بِسمِ الله
الرَّحمنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ
أَحْمَدُهُ، وَأَسْتَعِينُهُ، وَأَسْتَنْصِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أمَّا بَعدُ:
Tidaklah seseorang
menanam rasa benci dan dendam kepada orang lain atau kepada suatu kelompok
melainkan karena ada penyelisihan kepadanya, dengan penyelisihan itu membuat
orang tersebut merasa murka, hingga berupaya untuk mencelakakannya dengan
berbagai macam cara, sampai-sampai menghalalkan segala cara untuk mencapai
keinginannya Na'udzubillah (kita berlindung kepada Alloh).
Begitu pula
kita dapati bahwa beberapa kiyai dan bahkan ada yang dikatakan sebagai syaikh melontarkan
tuduhan dan celaan terhadap siapa saja yang menyelisihi mereka, terkadang
dikatakan Wahhabiy, terkadang dikatakan Khowarij dan terkadang dikatakan
Salafiy Yamaniy.
Apa yang
menyebabkan mereka bermudah-mudahan dalam menghukumi seperti itu?, ada apa
dibalik ini semuanya?.
Pelan-pelan
wahai pak kiyai!, pelan-pelan wahai pak ustadz!, pelan-pelan wahai syaikh dalam
menghukumi:
{وَلَا
تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ
كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya". (Al-Isro': 36).
Sungguh telah lewat kepada kami perkataan pak Idahram bahwa negri Saudi
Arobia adalah negri Wahhabiy, dan pak Idahram sendiri menyinggung bahwa tempat pengajian
Al-Imam Asy-Syafi'iy sekarang dijadikan sebagai tempat WC atau seperti yang dia
katakan.
Bila pak Idahram katakan seperti ini maka sungguh pak Idahram sudah
tidak bisa mencermati perkembangan dan perubahan zaman yang berkaitan dengan
pembangunan, di negri Saudi terkhusus di kota Makkah penduduknya sudah sangat
padat, maka jika benar perubahan itu dilakukan maka bukan berarti itu adalah
penghinaan terhadap peradaban Al-Imam Asy-Syafi'iy.
Al-Hamdulillah pemerintah Saudi juga ulama Salafiyyah Ahlussunnah mereka
semuanya memuliakan Al-Imam Asy-Syafi'iy Rohimahulloh, kitab-kitab
beliau mereka ajarkan, dalil-dalil yang disebutkan oleh Al-Imam Asy-Syafi'iy
mereka amalkan.
Adapun perombakan suatu bangunan atau suatu tempat maka ini adalah
kebijakan penguasa dan urusannya kembali kepada mereka, dan ini adalah perkara biasa
dari zaman Nabi Shollallou 'Alaihi wa Sallam.
Tidak diragukan lagi bahwa banyak kiyai dan bahkan pak Idahram sendiri mengagumkan
kuburan, lebih-lebih kuburan para wali maka penganggungannya melebihi yang
lainnya, lalu bagaimana dengan perbuatan Nabi Shollallou 'Alaihi wa Sallam
dan para shohabatnya ketika mereka hijroh ke Yatsrib?.
Sesampainya di Yastrib mereka mulai melakukan perombakan; kuburan
digali dan para jenazahnya dipindahkan ke lokasi lain, apakah perbuatan ini
menyelisihi pengagungan terhadap kuburan?.
Setelah pemindahan jenazah-jenazah ke lokasi lain, dibangunkanlah
masjid yang kemudian dikatakan sebagai masjid Nabi Shollallou 'Alaihi wa
Sallam.
Demikian syari'at yang dibawa oleh Rosululloh Shollallou 'Alaihi wa
Sallam, tidaklah diperkenankan untuk menjadikan masjid sebagai kuburan atau
kuburan sebagai masjid, namun syari'at ini kemudian diselisihi oleh umat
manusia, lihat kembali tulisan kami "SEJARAH
PENGHINAAN YANG BERTUBI-TUBI"
dan tulisan "PERMUSUHAN MEREKA
BUKAN KEPADA WAHHABIY AKAN TETAPI KEPADA NABIY".
Tidak hanya perombakan lokasi kuburan bahkan Yatsrib diganti dengan
nama Madinah.
Tidak ada dari orang yang beriman membenci perubahan tersebut melainkan
hanya orang-orang Yahudi, maka tidakkah pak Idahram dan para kiyai khowatir
akan bersikap seperti sikapnya orang Yahudi?.
KENAPA PEPERANGAN ITU TERJADI?
Pak Idahram dan beberapa kiyai menyebutkan bahwa orang-orang Wahhabiy
menumpahkan darah manusia, diantaranya di Suadi Arobia.
Orang yang berpendidikan tentu tidak akan serampangan menghukumi dengan
seenak akalnya sendiri, bila seseorang meninjau dan membaca sejarah da'wah Nabi
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam maka dia akan mengetahui sebab apakah yang
membuat Nabi Shollallou 'Alaihi wa Sallam dan para shohabatnya memerangi
kaum Quroisy?, padahal mereka mengaku beragama dengan agama nenek moyang
mereka:
{وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا
بَلْ نَتَّبِعُ مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا} [لقمان: 21]
"Jika dikatakan kepada mereka: Ikutilah oleh
kalian apa-apa yang telah Alloh turunkan!, maka mereka berkata: Bahkan kami
akan mengikuti apa yang telah kami dapati tentangnya pada nenek moyang
kami".
(Luqman: 21).
Jika diurutkan siapa nenek moyang mereka orang-orang Quroisy itu? maka
tentu mereka akan sebutkan hingga ujung-ujungnya kepada Nabi Isma'il 'Alaihis
Sallam, jika seperti itu alasan mereka, maka kenapa Rosululloh Shollallou
'Alaihi wa Sallam dan para shohabatnya memerangi mereka?.
Kenapa musyrikin Quroisy diperangi, bukankan mereka mengakui adanya
Alloh dan mereka menganggap bahwa Alloh adalah Robb mereka:
{قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ
يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ
اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ} [يونس: 31]
"Katakanlah: Siapa yang memberikan rezqi
kepada kalian dari langit dan dari bumi?, siapa yang mengadakan pendengaran dan
penglihatan?, dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang
mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapa yang mengatur perkara? Maka
tentu mereka akan mengatakan: "Alloh", maka mengapa kalian tidak
bertaqwa". (Yunus: 31).
Tidak hanya itu pengakuan mereka, bahkan terkadang mereka berdoa dengan
ikhlas kepada Alloh Ta'ala:
{فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ
الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُون} [العنكبوت:
65]
"Tatkala mereka naik ke perahu maka mereka
berdoa kepada Alloh dengan mengikhlaskan doa kepada-Nya, maka tatkala Alloh selamatkan
mereka sampai di daratan merekapun berbuat kesyirikan". (Al-'Ankabut: 65).
Tidaklah Nabi memerangi mereka melainkan karena mereka menyekutukan
Alloh Ta'ala, beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«أَخْرِجُوا الْمُشْرِكِينَ مِنْ جَزِيرَةِ الْعَرَبِ»
"Keluarkanlah orang-orang musyrik (yang
menyekutukan Alloh) dari jaziroh Arob". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim
dari hadits Ibnu 'Abbas.
Maka bukan suatu kesalahan kalau pemerintah kerajaan Saudi Arobia
bekerja sama dengan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdiy mengusir dan
memerangi orang-orang musyrik yang berada di jaziroh Arob ketika itu, bahkan
pemerintah kerajaan Saudi Arobia yang bekerja sama dengan Asy-Syaikh Muhammad
bin Abdil Wahhab An-Najdiy di atas kebenaran dalam menjalankan perintah Alloh Ta'ala:
{وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ
كُلُّهُ لِلَّهِ} [الأنفال: 39]
"Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi
fitnah, dan supaya peribadahan seluruhnya untuk Alloh". (Al-Anfal: 39).
KAUM MUSYRIKIN YANG DIPERANGI OLEH NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA
SALLAM SAMA DENGAN KAUM MUSYRIKIN YANG DI PERANGI OLEH PEMERINTAH KERAJAAN
SAUDI AROBIA DI ZAMAN ITU
Pada asalnya kaum musyrikin tidak diperangi, namun mereka mencegah dan
melarang tersebarnya da'wah tauhid, tidak hanya itu bahkan Nabi dan para
shohabatnya diusir oleh orang-orang yang menyekutukan Alloh dari kota Makkah.
Begitu pula Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdiy Rohimahulloh,
asalnya beliau hanya berda'wah, kemudian dipersempit da'wahnya, bahkan beliau
diusir, Alhamdulillah Alloh menolongnya dengan dipertemukan dengan Alu
Su'ud sebagaimana Alloh menolong Nabi-Nya dengan dipertemukan dengan kaum
Anshor yang mereka menolong da'wahnya.
Kaum musyrikin di zaman Nabi mereka menjadikan para wali (orang-orang
sholih) sebagai perantara doa-doa mereka kepada Alloh, mereka mengagungkan dan menjadikan
gambar-gambar untuk mengenang mereka, hingga dijadikanlah patung-patung, Alloh Subhanahu wa Ta'ala
berkata:
{وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا
وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا} [نوح: 23]
"Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kalian
meninggalkan sesembahan-sesembahan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian
meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan
Nasr". [Nuh: 23].
Abdulloh
bin 'Abbas Rodhiyallohu 'Anhuma berkata: "Ini adalah nama orang-orang sholih dari kaum
Nabi Nuh –'Alaihissalam-, tatkala mereka meninggal dunia, syaithon
membisikkan kepada kaumnya supaya mereka membangun patung-patung di tempat
majelis mereka dan agar patung itu dinamakan sesuai dengan nama orang-orang
sholih tersebut. Orang-orang itupun menuruti dan ketika itu mereka masih belum
disembah. Setelah para pembangun patung itu meninggal dunia dan beralih
generasi, patung-patung itupun disembah.” [Lihat "Shohih Al-Bukhoriy"
bersama"Fathul Baariy'" karya Al-Hafizh Ibnu Hajar yang beliau
bermazhab Asy-Syafi'iy].
Orang-orang yang menyukutukan Alloh di zaman ini tidak senang kalau
dikatakan mereka menyembah kuburan, mereka mengatakan bahwa mereka tidak
menyembah kuburan namun mereka menjadikannya sebagai wasilah atau perantara
untuk mendekatkan diri kepada Alloh, dan ini jelas tidak ada perbedaannya
dengan orang-orang yang menyukutukan Alloh di zaman Nabi:
{وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى} [الزمر: 3]
"Dan orang-orang yang menjadikan pelindung
selain Alloh (mereka berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan
supaya mereka mendekatkan kami kepada Alloh dengan sedekat- dekatnya". (Az-Zumar: 3).
Demikian alasan mereka, namun Rosululloh tidak memberi toleransi bagi
mereka, bahkan mereka diperangi dan diusir dari jaziroh Arob.
DA'WAH TAUHID BUKAN DA'WAH KHOWARIJ
Diantara kesimpulan dari pak Idahram dan para kiyai yang sepemahaman
dengannya bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdiy Rohimahulloh keluar
dari ketaatan kepada penguasa yang sah.
Ini persis pula yang dituduhkan oleh para pelaku syirik kepada Imam
Bonjol Rohimahulloh bahwa beliau keluar dari ketaatan kepada penguasa di
Sumatra ketika itu, padahal jelas beliau berjuang memerangi penjajah Belanda
dan bahkan beliau ikut diperangi oleh kaum yang menyekutukan Alloh, begitu pula
pemerintah di Saudi Arobia ketika itu.
Tidaklah pak Idahram dan para kiyai yang sepemahaman dengannya
melontarkan tuduhan itu melainkan memiliki pendirian yang sama dengan
orang-orang Yahudi, Nasroni dan Majusi di zaman Nabi Shollallohu 'Alaihi wa
Sallam, ketika Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam mulai berda'wah
merekapun khowatir atas da'wahnya, hingga Hiraklius Raja Romawi mengakui hal
ini sebagaimana perkataannya kepada Abu Sufyan:
"فَإِنْ كَانَ مَا تَقُولُ حَقًّا فَسَيَمْلِكُ مَوْضِعَ
قَدَمَيَّ هَاتَيْنِ".
"Jika apa yang telah kamu katakan benar maka
dia (Rosululloh) akan menguasai kerajaanku (tempat berpijaknya kedua kakiku
ini)". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari hadits Ibnu 'Abbas.
Jelas ketika pasukan kaum muslimin masuk menggempur Romawi dan Persia
maka masyarakat mereka yang beragama Yahudi, Nasroni dan Majusi menganggap itu
sebagai bentuk pemberontakan yang nyata terhadap kerajaan mereka.
Maka kita katakan bahwa da'wah Al-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab
An-Najdiy Rohimahulloh adalah da'wah Rosululloh Shollallohu 'Alaihi
wa Sallam, siapa yang menerimanya maka Alloh kokohkan sebagaimana Alloh
kokohkan pemerintahan Alu Su'ud di kerajaan Suadi Arobia, dan barang siapa yang
menentang da'wah tersebut maka keruntuhan bagi mereka.
Hal ini sebagaimana diakui sendiri oleh Raja Romawi Hiraklius yang dia
berkata kepada para mentri dan rakyatnya:
"يَا مَعْشَرَ الرُّومِ، هَلْ لَكُمْ فِي الفَلاَحِ
وَالرُّشْدِ، وَأَنْ يَثْبُتَ مُلْكُكُمْ، فَتُبَايِعُوا هَذَا النَّبِيَّ؟".
"Wahai masyarakat Romawi, tidakkah kalian
menginginkan kejayaan dan petunjuk?! dan jika kalian ingin kekekokohan kerajaan
kalian maka kokohkan pendirian kalian (untuk mengikuti) Nabi ini (ya'ni
Rosululloh)". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari hadits Ibnu
'Abbas.
Dan kita bersyukur karena kerajaan Saudi Arobia telah Alloh jaga dengan
dimunculkan raja dan ulama yang perhatian dengan da'wah tauhid yang diajarkan
oleh Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam.
Kalaupun ada yang melakukan teror berupa pengeboman yang ciri-cirinya
berjenggot dan bercelana di atas mata kaki, maka tidak dibenarkan untuk
menghukumi kalau mereka adalah Wahhabiy, karena ciri-ciri tersebut adalah ada juga
pada Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam.
Begitu pula jangan serampangan menghukumi salafiy sebagai khowarij, sebagaimana
yang dituduhkan kepada Asy-Syaikh Muqbil bahwa beliau adalah termasuk khowarij
karena fatwanya tersebar tentang perintah jihad ke Ambon.
Kaum muslimin Indonesia ketika itu dikenakan fatwa beliau untuk
menolong kaum muslimin di Ambon yang mayoritas warga Ambon mengaku bermazhab Al-Imam
Asy-Syafi'iy, yang mereka dibantai oleh kaum salibis RMS ketika itu, lalu
kemudian banyak dari orang-orang yang mengaku sebagai salafiy beramai-ramai
demo ke istana Jakarta dengan membawa pedang maka ketahuilah bahwa perbuatan
mereka itu tidak masuk sedikitpun dari fatwa Asy-Syaikh Muqbil dan ulama Salafiy
lainnya bahkan itu masuk tindakan yang diluar manhaj dan aqidah Salafiyyah
Ahlissunnah wal Jama'ah.
Tidak menutup kemungkinan tulisan kami juga akan tersebar di situs atau
tersebar di kalangan orang-orang yang bermanhaj khowarij atau bahkan mereka
sebarkan dengan sengaja, maka jangan serentak mengatakan bahwa kami adalah
termasuk khowarij!, atau bisa jadi khowarij menjadikan perkataan kami sebagai
penguat atas hujjah mereka maka jangan serampangan mengatakan kami bersama
khowarij atau kami termasuk khowarij, karena jika kami dikatakan seperti itu
maka tidak lepas Nabi kami Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam akan
dikatakan seperti itu, karena merupakan salah satu ciri dari ciri-ciri khowarij
adalah:
"يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ البَرِيَّةِ".
"Mereka berkata dengan yang terbaiknya
perkataan makhluk". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari Ali bin Abi Tholib dari
Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, dan ini adalah lafazhnya
Al-Bukhoriy.
Yang ma'nanya adalah:
"أي من خير ما تقوله البرية.
"Yaitu dari sebaik-baiknya apa yang dikatakan
oleh makhluk terbaik (ya'ni Rosululloh)".
Jadi mereka para khowarij itu terkadang berdalil, mereka membawakan
dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagaimana kaum musyrikin juga berdalil dan
memiliki hujjah namun mereka menempatkannya bukan pada tempatnya.
Al-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdiy Rohimahulloh
berkata: "Dan
terkadang musuh-musuh tauhid memiliki banyak ilmu, kitab-kitab dan
hujjah-hujjah sebagaimana perkataan-Nya:
{فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا
عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (83)}
[غافر: 83]
"Maka tatkala datang kepada mereka Rosul-rosul (yang
diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa
senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh adzab
Alloh yang selalu mereka perolok-olokkan itu". [Ghofir: 83]".
["Majmu’ At-Tauhid", hal. 45-46].
Orang yang memeluk agama Islam, bagaimanapun keadaannya tentu akan
mengingkari orang yang mengatakan bahwa Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
termasuk khowarij atau teroris.
Maka barangsiapa yang menuduhkan kepada Nabi Shollallohu 'Alaihi wa
Sallam atau kepada para pengikut
setianya sebagai khowarij atau menganggap amalan-amalan sunnah yang dilakukan
oleh para pengikut setia Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam sebagai ciri
khowarij maka dia telah membuat kedustaan dan penghinaan yang nyata terhadap
apa yang dibawa oleh Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam maka tidak
diharapkan kebaikannya, karena sebab penyelisihan dan penentangannya:
{وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ
الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا} [النساء: 115]
"Dan barangsiapa
yang menentang Ar-Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan
yang bukan jalan orang-orang yang beriman maka Kami biarkan dia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan dia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu sejelek-jelek tempat kembali".
(An-Nisa': 115).
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
سبحانك اللهم وبحمدك لا اله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Ditulis
oleh:
Abu Ahmad
Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Di Darul
Hadits Dammaj-Yaman
Pada
Ahad-Dhuhah/1 Sya'ban/1434.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar