Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

BERTEMPUR LAGI!

BERTEMPUR LAGI!
BENAR-BENAR KALIAN SEDANG DIUJI!
{أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ}
[آل عمران: 142]
"Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk Jannah, padahal belum Alloh nyatakan siapa orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum Dia nyatakan (pula) siapa orang-orang yang bersabar".
(Ali Imron: 142)



Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Semoga Alloh mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya dan saudara-saudarinya



KATA PENGANTAR
بِسمِ الله الرَّحمنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ، أَحْمَدُهُ، وَأَسْتَعِينُهُ، وَأَسْتَنْصِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. أما بعد:
Sudah suatu kemestian bahwa orang-orang kafir baik dari kalangan musyrikin ataupun munafiqin tidak akan pernah ridho dengan umat Islam sampai umat Islam mengikuti agama mereka atau sampai umat Islam keluar dari negri-negri mereka, sebagaimana yang diserukan oleh nenek moyang mereka dalam menjalankan makar kepada para Rosul:
{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ} [إبراهيم: 13]
"Orang-orang kafir berkata kepada para Rosul mereka: "Kami sungguh-sungguh akan mengusir kalian dari negeri kami atau kalian kembali kepada agama kami". Maka Robb mereka mewahyukan kepada mereka: "Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zholim itu". (Ibrohim: 13).
Demikian pilihan yang mereka berikan, diusir dari kampung halaman atau kembali kepada agama mereka?. Tindakan seperti ini dilakukan pula oleh kaum kafir Rofidhoh, mereka menginginkan untuk mengusir Ahlissunnah dari propinsi Sho'dah-Yaman, mereka mengusir Ahlissunnah dari kampung Munabbih, kemudian mereka juga berusaha mengeluarkan Ahlissunnah dari kampung 'Abdain, dari kampung Thulul dan beberapa tempat lainnya.
Demikianlah keadaan mereka kaum kafir Rofidhoh, siapa yang menampakan sikapnya bersama Ahlissunnah Dammaj, atau pergi menuntut ilmu di Dammaj maka mereka akan memaksannya untuk mengikuti agama mereka, jika tidak maka mereka akan mengusirnya, dan ini mereka lakukan berkali-kali terhadap Ahlissunnah, terkhusus yang mukim di kampung 'Abdain.
Tindakan jahat seperti ini ternyata diwarisi pula oleh para hizbiyyun yang sejaringan dengan Luqman bin Muhammad Ba'abduh, mereka di kampung Hanunu (Seram Barat) mengusir Abul 'Abbas Harmin Rohimahulloh dan keluarganya serta para shohabatnya, dikarenakan menampakan loyalitas dengan Ahlissunnah yang membela Dammaj dan mengutus adik-adik mereka ke Dammaj untuk menuntut ilmu, juga karena Abul 'Abbas Harmin Rohimahulloh menda'wahkan kepada pemurnian tauhid, perealisasian alwala' wal baro', hidup 'iffah dengan tanpa minta-minta dan tanpa jam'iyyah, dengan itu mereka murka hingga pada akhirnya mereka menzholimi Abul 'Abbas Harmin Rohimahulloh dan keluarganya serta para shohabatnya mereka zholimi.
Semoga apa yang kami tuliskan ini menjadi pelajaran bagi yang masih memiliki akal untuk berhati-hati dalam bersikap karena semua yang dilakukan akan dimintai pertanggung jawabannya:
{إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan dimintai pertangung jawabannya". (Al-Isro': 36).
{وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ} [الزلزلة: 8]
"Dan barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan kejelekan sebesar biji atom maka dia akan melihat (balasan)nya". (Al-Zalzalah: 8).  
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Pada hari Sabtu 17 Syawwal 1434
Di Darul Hadits Dammaj

AWAL TERJADINYA PERTEMPURAN DI DAMMAJ
Pada sore hari setelah sholat ashar, bertepatan dengan hari Selasa 13 Syawwal 1434, kaum kafir Rofidhoh mulai melakukan makar baru, dengan target untuk menguasai salah satu kampung Ahlissunnah, kampung tersebut bernama Thulul, mereka (kaum Rofidhoh) setelah berhasil menguasai salah satu kampung Ahlissunnah yang bernama Munabbih mereka mulai bergerak ke beberapa kampung, pada kali ini mereka mencoba melakukan penyerangan terhadap Ahlissunnah yang berada di kampung  Thulul.
