BERTEMPUR LAGI!
BENAR-BENAR KALIAN
SEDANG DIUJI!
{أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ
الصَّابِرِينَ}
[آل
عمران: 142]
"Apakah kalian mengira bahwa kalian akan
masuk Jannah, padahal belum Alloh nyatakan siapa orang-orang yang berjihad
diantara kalian dan belum Dia nyatakan (pula) siapa orang-orang yang bersabar".
(Ali Imron: 142)
Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Semoga Alloh mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya dan
saudara-saudarinya
KATA PENGANTAR
بِسمِ الله
الرَّحمنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ،
أَحْمَدُهُ، وَأَسْتَعِينُهُ، وَأَسْتَنْصِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. أما بعد:
Sudah suatu kemestian bahwa orang-orang
kafir baik dari kalangan musyrikin ataupun munafiqin tidak akan pernah ridho
dengan umat Islam sampai umat Islam mengikuti agama mereka atau sampai umat
Islam keluar dari negri-negri mereka, sebagaimana yang diserukan oleh nenek
moyang mereka dalam menjalankan makar kepada para Rosul:
{وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ
لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ
الظَّالِمِينَ} [إبراهيم: 13]
"Orang-orang
kafir berkata kepada para Rosul mereka: "Kami sungguh-sungguh akan
mengusir kalian dari negeri kami atau kalian kembali kepada agama kami".
Maka Robb mereka mewahyukan kepada mereka: "Kami pasti akan membinasakan
orang-orang yang zholim itu". (Ibrohim:
13).
Demikian
pilihan yang mereka berikan, diusir dari kampung halaman atau kembali kepada
agama mereka?. Tindakan seperti ini dilakukan pula oleh kaum kafir Rofidhoh, mereka
menginginkan untuk mengusir Ahlissunnah dari propinsi Sho'dah-Yaman, mereka
mengusir Ahlissunnah dari kampung Munabbih, kemudian mereka juga berusaha
mengeluarkan Ahlissunnah dari kampung 'Abdain, dari kampung Thulul dan beberapa
tempat lainnya.
Demikianlah
keadaan mereka kaum kafir Rofidhoh, siapa yang menampakan sikapnya bersama
Ahlissunnah Dammaj, atau pergi menuntut ilmu di Dammaj maka mereka akan
memaksannya untuk mengikuti agama mereka, jika tidak maka mereka akan
mengusirnya, dan ini mereka lakukan berkali-kali terhadap Ahlissunnah,
terkhusus yang mukim di kampung 'Abdain.
Tindakan jahat
seperti ini ternyata diwarisi pula oleh para hizbiyyun yang sejaringan dengan
Luqman bin Muhammad Ba'abduh, mereka di kampung Hanunu (Seram Barat) mengusir
Abul 'Abbas Harmin Rohimahulloh dan keluarganya serta para shohabatnya,
dikarenakan menampakan loyalitas dengan Ahlissunnah yang membela Dammaj dan
mengutus adik-adik mereka ke Dammaj untuk menuntut ilmu, juga karena Abul
'Abbas Harmin Rohimahulloh menda'wahkan kepada pemurnian tauhid, perealisasian
alwala' wal baro', hidup 'iffah dengan tanpa minta-minta dan
tanpa jam'iyyah, dengan itu mereka murka hingga pada akhirnya mereka menzholimi
Abul 'Abbas Harmin Rohimahulloh dan keluarganya serta para shohabatnya
mereka zholimi.
Semoga apa
yang kami tuliskan ini menjadi pelajaran bagi yang masih memiliki akal untuk
berhati-hati dalam bersikap karena semua yang dilakukan akan dimintai
pertanggung jawabannya:
{إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]
"Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan dimintai pertangung
jawabannya". (Al-Isro':
36).
{وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ} [الزلزلة: 8]
"Dan
barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan kejelekan sebesar biji atom maka dia
akan melihat (balasan)nya". (Al-Zalzalah:
8).
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin
Salim Al-Limboriy
Pada hari Sabtu 17 Syawwal 1434
Di Darul Hadits Dammaj
AWAL
TERJADINYA PERTEMPURAN DI DAMMAJ
Pada sore hari setelah sholat ashar,
bertepatan dengan hari Selasa 13 Syawwal 1434, kaum kafir Rofidhoh mulai
melakukan makar baru, dengan target untuk menguasai salah satu kampung
Ahlissunnah, kampung tersebut bernama Thulul, mereka (kaum Rofidhoh) setelah
berhasil menguasai salah satu kampung Ahlissunnah yang bernama Munabbih mereka
mulai bergerak ke beberapa kampung, pada kali ini mereka mencoba melakukan
penyerangan terhadap Ahlissunnah yang berada di kampung Thulul.
Dengan penyerangan ini mengakibatkan
jatuhnya korban dari pihak Ahlissunnah, diantaranya adalah Bilal salah seorang
anak saudara pemilik maktabah Ibnu Taimiyyah Dammaj, beliau langsung meninggal dunia
semoga Alloh merohmatinya.
Kampung Thulul adalah termasuk salah
satu kampung tetangga Dammaj, antara kampung tersebut dengan Dammaj hanya dihalangi
sebuah gunung yang dinamai dengan gunung Thullab, ketika awal terjadi
penyerangan, bergegaslah Ahlussunnah maju membantu saudara-saudara mereka yang
berada di Thulul.
YANG TERJADI PADA HARI
RABU
Pada malam Rabu 14 Syawwal hingga
siang harinya mereka terus melakukan tembakan-tembakan ke lokasi-lokasi Dammaj,
dengan tembakan itu mengakibatkan salah seorang Ahlissunnah yang bernama Syakir
Al-Jazairiy terbunuh semoga Alloh merohmatinya, Abu Ziyad Al-Malayziy Hafizhohulloh
berkata: "Beliau (Syakir) meninggal terkena sneper, dan aku berada di dekatnya".
Pada hari ini (Rabu 14 Syawwal 1434),
kaum muslimin Dammaj mulai ramai keluar masuk toko-toko untuk membeli kebutuhan
pokok mereka, hal tersebut mereka lakukan karena masih mengenang waktu hishor
pada tahun lalu 1433, pada sore harinya tidaklah terlihat lagi di dalam toko-toko
melainkan hanya sedikit sekali dari barang-barang, adapun kebutuhan pokok dan
makanan harian seperti beras, gula, indomie, tepung terigu dan yang semisalnya
telah habis dibeli oleh para pengunjung. Yang memiliki uang membeli apa yang
dibutuhkannya secukup uangnya, yang tidak beruang hanyalah berkata: "Insya
Alloh kami makan bersama-sama di markiz", dan Alhamdulillah pada hari itu
makanan pokok seperti beras dan tepung sudah dipesan oleh Asy-Syaikh Ahmad
untuk kebutuhan markiz.
Pada hari tersebut semakin terlihat
rasa kasih sayang antara sesama, saling membantu dan saling menolong, biasanya
Abu Irbadh Al-Limboriy Hafizhohulloh mengantar makanan di Wathon setiap
hari tiga kali, kali ini kerepotan karena tidak bisa menggunakan sepeda motor, disebabkan
penembak jitu kaum kafir Rofidhoh selalu siaga di bukit Mudawwar dan beberapa
bukit lainnya, dengan keadaannya seperti itu, maka Abu Muhammad Al-Limboriy Hafizhohulloh
setelah membantu saudara-saudaranya mengantar kebutuhan-kebutuhan jaga ke bukti
Barroqoh dan ke Wathon beliau menyampaikan kepada kami untuk mencarikan teman untuk
menemani Abu Irbadh Al-Limboriy mengantar makanan ke Wathon, kamipun mencarikan
teman untuk menemani beliau, apalagi waktu perang yang jaga di Wathon bertambah
jumlahnya, makanan yang dibawapun bertambah banyak, yang membutuhkan pengantarnya
tiga orang atau lebih, Alhamdulillah sebagian ikhwan yang tidak memiliki
senjata bergegas membantunya dengan saling bergantian, Abu Darda' Al-Jawiy Hafizhohulloh
berkata: "Kami membantunya (ya'ni membantu Abu Irbadh Al-Limboriy)
mengantar makanan ke Wathon sangat capek, kami loncat-loncat karena Rofidhoh
terus menerus menembak".
Begitu pula pada malam hari yang
tidak bersenjata bergegas membantu menggali khondak dan mengantar
perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan di tempat-tempat jaga.
Ada yang sakit tidak mau ketinggalan
keutamaan jihad dan beramal sholih, diapun melihat apa yang ada di dalam kamarnya
untuk diberikan kepada yang sedang jihad, sampai ada salah seorang ketika sakit
dan dia melihat bahwa di dalam saku bajunya ada uang 100 (seratus) real dan
melihat di kamarnya ada sebungkus korma maka diapun membelikan buah-buahan lalu
membawanya bersama korma tersebut untuk saudara-saudaranya yang jaga, beliau
sedih karena tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan oleh
saudara-saudaranya yang lain; bisa jaga, bisa mengikuti kerja dan amalan-amalan
lainnya, beliau hanya berkata:
{ذَلِكَ
فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ}
[الجمعة: 4]
"Demikianlah karunia Alloh, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Alloh adalah mempunyai karunia yang besar". (Al-Jum'ah: 4).
YANG TERJADI PADA MALAM
KAMIS
Pada malam Kamis 15 Syawwal 1434,
Ahlussunnah melakukan penyerangan ke sekitar Thulul dengan tujuan untuk
mempertahankan kampung tersebut dari serangan Rofidhoh, dengan penyerangan itu,
mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak Ahlussunnah diantaranya Hamzah
Al-Jazairiy, dan beliau langsung meninggal dunia semoga Alloh merohmatinya[1].
Adapun dari pihak kaum kafir
Rofidhoh semoga Alloh binasakan mereka maka mereka lebih banyak korban, paling
banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka.
YANG TERJADI PADA HARI
KAMIS
Pada hari-hari tersebut tembakan
terus menerus terdengar, pada hari Kamis tanggal 15 Syawwal 1434, kaum muslimin
ditengah-tengah menegakan sholat zhuhur di masjid As-Sunnah Dammaj,
terdengarlah satu tembakan mortir dari pihak Rofidhoh yang jatuh di jalan
samping pemakaman Syuhada' lama, dengan tembakan itu mengakibatkan salah seorang
Ahlissunnah yang sedang menuju masjid untuk sholat berjama'ah terkena tembakan itu,
beliaupun terluka parah, sekitar 10 (sepuluh) menit kemudian mereka melepaskan
tembakan susulan, dalam selang-selang waktu tersebut mereka rutin melepaskan
tembakan mortir yang mengakibatkan salah seorang Ahlissunnah meninggal dunia di
lokasi yang sama (samping pemakaman Syuhada' lama) karena terkena ledakan
mortir susulan tersebut. Bersamaan dalam waktu tersebut mereka juga
melepaskan tembakan dengan menggunakan mortir mengakibatkan dua kamar di depan
pemakan syuhada' lama rusak, pintu kamarnya jebol dan temboknya bolong.
Menjelang ashar mereka (kaum kafir
Rofidhoh) melepaskan tembakan mortir yang ditargetkan ke kediaman Syaikhuna
Yahya hafizhohulloh, namun mengenai samping penampung air yang berada di
samping rumah Syaikhuna, dengan tembakan itu mengakibatkan pecahnya saluran air
hingga membanjiri halaman rumah Asy-Syaikh Turkiy Al-Wadi'iy, dengan tembakan
yang besar lagi dahsyat itu mengakibatkan mobil da'wah yang parkir di samping
tempat penampung air rusak dan pintu serta dinding warung di samping maktabah
Al-Falah mengalami kerusakan, begitu pula pagar tempat parkirnya mobil terkena
percikan mortir tersebut.
KEJADIAN DI MALAM JUM'AT
Pada kajian "Shohih Muslim"
bertepatan dengan malam Jum'at 16 Syawwal 1434, setelah Syaikhuna membaca dan
menjelaskan kitab "Shohih Muslim" beliau memanggil salah
seorang Arob Badui (Arob Pedalaman) yang hadir di majelis beliau, orang
tersebut bergegas maju ke samping kursi Syaikhuna, lalu Syaikhuna memintanya
untuk membaca surat dari Al-Qur'anul Karim, diapun membaca surat Al-Fatihah dan
surat At-Takatsur, setelah itu Syaikhuna bertanya kepadanya: "Apa yang
engkau tahu tentang Rofidhoh?", diapun menjawab: "Mereka itu seperti
yang Alloh katakan:
{وَإِذَا قِيلَ
لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (11)
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ (12) وَإِذَا قِيلَ
لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ (13) وَإِذَا لَقُوا
الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا
إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ (14) اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ
بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (15)} [البقرة: 11 - 15].
"Dan
apabila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kalian membuat kerusakan di
muka bumi!", mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan". Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang
yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. Apabila dikatakan kepada
mereka: "Berimanlah kalian sebagaimana orang-orang lain telah
beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang dungu itu telah beriman?". Ingatlah, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang dungu; tetapi mereka tidak mengetahui. Dan bila
mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami
telah beriman", dan bila mereka kembali kepada syaithon-syaithon mereka,
mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami bersama kalian, kami hanyalah berolok-olok". Alloh akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan
mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka". (Al-Baqoroh:
11-15).
Syaikhuna Hafizhohulloh berkata:
"Saya memanggil dia (ya'ni orang Badui) tersebut, sehingga kita tahu bahwa
ternyata tidak hanya para penuntut ilmu yang mengerti tentang kejelekan
Rofidhoh namun ternyata orang Badui sekalipun memahami tentang kejelekan dan
kebobrokan mereka".
Maka dengan demikian sudah
sangat cukup ini sebagai bantahan terhadap orang-orang yang menganggap bahwa
Rofidhoh adalah saudara mereka seagama, dan sangat mengherankan ternyata makar
Rofidhoh yang dilakukan terhadap Ahlissunnah ini dijadikan peluang dan
kesempatan emas oleh para hizbiyyun di Ma'bar, ketika mereka sudah mendengar
bahwa di Dammaj terjadi lagi perang antara Ahlissunnah dengan Rofidhoh maka
tiba-tiba ada seorang hizbiy asal Indonesia menelpon saudaranya di Dammaj
dengan berkata: "Pergilah dari Dammaj, carilah tempat yang lain supaya
bisa belajar", orang ini dari sebelumnya mengajak-ngajak untuk pergi dari
Dammaj dan bahkan tidak segan-segan memintanya untuk pergi ke tempatnya di
Ma'bar supaya belajar dengan pentolan para hizbiynya, sungguh teringat dengan
perkataan Syaikhuna: "Belajar di Dammaj lalu terbunuh Insya Alloh syahid,
adapun mengikuti ajakan mereka (para hizbiyyun) maka tersia-siakan bahkan sesat
bersama mereka".
Apa yang beliau katakan Alhamdulillah
telah berbukti, yang belajar di Dammaj kemudian terbunuh maka mereka
mendapatkan karomah yang agung, belum lama jenazah-jenazah mereka dipindahkan
dari pemakaman syuhada' lama ke pemakaman syuhada' baru dalam keadaan baik,
badan-badan mereka utuh, adapun yang kabur dari Dammaj dan bergabung dengan
para hizbiyyin tidaklah kita mendapati mereka melainkan keterpurukan, berloyalitas
dengan ahlul bid'ah, menganggap Rofidhoh sebagai saudara mereka seagama, beramai-ramai
mengemis dengan mendirikan jam'iyyah, yang awalnya mereka menganggap jam'iyyah
hanyalah membendung da'wah namun belum punya da'wah sudah terlebih dahulu
mendirikan jam'iyyah, Adib Lamongan, Kholiful Hadi dan yang semisal mereka "jam'iyyah
dulu baru da'wah", belum berdiri pondok, jam'iyyah sudah tegak berdiri, belum
lagi kedustaan-kedustaan dan penipuan-penipuan mereka tebarkan.
YANG TERJADI PADA HARI
JUM'AT
Pada hari Jum'at para penuntut
ilmu bergegas mempersiapkan sarana untuk melakukan sholat Jum'at berjama'ah,
ada dari mereka pergi mengangkat air untuk mandi jum'at, ada yang seperti
biasanya mandi Jum'at ketika setelah terdengarkan azan shubuh yang kedua,
supaya bergegas mencari keutamaan shoff pertama dan keutamaan berpagi-pagi
datang ke masjid, ada yang siaga jaga di tempat-tempat jaga, bersamaan dengan
itu kaum kafir Rofidhoh terus menerus melepaskan tembakan mortir dan penembak
jitu mereka terus siaga, Alhmadulillah pada hari ini (Jum'at 16 Syawwal 1434)
tidak ada korban dari pihak Ahlissunnah, bahkan pihak Rofidhoh menampakan
kemarahan dengan menyuarakan: "Ahlussunnah tidak punya belas kasihan, para
wanita kami mereka bunuh".
Demikianlah makar mereka dari
sebelumnya, memutar balikkan fakta dan dusta serta khianat. Sudah merupakan
kebiasaan mereka, bila hendak berperang atau sedang berjaga-jaga maka mereka memakan
qot (sejenis ganja), mabuk-mabukkan asmara, dan membawa wanita-wanita pelacur
mereka, yang mereka istilahkan dengan nikah mut'ah, di tempat-tempat tersebut
mereka melakukan perzinaan, bahkan di tengah-tengah perang berkecamuk
wanita-wanita pelacur mereka selalu menyertai mereka, bila datang tembakan dari
pihak Ahlussunnah yang diarahkan kepada mereka maka otomatis mengenai mereka lagi
bersamaan dengan wanita-wanita birahi mereka, merekapun mati bersama-sama semoga
Alloh membinasakan mereka.
Setengah jam menjelang azan
Ashar, datanglah lajnah (tim penengah)
bersama tim medisnya ke Dammaj dengan maksud untuk membuatkan perdamaian
antara Ahlissunnah dengan kaum kafir Rofidhoh. Dengan adanya perdamaian baru
itu keadaanpun berubah menjadi tenang dan tidak lagi terdengar
tembakan-tembakan, namun sudah merupakan kebiasan buruk kaum kafir Rofidhoh
dari sejak tragedi Muharrom 1433 hingga hari kita ini, mereka selalu khianat
dan membuat kecurangan serta terus menerus membuat makar akan tetapi cukuplah
bagi kami apa yang telah Alloh katakan:
{وَمَكَرُوا
وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ} [آل عمران: 54]
"Dan
mereka (orang-orang kafir itu) membuat makar (tipu daya), dan Alloh membalas
tipu daya mereka itu. Dan Alloh adalah sebaik-baik pembalas tipu daya". (Ali Imron: 54).
PENUTUP
Pada pertempuran kali ini, yang
terjadi dari hari Selasa hingga Jum'at mengakibatkan banyak berjatuhan korban
dari pihak Rofidhoh, banyak dari kaum muslimin memberitakan bahwa yang terbunuh
dari pihak Rofidhoh sekitar 200 (dua ratus) orang, ada pula yang memberitakan
bahwa yang terbunuh lebih dari itu, yang terpenting bahwa yang terbunuh dari mereka
adalah terbanyak begitupula yang luka-luka sangat banyak, semua itu karena
pertolongan dan pembelaan dari Alloh Ta'ala untuk kaum muslimin Dammaj:
{فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ
وَلَكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ
رَمَى وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ (17) ذَلِكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ مُوهِنُ كَيْدِ الْكَافِرِينَ (18)}
[الأنفال: 17، 18]
"Maka
(yang sebenarnya) bukan kalian yang membunuh mereka, akan tetapi Allohlah yang
membunuh mereka, dan bukan (pula) kalian yang melempar ketika kalian melempar,
akan tetapi Alloh-lah yang melempar.
(Alloh berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi bala'
kepada orang-orang yang beriman dengan bala' yang baik. Sesungguhnya Alloh
adalah As-Sami' (Maha Mendengar) lagi Al-'Alim (Maha Mengetahui). Itulah
(karunia Alloh yang dilimpahkan kepada kalian), dan sesungguhnya Alloh
melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir". ". (Al-Anfal: 17-18).
Adapun yang terbunuh dari pihak
Ahlissunnah adalah 6 (enam) orang, pada hari Jum'at sore yang luka-luka dari
pihak Ahlissunnah langsung dibawa oleh tim medis Hilal Ahmar menuju Sho'dah
lalu diberangkatkan dengan pesawat terbang menuju Shon'a yang siap dijemput
oleh Asy-Syaikh Muhammad Mani' dan para Ahlissunnah di Shon'a.
Demikian yang bisa kami tuliskan
pada pertemuan kali ini.
وبالله التوفيق
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
[1] Setelah perang yang keenam, beliau Rohimahulloh
bersama kawan-kawan membangun matras (benteng) pertahanan di bukit Barroqoh,
dan mereka menamai matras tersebut denga matras Hamzah. Pada pertempuran 1
Muharrom 1433, beliau mengalami luka parah, hingga tidak mampu berjalan
melainkan ditemani kawan-kawan, kemudian
beliau keluar dari Dammaj untuk berobat, setelah sembuh, beliau langsung
bergabung dengan para mujahidin yang bergerak ke wilayah Kitaf, dan di Kitaf
beliau sematras dengan sebagian orang-orang Indonesia, diantara mereka adalah
Abu Huroiroh Al-Andunisiy. Setelah terjadi perdamaian beliau (Hamzah) keluar
da'wah di salah satu daerah di Yaman, di tempat da'wahnya beliau menikah dengan
salah seorang wanita Yamaniyyah. Kemudian beliau kembali ke Dammaj untuk terus
menuntut ilmu hingga beliau terbunuh di jalan Alloh semoga Alloh
merohmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar