY)
بِسمِ الله
الرَّحمنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ،
أَحْمَدُهُ، وَأَسْتَعِينُهُ، وَأَسْتَنْصِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. أما بعد:
Ini termasuk salah satu bagian dari
tulisan saudara kami Abul 'Abbas Harmin Rohimahulloh yang berjudul
"URGENSI TAUHID DALAM PENEGAKAN SYARI'AT ISLAM".
Adapun yang di hadapanmu ini maka dia
adalah satu satu bagian atau pembahasan yang berjudul "Pengaruh Tauhid Terhadap
Kepribadian Muslim Dalam Penegakan Syari'at Islam".
Bila seseorang benar-benar bertauhid maka
kepribadiannya akan terlihat Islamiy dan selalu mencocoki syari'at Islam, dia
tidak akan berkata atau berbuat melainkan berdasarkan dalil, dia selalu
mengikuti syari'at dan selalu menjauhi hawa nafsu, inilah hakekat dan
perwujudan dari tauhid, Alloh Ta'ala berkata:
{ثُمَّ
جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ
أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [الجاثية: 18]
"Kemudian
Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari'at dari urusan (agama itu), maka
ikutilah syari'at itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang
tidak berilmu". (Al-Jatsiyah:
18).
Ibnu Katsir Rohimahulloh
berkata:
"أَيِ: اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ، وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ".
"Yaitu:
ikutulah olehmu apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari Robbmu, tidak ada
sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia, dan berpalinglah dari
orang-orang musyrik".
Tidaklah cukup
bagi seseorang mengaku bertauhid melainkan dia harus berpaling dan menjauhi
para pengikut hawa nafsu, baik para hawa nafsu itu dari kaum musyrikin ataupun
dari ahlu bid'ah atau yang semisal mereka.
Semoga apa
yang ditulis oleh saudara kami Rohimahulloh ini cukup sebagai pengarahan
dan penjelasan bagi siapa yang menginginkan pemurnian tauhidnya.
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim
Al-Limboriy
Pada Hari Ahad 4 Syawwal 1434
Di Darul Hadits Dammaj
PENGARUH TAUHID KEPADA KEPRIBADIAN MUSLIM DALAM PENEGAKAN
SYARI'AT ISLAM
Fenomena dan kenyataan dalam kehidupan
menunjukan bahwa mayoritas umat Islam sekarang ini jauh menyimpang dan
mengabaikan tuntutan syari'at Islam yang benar, yang Alloh Subhanahu wa
Ta'ala telah gariskan dalam kitab-Nya dan telah diterangkan oleh Rosul-Nya Shollallohu
'Alaihi wa Sallam dalam sunnahnya.
Bukti yang jelas dari hal ini adalah apa
yang kita saksikan, dimana sebagian besar umat ini terjerumus ke dalam berbagai
macam kemungkaran kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, baik berupa
kesyirikan, kebid'ahan dan kema'siatan serta kemungkaran-kemungkaran yang
lainnya.
MA'NA SYIRIK
Syirik adalah menjadikan sekutu bagi
Alloh dalam menyembah (beribadah) kepada-Nya.
Berbuat syirik adalah memperlakukan
sesuatu selain Alloh Subhanahu wa Ta'ala sama dengan Alloh Subhanahu
wa Ta'ala dalam hal yang merupakan hak khusus bagi-Nya.
Kesyirikan merupakan perbuatan kufur
kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, yang merusak keislaman seseorang dan
dapat menggugurkan amalan-amalan kebaikan yang telah dilakukan, dan pelakukanya
termasuk dari penghuni neraka dan kekal di dalamnya, Alloh Subhanahu wa
Ta'ala berkata:
{إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا} [النساء:
48]
"Sesungguhnya
Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Alloh, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar". (An-Nisa': 48).
Dan Alloh Subhanahu
wa Ta'ala berkata:
{لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ} [الزمر: 65]
"Jika
kamu mempersekutukan (Alloh), maka sungguh akan terhapuslah amalanmu dan sungguh
kamu akan termasuk orang-orang yang merugi".
(Az-Zumar: 65).
Dan Alloh Subhanahu
wa Ta'ala berkata:
{إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ} [المائدة:
72]
"Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh, maka pasti Alloh mengharomkan
kepadanya Jannah (surga), dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zholim itu seorang penolongpun".
(Al-Maidah: 72).
Dan
Al-Bukhoriy meriwayatkan dari hadits Ibnu Mas'ud bahwa Rosululloh Shollallohu
'Alaihi wa Sallam berkata:
«مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ
النَّارَ»
"Barangsiapa
yang mati dan dia berdoa kepada selain Alloh sebagai tandingan(Nya) maka dia
masuk neraka".
MA'NA MA'SIAT
Ma'siat adalah
suatu bentuk perbuatan dengan meninggalkan perintah dan melanggar larangan
Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan Rosul-Nya Shollallohu 'Alaihi wa Sallam,
dan pelakunya tidak bertaubat sampai meninggal dunia, maka sebagai balasan atas
perbuatannya tersebut adalah neraka, seperti perbuatan meninggalkan sholat,
tidak memberi makan fakir miskin dan membicarakan hal yang jelek, Alloh Subhanahu
wa Ta'ala berkata:
{مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ
الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44) وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ
الْخَائِضِينَ (45) وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ (46) حَتَّى أَتَانَا
الْيَقِينُ (47)} [المدثر: 42 - 47]
"Apakah
yang memasukkan kalian ke dalam Saqar (neraka)?", mereka menjawab:
"Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat, dan kami
tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang
bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami
mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian". (Al-Muddatsir: 42-47).
Kesyirikan dan
kema'siatan adalah perbuatan yang sangat bertentangan dan menyimpang dari
kandungan dan hakekat serta konsekwensi kalimat tauhid Laa Ilaha Illalloh,
yang merupakan kalimat persaksian, yang dengannya seseorang disebut muslim, dan
tanpanya seserorang disebut kafir, sehingga dia disebut sebagai landasan atau
pondasi dimana agama Islam ini berdiri, diriwayatkan oleh At-Tirmidziy bahwa
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«رَأْسُ
الأَمْرِ الإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ»
"Kepalanya
setiap perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan puncaknya adalah jihad
di jalan Alloh".
Terjadinya
kesyirikan, kema'siatan dan berbagai macam bentuk kemungkaran serta pelanggaran
terhadap syari'at Alloh Subhanahu wa Ta'ala, dan terjatuhnya sebagian
besar umat ini di dalamnya, merupakan tanda dan bukti kebodohan dan ketidaktahuan
umat ini terhadap kalimat tauhid. Seandainya mereka mengucapkan kalimat
tauhid Laa Ilaha Illalloh ini, disertai dengan mengetahui ma'nanya dan
meyakini akan kebenarannya, kemudian mengamalkan konsekwensinya, niscaya mereka
akan selalu menjunjung tinggi dan menegakan syari'at Islam yang mulia ini, dan
mereka tidak akan terjatuh ke dalam perebuatan syirik dan kema'siatan kepada
Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Sholeh bin
Fauzan Al-Fauzan menjelaskan bahwa orang yang mengucapkan kalimat tauhid Laa
Ilaha Illalloh harus mengetahui ma'nanya dan mengamalkan konsekwensinya
lahir dan batin, dan dia harus meniadakan kesyirikan, menetapkan peribadahan
hanya kepada Alloh, dan keyakinan yang pasti terhadap apa saja yang terkandung
di dalam kalimat itu, serta mengamalkannya maka dia adalam muslim sejati.
Lebih lanjut
Sholih bin Fauzan menjelaskan bahwa orang yang mengucapkan kalimat tauhid dan
mengamalkan konsekwensinya secara zhohir, tetapi tidak diyakini di dalam
batinnya maka dia adalah orang munafiq. Dan barang siapa yang mengucapkan
kalimat ini dengan lisannya dan melakukan amalan yang bertolak belakang
dengannya berupa kesyirikan yang membatalkan kalimat ini, maka dia adalah orang
musyrik.
Muhammad bin
Sholih Al-Utsaimin Rohimahulloh menjelaskan bahwa hakekat tauhid akan
terwujud dengan tiga perkara:
Pertama: Ilmu, dengan mengetahui kamu akan membenarkan atau
meyakini.
Kedua: Keyakinan, apabila kamu sudah mengetahui dan kamu tidak
meyakininya, maka kamu telah berbuat kesombongan dan kamu tidak membenarkan
ketauhidan.
Ketiga: Tunduk, apabila sudah mengetahui dan meyakininya, akan
tetapi kamu belum tunduk terhadapnya, maka kamu tidak akan pernah membenarkan
keesaan Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Oleh sebeb itu
agar pengucapan kalimat tauhid ini berpengaruh kepada kepribadian seseorang
dengan mengantarkan pelakunya kepada pelaksanaan syari'at Alloh Subhanahu wa
Ta'ala, yang merupakan hakekat dari tauhid, dijelaskan oleh Ahmad
Al-Hakamiy Rohimahulloh harus memenuhi tujuh syarat, yaitu: Al-Ilmu,
Al-Yaqin, Al-Qabul, Al-Inqiyad, Ash-Shidq, Al-Ikhlash, dan Al-Mahabbah.
1. Al-ILMU
Al-Ilmu yaitu seseorang
mengetahui dan memahami ma'na dan maksud kalimat tauhid, mengetahui apa yang
ditiadakan dan apa yang ditetapkan, dan menafikan ketidaktahuannya dengan hal
tersebut, sebagaimana Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata:
{فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ} [محمد: 19]
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah
(sesembahan yang berhak disembah) melainkan Alloh". (Muhammad:
19).
2. AL-YAQIN
Al-Yaqin yaitu
seseorang mengikrarkannya dengan keharusan meyakini kandungan syahadat
tersebut, manakala dia meragukannya maka sia-sia belaka syahadat itu, Alloh Subhanahu
wa Ta'ala berkata:
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا} [الحجرات: 15]
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan
Rosul-Nya, kemudian mereka tidak ragu".
(Al-Hujarot: 15).
3. AL-QABUL
Al-Qobul yaitu
seseorang menerima kandungan dan konsekwensi dari syahadat itu, ya'ni menyembah
Alloh semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Barangsiapa yang
mengucapkannya, akan tetapi tidak menerima dan menta'ati, maka dia termasuk
dari orang-orang yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala katakan:
{إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
يَسْتَكْبِرُونَ (35) وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ
مَجْنُونٍ (36)} [الصافات: 35، 36]
"Sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa Ilaha Illallah" (tidak
ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Alloh) mereka menyombongkan diri,
dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya Kami harus meninggalkan
sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?". (Ash-Shoffat: 35-36).
4. Al-INQIYAD
Al-Inqiyad
yaitu seseorang tunduk dan patuh dengan kandungan ma'na syahadat, sebagaimana
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata:
{وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ
اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى} [لقمان: 22]
"Dan
barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang
kokoh". (Luqman: 22).
5. ASH-SHIDQ
Ash-Shidq
yaitu seseorang jujur mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkannya.
Manakala lisannya mengucapkannya akan tetapi hatinya mendustakan maka dia
adalah munafiq dan pendusta, sebagaimana Alloh Subhanahu wa Ta'ala
berkata:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ
الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (8) يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا
وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (9) فِي قُلُوبِهِمْ
مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا
يَكْذِبُونَ (10)} [البقرة: 8 - 10]
"Dan
di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Alloh dan hari
akhir (kiamat)", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman. Mereka hendak menipu Alloh dan orang-orang yang beriman, padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dan di dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah oleh Alloh penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta".
(Al-Baqoroh: 8-10).
6. AL-IKHLAS
Al-Ikhlas
yaitu seseorang membersihkan amalannya dari segala noda-noda syirik, dengan
jalan tidak mengucapkannya karena menginginkan dunia, riya, atau sum'ah.
Hal ini tercapai hanya dengan meluruskan niat, sebagaimana yang Alloh Subhanahu
wa Ta'ala katakan:
{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ
الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]
"Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus". (Al-Bayyinah: 5).
Dan Rosululloh
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
"إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ".
"Sesungguhnya
Alloh telah mengharomkan atas manusia yang dia mengatakan: "Tidak ada
sesembahan yang berhak disembah melainkan Alloh", yang dia mengucapkan itu
karena mengharapkan wajah Alloh".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
7. AL-MAHABBAH
Al-Mahabbah
yaitu seseorang senang mengucapkan kalimat ini serta mencintai kandungan
isinya, serta mencintai pula orang-orang yang mengamalkan konsekwensinya,
sebagaimana Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ}
[البقرة: 165]
"Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Alloh; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun
orang-orang yang beriman maka mereka sangat cinta kepada Alloh". (Al-Baqoroh: 165).
Dengan
demikian maka jelaslah bahwa tauhid yang murni apabila terealisasi dalam
kehidupan seseorang niscaya akan menghasilkan buah yang sangat manis dan
pengaruh yang sangat besar dalam penegakan syari'at Alloh Subhanahu wa
Ta'ala di muka bumi ini. Dan dengan terwujudnya hakekat tauhid maka dengan
sendirinya syari'at Islam akan terwujud (tertegakan), karena penegakan syari'at
Islam terlaksana ketika seorang hamba telah menghambakan dirinya hanya kepada
Alloh Subhanahu wa Ta'ala secara murni dak konsekwen, dengan mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dan ini merupakan hakekat
tauhid.
PENUTUP
Demikian
yang beliau (Abul 'Abbas Harmin) Rohimahulloh jelaskan dalam tulisan
ini, semoga Alloh menjadikannya bermanfaat untuk dirinya, kedua orang tuanya, anak-anaknya,
keluarganya dan saudara-saudarinya serta siapa saja yang menginginkan kebenaran
dan kebaikan.
وبالله التوفيق
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Tidak ada komentar:
Posting Komentar