Dengan penyerangan ini mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak Ahlissunnah, diantaranya adalah Bilal salah seorang anak saudara pemilik maktabah Ibnu Taimiyyah Dammaj, beliau langsung meninggal dunia semoga Alloh merohmatinya.
Kampung Thulul adalah termasuk salah satu kampung tetangga Dammaj, antara kampung tersebut dengan Dammaj hanya dihalangi sebuah gunung yang dinamai dengan gunung Thullab, ketika awal terjadi penyerangan, bergegaslah Ahlussunnah maju membantu saudara-saudara mereka yang berada di Thulul.
YANG TERJADI PADA HARI RABU
Pada malam Rabu 14 Syawwal hingga siang harinya mereka terus melakukan tembakan-tembakan ke lokasi-lokasi Dammaj, dengan tembakan itu mengakibatkan salah seorang Ahlissunnah yang bernama Syakir Al-Jazairiy terbunuh semoga Alloh merohmatinya, Abu Ziyad Al-Malayziy Hafizhohulloh berkata: "Beliau (Syakir) meninggal terkena sneper, dan aku berada di dekatnya".
Pada hari ini (Rabu 14 Syawwal 1434), kaum muslimin Dammaj mulai ramai keluar masuk toko-toko untuk membeli kebutuhan pokok mereka, hal tersebut mereka lakukan karena masih mengenang waktu hishor pada tahun lalu 1433, pada sore harinya tidaklah terlihat lagi di dalam toko-toko melainkan hanya sedikit sekali dari barang-barang, adapun kebutuhan pokok dan makanan harian seperti beras, gula, indomie, tepung terigu dan yang semisalnya telah habis dibeli oleh para pengunjung. Yang memiliki uang membeli apa yang dibutuhkannya secukup uangnya, yang tidak beruang hanyalah berkata: "Insya Alloh kami makan bersama-sama di markiz", dan Alhamdulillah pada hari itu makanan pokok seperti beras dan tepung sudah dipesan oleh Asy-Syaikh Ahmad untuk kebutuhan markiz.
Pada hari tersebut semakin terlihat rasa kasih sayang antara sesama, saling membantu dan saling menolong, biasanya Abu Irbadh Al-Limboriy Hafizhohulloh mengantar makanan di Wathon setiap hari tiga kali, kali ini kerepotan karena tidak bisa menggunakan sepeda motor, disebabkan penembak jitu kaum kafir Rofidhoh selalu siaga di bukit Mudawwar dan beberapa bukit lainnya, dengan keadaannya seperti itu, maka Abu Muhammad Al-Limboriy Hafizhohulloh setelah membantu saudara-saudaranya mengantar kebutuhan-kebutuhan jaga ke bukti Barroqoh dan ke Wathon beliau menyampaikan kepada kami untuk mencarikan teman untuk menemani Abu Irbadh Al-Limboriy mengantar makanan ke Wathon, kamipun mencarikan teman untuk menemani beliau, apalagi waktu perang yang jaga di Wathon bertambah jumlahnya, makanan yang dibawapun bertambah banyak, yang membutuhkan pengantarnya tiga orang atau lebih, Alhamdulillah sebagian ikhwan yang tidak memiliki senjata bergegas membantunya dengan saling bergantian, Abu Darda' Al-Jawiy Hafizhohulloh berkata: "Kami membantunya (ya'ni membantu Abu Irbadh Al-Limboriy) mengantar makanan ke Wathon sangat capek, kami loncat-loncat karena Rofidhoh terus menerus menembak".
Begitu pula pada malam hari yang tidak bersenjata bergegas membantu menggali khondak dan mengantar perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan di tempat-tempat jaga.
Ada yang sakit tidak mau ketinggalan keutamaan jihad dan beramal sholih, diapun melihat apa yang ada di dalam kamarnya untuk diberikan kepada yang sedang jihad, sampai ada salah seorang ketika sakit dan dia melihat bahwa di dalam saku bajunya ada uang 100 (seratus) real dan melihat di kamarnya ada sebungkus korma maka diapun membelikan buah-buahan lalu membawanya bersama korma tersebut untuk saudara-saudaranya yang jaga, beliau sedih karena tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan oleh saudara-saudaranya yang lain; bisa jaga, bisa mengikuti kerja dan amalan-amalan lainnya, beliau hanya berkata:  
{ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ} [الجمعة: 4]
"Demikianlah karunia Alloh, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Alloh adalah mempunyai karunia yang besar". (Al-Jum'ah: 4).
YANG TERJADI PADA MALAM KAMIS
Pada malam Kamis 15 Syawwal 1434, Ahlussunnah melakukan penyerangan ke sekitar Thulul dengan tujuan untuk mempertahankan kampung tersebut dari serangan Rofidhoh, dengan penyerangan itu, mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak Ahlussunnah diantaranya Hamzah Al-Jazairiy, dan beliau langsung meninggal dunia semoga Alloh merohmatinya[1].
Adapun dari pihak kaum kafir Rofidhoh semoga Alloh binasakan mereka maka mereka lebih banyak korban, paling banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka.
YANG TERJADI PADA HARI KAMIS
Pada hari-hari tersebut tembakan terus menerus terdengar, pada hari Kamis tanggal 15 Syawwal 1434, kaum muslimin ditengah-tengah menegakan sholat zhuhur di masjid As-Sunnah Dammaj, terdengarlah satu tembakan mortir dari pihak Rofidhoh yang jatuh di jalan samping pemakaman Syuhada' lama, dengan tembakan itu mengakibatkan salah seorang Ahlissunnah yang sedang menuju masjid untuk sholat berjama'ah terkena tembakan itu, beliaupun terluka parah, sekitar 10 (sepuluh) menit kemudian mereka melepaskan tembakan susulan, dalam selang-selang waktu tersebut mereka rutin melepaskan tembakan mortir yang mengakibatkan salah seorang Ahlissunnah meninggal dunia di lokasi yang sama (samping pemakaman Syuhada' lama) karena terkena ledakan mortir susulan tersebut. Bersamaan dalam waktu tersebut mereka juga melepaskan tembakan dengan menggunakan mortir mengakibatkan dua kamar di depan pemakan syuhada' lama rusak, pintu kamarnya jebol dan temboknya bolong.
Menjelang ashar mereka (kaum kafir Rofidhoh) melepaskan tembakan mortir yang ditargetkan ke kediaman Syaikhuna Yahya hafizhohulloh, namun mengenai samping penampung air yang berada di samping rumah Syaikhuna, dengan tembakan itu mengakibatkan pecahnya saluran air hingga membanjiri halaman rumah Asy-Syaikh Turkiy Al-Wadi'iy, dengan tembakan yang besar lagi dahsyat itu mengakibatkan mobil da'wah yang parkir di samping tempat penampung air rusak dan pintu serta dinding warung di samping maktabah Al-Falah mengalami kerusakan, begitu pula pagar tempat parkirnya mobil terkena percikan mortir tersebut.
KEJADIAN DI MALAM JUM'AT
Pada kajian "Shohih Muslim" bertepatan dengan malam Jum'at 16 Syawwal 1434, setelah Syaikhuna membaca dan menjelaskan kitab "Shohih Muslim" beliau memanggil salah seorang Arob Badui (Arob Pedalaman) yang hadir di majelis beliau, orang tersebut bergegas maju ke samping kursi Syaikhuna, lalu Syaikhuna memintanya untuk membaca surat dari Al-Qur'anul Karim, diapun membaca surat Al-Fatihah dan surat At-Takatsur, setelah itu Syaikhuna bertanya kepadanya: "Apa yang engkau tahu tentang Rofidhoh?", diapun menjawab: "Mereka itu seperti yang Alloh katakan:
{وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (11) أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ (12) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ (13) وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ (14) اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (15)} [البقرة: 11 - 15].
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi!", mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kalian sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang dungu itu telah beriman?". Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang dungu; tetapi mereka tidak mengetahui. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman", dan bila mereka kembali kepada syaithon-syaithon mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami bersama kalian, kami hanyalah berolok-olok". Alloh akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka". (Al-Baqoroh: 11-15).
Syaikhuna Hafizhohulloh berkata: "Saya memanggil dia (ya'ni orang Badui) tersebut, sehingga kita tahu bahwa ternyata tidak hanya para penuntut ilmu yang mengerti tentang kejelekan Rofidhoh namun ternyata orang Badui sekalipun memahami tentang kejelekan dan kebobrokan mereka".
Maka dengan demikian sudah sangat cukup ini sebagai bantahan terhadap orang-orang yang menganggap bahwa Rofidhoh adalah saudara mereka seagama, dan sangat mengherankan ternyata makar Rofidhoh yang dilakukan terhadap Ahlissunnah ini dijadikan peluang dan kesempatan emas oleh para hizbiyyun di Ma'bar, ketika mereka sudah mendengar bahwa di Dammaj terjadi lagi perang antara Ahlissunnah dengan Rofidhoh maka tiba-tiba ada seorang hizbiy asal Indonesia menelpon saudaranya di Dammaj dengan berkata: "Pergilah dari Dammaj, carilah tempat yang lain supaya bisa belajar", orang ini dari sebelumnya mengajak-ngajak untuk pergi dari Dammaj dan bahkan tidak segan-segan memintanya untuk pergi ke tempatnya di Ma'bar supaya belajar dengan pentolan para hizbiynya, sungguh teringat dengan perkataan Syaikhuna: "Belajar di Dammaj lalu terbunuh Insya Alloh syahid, adapun mengikuti ajakan mereka (para hizbiyyun) maka tersia-siakan bahkan sesat bersama mereka".
Apa yang beliau katakan Alhamdulillah telah berbukti, yang belajar di Dammaj kemudian terbunuh maka mereka mendapatkan karomah yang agung, belum lama jenazah-jenazah mereka dipindahkan dari pemakaman syuhada' lama ke pemakaman syuhada' baru dalam keadaan baik, badan-badan mereka utuh, adapun yang kabur dari Dammaj dan bergabung dengan para hizbiyyin tidaklah kita mendapati mereka melainkan keterpurukan, berloyalitas dengan ahlul bid'ah, menganggap Rofidhoh sebagai saudara mereka seagama, beramai-ramai mengemis dengan mendirikan jam'iyyah, yang awalnya mereka menganggap jam'iyyah hanyalah membendung da'wah namun belum punya da'wah sudah terlebih dahulu mendirikan jam'iyyah, Adib Lamongan, Kholiful Hadi dan yang semisal mereka "jam'iyyah dulu baru da'wah", belum berdiri pondok, jam'iyyah sudah tegak berdiri, belum lagi kedustaan-kedustaan dan penipuan-penipuan mereka tebarkan.  
YANG TERJADI PADA HARI JUM'AT
Pada hari Jum'at para penuntut ilmu bergegas mempersiapkan sarana untuk melakukan sholat Jum'at berjama'ah, ada dari mereka pergi mengangkat air untuk mandi jum'at, ada yang seperti biasanya mandi Jum'at ketika setelah terdengarkan azan shubuh yang kedua, supaya bergegas mencari keutamaan shoff pertama dan keutamaan berpagi-pagi datang ke masjid, ada yang siaga jaga di tempat-tempat jaga, bersamaan dengan itu kaum kafir Rofidhoh terus menerus melepaskan tembakan mortir dan penembak jitu mereka terus siaga, Alhmadulillah pada hari ini (Jum'at 16 Syawwal 1434) tidak ada korban dari pihak Ahlissunnah, bahkan pihak Rofidhoh menampakan kemarahan dengan menyuarakan: "Ahlussunnah tidak punya belas kasihan, para wanita kami mereka bunuh".
Demikianlah makar mereka dari sebelumnya, memutar balikkan fakta dan dusta serta khianat. Sudah merupakan kebiasaan mereka, bila hendak berperang atau sedang berjaga-jaga maka mereka memakan qot (sejenis ganja), mabuk-mabukkan asmara, dan membawa wanita-wanita pelacur mereka, yang mereka istilahkan dengan nikah mut'ah, di tempat-tempat tersebut mereka melakukan perzinaan, bahkan di tengah-tengah perang berkecamuk wanita-wanita pelacur mereka selalu menyertai mereka, bila datang tembakan dari pihak Ahlussunnah yang diarahkan kepada mereka maka otomatis mengenai mereka lagi bersamaan dengan wanita-wanita birahi mereka, merekapun mati bersama-sama semoga Alloh membinasakan mereka.
Setengah jam menjelang azan Ashar, datanglah lajnah (tim penengah)  bersama tim medisnya ke Dammaj dengan maksud untuk membuatkan perdamaian antara Ahlissunnah dengan kaum kafir Rofidhoh. Dengan adanya perdamaian baru itu keadaanpun berubah menjadi tenang dan tidak lagi terdengar tembakan-tembakan, namun sudah merupakan kebiasan buruk kaum kafir Rofidhoh dari sejak tragedi Muharrom 1433 hingga hari kita ini, mereka selalu khianat dan membuat kecurangan serta terus menerus membuat makar akan tetapi cukuplah bagi kami apa yang telah Alloh katakan:
{وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ} [آل عمران: 54]
"Dan mereka (orang-orang kafir itu) membuat makar (tipu daya), dan Alloh membalas tipu daya mereka itu. Dan Alloh adalah sebaik-baik pembalas tipu daya". (Ali Imron: 54).
PENUTUP
Pada pertempuran kali ini, yang terjadi dari hari Selasa hingga Jum'at mengakibatkan banyak berjatuhan korban dari pihak Rofidhoh, banyak dari kaum muslimin memberitakan bahwa yang terbunuh dari pihak Rofidhoh sekitar 200 (dua ratus) orang, ada pula yang memberitakan bahwa yang terbunuh lebih dari itu, yang terpenting bahwa yang terbunuh dari mereka adalah terbanyak begitupula yang luka-luka sangat banyak, semua itu karena pertolongan dan pembelaan dari Alloh Ta'ala untuk kaum muslimin Dammaj:
{فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (17) ذَلِكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ مُوهِنُ كَيْدِ الْكَافِرِينَ (18)} [الأنفال: 17، 18]
"Maka (yang sebenarnya) bukan kalian yang membunuh mereka, akan tetapi Allohlah yang membunuh mereka, dan bukan (pula) kalian yang melempar ketika kalian melempar, akan tetapi Alloh-lah yang  melempar. (Alloh berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi bala' kepada orang-orang yang beriman dengan bala' yang baik. Sesungguhnya Alloh adalah As-Sami' (Maha Mendengar) lagi Al-'Alim (Maha Mengetahui). Itulah (karunia Alloh yang dilimpahkan kepada kalian), dan sesungguhnya Alloh melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir". ". (Al-Anfal: 17-18).
Adapun yang terbunuh dari pihak Ahlissunnah adalah 6 (enam) orang, pada hari Jum'at sore yang luka-luka dari pihak Ahlissunnah langsung dibawa oleh tim medis Hilal Ahmar menuju Sho'dah lalu diberangkatkan dengan pesawat terbang menuju Shon'a yang siap dijemput oleh Asy-Syaikh Muhammad Mani' dan para Ahlissunnah di Shon'a.
Demikian yang bisa kami tuliskan pada pertemuan kali ini.
وبالله التوفيق
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك






[1]  Setelah perang yang keenam, beliau Rohimahulloh bersama kawan-kawan membangun matras (benteng) pertahanan di bukit Barroqoh, dan mereka menamai matras tersebut denga matras Hamzah. Pada pertempuran 1 Muharrom 1433, beliau mengalami luka parah, hingga tidak mampu berjalan melainkan ditemani kawan-kawan, kemudian  beliau keluar dari Dammaj untuk berobat, setelah sembuh, beliau langsung bergabung dengan para mujahidin yang bergerak ke wilayah Kitaf, dan di Kitaf beliau sematras dengan sebagian orang-orang Indonesia, diantara mereka adalah Abu Huroiroh Al-Andunisiy. Setelah terjadi perdamaian beliau (Hamzah) keluar da'wah di salah satu daerah di Yaman, di tempat da'wahnya beliau menikah dengan salah seorang wanita Yamaniyyah. Kemudian beliau kembali ke Dammaj untuk terus menuntut ilmu hingga beliau terbunuh di jalan Alloh semoga Alloh merohmatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar